3

10K 60 0
                                    

Pagi hari ini cuaca masih sama seperti semalam dengan hujan yang terus turun beserta kabut. Udara yang berubah menjadi semakin dingin tidak ada apa-apanya dengan kondisi di kamar utama Villa ini.

Keduanya sudah berkeringat bersama, berolahraga pagi di atas ranjang. Entah dorongan dari mana keduanya seolah tidak ada lelahnya, saat bangun tidur subuh tadi kedua kembali bergumul bersama. Bahkan tidak satupun dari mereka berusaha menghentikan persetubuhan mereka.

"I love you Baby" ucap Yuda setiap ia mengeluarkan spermanya di rumah penisnya.

"Eumhhh enaaakk" Jesslina meremang, entah sudah berapa banyak cairan sperma Yuda di kewanitaanya yang jelas ia tetap merasa nikmat saat cairan itu memenuhi dirinya.

Seharian ini baik Yuda maupun Jesslina hanya sibuk dengan urusan ranjang berdua. Keduanya tidak menyentuh ponsel sekalipun. Saat lapar barulah mereka menyiapkan makanan dan makan bersama di meja makan tanpa sehelai baju. Setelah makan mereka beristirahat sebentar sambil duduk bersama didepan perapian dengan Jesslina berada diantara paha Yuda, dan tangan mereka pun tidak bisa diam selalu saling menggerayangi tubuh satu sama lain yang berakhir mereka kembali melakukannya.

***

Minggu pagi kondisi sekitar Villa sudah lebih baik tinggal kabut tebal yang turun, selesai mandi bersama keduanya memutuskan untuk sarapan bersama. Beres sarapan mereka kembali ke sofa depan perapian lagi, sambil berbincang-bincang yang diakhiri dengan ciuman panas mereka.

Kringg... Kring...

Disaat ciuman panas mereka, terdengar suara handpohone berbunyi, dengan enggan Yuda melepaskan ciuman mereka, dan mengangkat telepon itu yang ternyata dari Winnie.

"Ya, Winnie ada apa?"

"Sepertinya aku, Lio dan Ibu Dewy tidak jadi menyusul. Kami akan langsung pulang saja, kabut menghalangi jarak pandang"

"Oh, oke kalau begitu aku dan Nana akan pulang saat kabut sudah menipis"

"Ya, seperti itu saja. Jangan memaksakan jika kabut masih tebal berbahaya. Oh, iya dimana Nana?"

"Nana? Dia sedang dikamarnya membereskan kamar. Mau bicara?"

"Tidak usah, ku kira Nana belum bangun. Oke kalau begitu bye sayang"

"Eung, bye"

Setelah sambugan telepon mati Yuda pun meletakkan asal dan melihat Jesslina yang menatapnya dengan penasaran.

"Kenapa Baby?" tanya Yuda sambil terkekeh melihat ekspresi penasaran Jesslina

"Mama bilang apa?"

"Mama bilang, kalau mereka akan langsung pulang saja karena kabut yang masih turun"

Mendengar perkataan Yuda mata Jesslina pun terlihat berbinar seperti mendapatkan lotre

"Wahhh, berarti di Villa ini kita akan terus berduang dong? Nana senang!!"

Mendengar jawaban Jesslina, Yuda pun tertawa kencang.

"Yes Baby kita akan berdua sampai pulang. Artinya kita akan bebas melakukan apa saja" ucap Yuda yang kini jarinya sudah kembali menggoda kewanitaan Jesslina

"Anggghhh, D-daddyhh" erang Jesslina sambil berusaha menahan tangan Yuda yang semakin mengaduk kewanitaannya.

"N-nohh, kita harus cari obatnya dulu" ucap Jesslina. Mendengar ucapan Jesslina, Yuda pun segera memberhentikan aksinya.

Betul ia dan Jesslina harus ke kota untuk membeli obat pencegah kehamilan, karena obat Winnie yang ada disini sudah habis setelah diminum kemarin sore. Segera Yuda mengangkat Jesslina untuk masuk ke dalam kamar yang mereka tempati, dan berlanjut ganti baju. Beruntung baju Winnie masih ada yang tertinggal disini.

Our SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang