Dilema

117 5 0
                                    

***

Kira-kira anak itu udah berangkat belum ya ?, batin Ferli yang masih makan di meja makan bersama mama dan papanya.

" Kak, ayo dong anterin gue. Udah stengah delapan nih ", oceh Catherine setengah berlari dari tangga ke arah Ferli.

" Yaelah, 'kan lo sendiri yang kebo, kok gue yang dimarahin sih ? ", sahut Ferli kesal.

" Ya udah, makanya itu ayo buruan. Entar gue telat tahu ", lagi-lagi Catherine mengoceh.

Belum sempat menghabiskan sarapannya, Ferli sudah ditarik oleh Catherine.

" Ma, Pa, aku berangkat duluan ya ", ucap Catherine mencium pipi mamanya. " Bye ".

" Loh, kok gak sarapan dulu sayang ? ", tanya Mama.

" Aduh, Ma, gak sempat lagi. Entar Katty telat ", ucap Catherine yang menarik Ferli menuju motornya.

" Hati-hati ya sayang ", ucap Mama sedikit teriak.

" Iya Ma ", teriak Catherine.

Motor Ferli pun segera melesat ke kampus Catherine. Kemudian setengah jam kemudian sampai di depan gerbang kampusnya.

" Ya udah, kalo gitu gue masuk ya kak. Bye ", ucap Catherine seraya berlari masuk ke dalam kampus.

" Ya elah nih anak, bukannya bilang makasih dulu, eh malah main nyosor aja masuk ke dalam. Dasar adek durhaka. Gue hapus ntar nama lo dari kartu keluarga, tahu rasa lo ", Ferli mengomel sendiri.

Saat bergegas pergi, Ferli tak sengaja melihat ke arah Nila dibonceng oleh pria naik motor ninja hitam masuk ke dalam kampus itu.

Pantesan aja kalo gue deketin dia selalu menjauh, ternyata udah punya pacar. Sia-sia dong usaha gue ", batin Ferli kecewa.

Kemudian Ferli pun segera melesatkan motor ninja putih kesayangannya menuju kampusnya.

" Muka lo kenapa Fer ? Kayak kain yang habis dikucek-kucek ", ledek Tommy, sahabat Ferli, saat Ferli baey sampai di kantin kampus.

" Lebih tepatnya hati gue yang dikucek-kucek ", ucap Ferli menunjukkan tampang menyedihkan.

" Lagak lo, dramatis tahu gak. Geli gue ", ucap Tommy menoyor kepala Ferli.

" Sialan lo ya, main noyor-noyor kepala gue aja ", ucap Ferli balas menoyor kepala Tommy.

" Ini pesanannya ya dek ", ucap ibu penjaga kantin mengantar pesanan yang sudah dipesan Tommy duluan.

" Makasih ya bu ", ucap Tommy.

" Tega banget lo ya pesan makanan cuma 1 mangkok doang ", ucap Ferli langsung memimum minuman Tommy hingga tersisa setengah botol lagi.

" Nih anak gak tahu diri banget sih, minum orang main disikat aja ", ucap Tommy kesal

" Gak ada makanan, ya minuman pun jadi ", ucap Ferli nyengir.

" Dasar tuyul, ganggu orang makan aja lo. Pesan sono gih ", ucap Tommy menjauhkan mangkok bakso dan gelas minumannya menjauh dari Ferli.

" Lo mau bayarin ? ", tanya Ferli semangat.

" Bayarin ? Enak aja lo. Bayar aja sendiri. Lo pikir gue bokap lo apa ", ucap Tommy.

" Dasar pelit lo ", ucap mendengus kesal, membuang muka dan mengibaskan udara yang seakan-akan rambutnya dengan centil.

" Idih, tambah geli gue lihat lo. Kesambet setan apaan sih lo ? Hah ? ", tanya Tommy heran.

" Bu pesan nasi gorengnya 1 sama es teh manisnya 1 ", teriak Ferli.

" Lo lagi galau ya ? ", tanya Tommy yang mulai serius.

" Ya bisa dibilang begitulah ", ucap Ferli.

" Tunggu... tunggu. Gue tebak ya. Pasti karena cewek, betul gak ? ", tebak Tommy.

" Ya, kira-kira begitulah ", ucap Ferli.

" Siapa sih buat cowok yang katanya terkece sejagat raya ini dilema kayak gini ? Hah ? ", tanya Tommy mendramatisirkan suasana.

" Lebay banget sih lo ", sahut Ferli menoyor kepala Tommy. Tommy hanya meringis kesakitan.

" Ini nasi goreng sama minumannya ya ", ucap ibu penjaga kantin.

" Makasih ya bu ", ucap Ferli.

" Jadi gini, gue suka sama aatu cewek. Namanya Nila. Dia orangnya cuek banget, tapi gue suka lihat dia. Meskipun cuek, dia masih tetap lembut sama orang lain. Dan yang buat gue makin pengen ngejar dia, dia satu kampus, bahkan satu kelas sama Catherine, adek gue ", ucap Ferli yang masih menggantung kalimatnya.

" Terus masalahnya apa ? Dia udah punya pacar ? Atau dia gak suka sama lo ? Atau dia gak suka sama laki-laki ? ", ceplos Tommy.

" Lo ini kalo ngomong asal ceplos aja ya ", ucap Ferli lagi-lagi menoyor kepala Tommy.

" Ish. Dari tadi lo noyor kepala gue lama-lama jadi oon gue ", cetus Tommy.

" 'Kan emang udah dari sononya ", ucap Ferli.

" Trus masalahnya apa ? ", tanya Tommy penasaran.

" Tadi pas gue nganterin Catherine ke kampusnya, gue lihat dia dibonceng sama cowok lain naik motor ke kampusnya. Kayaknya sih mereka satu kampus. Dan gue rasa mereka pacaran ", ucap Ferli.

" Ya elah, kayak abg lo. 'Kan bisa aja itu kakaknya atau temannya atau sepupunya ", ucap Tommy.

" Masa' sih ? Gue gak yakin kayak gitu ", ucap Ferli.

" Ya udah, kalo gitu lo cari tahu ajalah oon ", ucap Tommy.

" Caranya gimana tomket ? ", tanya Ferli mengikuti nada bicara Tommy.

" 'Kan lo bilang adek lo satu kampus dengan cewek yang lo suka itu. Itu artinya lo semakin gampang cari tahu. Toh juga lo yang sering nganterin adek lo, ya 'kan ? Nah, lo harus cari cara supaya lo bisa masuk ke kampus adek lo, bukan hanya sekedar nganterin doang. Ntah lo diam-diam ngambil buku adek lo, jadi ntar lo ada alasan biar bisa ke kampusnya nganterin bukunya ", ucap Tommy.

" Iya juga sih. Tumben otak lo encer banget ", ucap Ferli menepuk kepala Tommy pelan layaknya menepuk anak kecil.

" Aah, awas lo. Lo kira gue anak lo. Udahlah, entar lagi ada kelas ", ucap Tommy menyikut perut Ferli kemudian berjalan mendahuluinya.

" Woi, tunggu gue dong ", ucap Ferli mengejar Tommy, kemudian langsung merangkul Tommy.

***

---------------

Makasih udah baca sampai sejauh ini. Aku berharap kalian senang dan makin penasaran dengan ceritanya.
Oiya, kalau boleh, follow aku ya ?!
Mau ya ? Mau ya ?
Jangan lupa vote atau comment ya guys

I Wanna Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang