Ternyata sahabatnya

120 4 0
                                    

" Nil, aku masih ada kelas lagi. Mau nunggu atau pulang duluan ? ", tanya Radit.

" Ya udah, aku pulang duluan aja. 'Kan aku bisa naik bis. Toh juga aku udah hampir sebulan tinggal di rumahmu dan kau juga udah ngajarin jalan ke rumah kalo naik bis, masa' aku masih gak tahu cara pulang ke rumah ", ucap Nila.

" Okelah kalo gitu. Hati-hati ya Nil ", ucap Radit, mencubit pipi Nila pelan.

" Iya. Aku duluan ya ", ucap Nila yang diikuti anggukan dari Radit.

" Nila ", panggil seseorang.

Nila menghentikan langkahnta yang sudah di pintu gerbang dan mengarah ke sumber suara.

" Kamu mau pulang ? ", tanya Ferli, orang yang memanggil Nila.

" Iya. Kamu ngapain di sini ? ", tanya Nila.

" Ehm, aku barusan nganterin Catherine. Kamu pulang bareng aku aja, 'kan kita satu arah ", tawar Ferli.

" Aku udah pindah ", ucap Nila.

" Kenapa pindah ? ", tanya Ferli.

" Kenapa kamu mau tahu ? ", tanya Nila balik.

" Ya gak apa-apa. Soalnya aku juga udah gak pernah lihat kamu lagi di halte. Ya udah kalo kamu gak mau kasih tahu. Tapi aku boleh gak nganterin kamu ? ", tanya Ferli.

" Gak usah, aku gak mau ngerepotin orang lain. Lagian aku bisa sendiri kok ", tolak Nila halus.

" Kalo gitu aku aja yang ngerepotin kamu ", ucap Ferli.

" Maksud kamu ? ", tanya Nila.

" Kamu ada waktu gak hari ini ? Entah kamu ada acara atau kegiatan gitu ? ", tanya Ferli.

" Gak ada sih. Emangnya kenapa ? ", tanya Nila bingung.

" Kamu masih ingat 'kan sama janji kamu ? ", tanya Ferli balik.

" Janji apa sih ? ", tanya Nila yang terlihat berpikir.

" Kamu lupa ? Kamu 'kan pernah janji buat traktir aku makan kalo ada waktu. Nah, hari ini kan kamu gak ada acara atau kegiatan apapun ", ucap Ferli.

" Oh itu. Iya aku ingat. Tapi masalahnya aku lagi gak punya uang ", ucap Nila.

" Gak masalah. Yang penting kamu temenin aku makan siang, gimana ? ", tawar Ferli menautkan alisnya.

" Oke oke. Tapi sebentar aja ya ", ucap Nila, menaiki motor Ferli.

" Gue gak janji ", ucap Ferli, memberikan helm ke Nila kemudian memakaikan helmnya sendiri. Nila hanya berdecak kesal.

Sampailah mereka ke starbucks. Sementara Ferli memesan makanan, Nila mencari tempat yang kosong.

" Habis ini langsung pulang ya ", ucap Nila pada Ferli yang sudah datang ke meja membawa makanan.

" Kenapa ? 'Kan kamu bilang gak ada acara. Kenapa mau cepat pulang ? ", tanya Ferli.

" Aku ngerasa gak enak aja sama tante di rumah. Harusnya 'kan aku langsung pulang ke rumah terus bantuin tante di restonya ", ucap Nila.

" Jadi sekarang kamu tinggal sama tante kamu ? ", tanya Ferli.

" Iya. Lebih tepatnya lagi mamanya sahabat aku ", ucap Nila.

" Oh gitu ", tanya Ferli.

" Sekarang ini aku selalu ke kampus naik motor sama sahabat aku itu. Aku merasa udah terlalu ngerepotin mereka, makanya aku bantuin tante di restonya ", ucap Nila seakan menghilangkan kesalahpahaman Ferli.

Oh, berarti cowok yang tempo hari aku lihat itu sahabat dia. Syukurlah kalo begitu. Berarti aku masih punya kesempatan buat deketin dia, batin Ferli senang, tanpa sadar senyum-senyum sendiri.

" Kamu kenapa ? Kok senyum-senyum ? ", tanya Nila heran.

" Eh, ehm, gak.... gak kenapa-kenapa. Udah lanjutin aja makannya, biar kita cepat pulang ", ucap Ferli gugup.

Mereka pun menyelesaikan makan mereka dalam diam.

" Aku anterin kamu ya ? ", tawar Ferli.

" Eh, gak usah. Aku pulang sendiri aja ", ucap Nila.

" Udahlah. 'Kan kamu udah nemenin aku makan, sekarang aku antar kamu pulang ya ? ", tanya Ferli.

" Aku nemenin kamu makan 'kan karena aku udah janji. Udahlah, aku gak mau ngerepotin kamu ", ucap Nila.

" Tapi aku gak merasa direpotin kok ", ucap Ferli bersikeras.

" Yaudah deh, terserah kamu aja ", ucap Nila pasrah.

Akhirnya, Ferli pun mengantar Nila sampai di depan resto milik keluarga Radit.

" Makasih banyak ya ", ucap Nila.

" Iya. Aku pulang dulu ya ", ucap Ferli.

" Iya, hati-hati ya ", ucap Nila.

Suruh mampir dulu kek, atau apa gitu, batin Ferli.

" Maaf ya, kalo mau mampir lain kali aja. Waktunya gak tepat. Di dalam ramai banget, pasti aku bakalan sibuk. Nanti kamu jadi aku cuekin ", ucap Nila.

" Iya, gak apa-apa kok. Aku ngerti ", ucap Ferli.

Kemudian Ferli pun menyalakan motornya dan melajukannya menuju ke rumahnya.

" Yang ngantarin kamu tadi itu siapa Nil ? ", tanya mama Radit menghampiri Nila.

" Teman Nila, tante ", jawab Nila, meletakkan tasnya dan mangambil alih pekerjaan.

" Teman apa teman ? ", tanya tante tersenyum jail.

" Ih tante apaan sih. Yang tadi itu beneran teman Nila, tante. Namanya Ferli ", ucap Nila.

" Kok gak diajak mampir Nil ? ", tanya mama Radit.

" 'Kan restonya lagi ramai, tante. Masa' iya aku suruh mampir. Yang ada entar aku cuekin dia. 'Kan jadinya gak enak ", jawab Nila yang sibuk mencuci beberapa piring dan gelas.

" Oh, berarti restonya kita tutup aja biar sepi. Jadi nak Ferlinya bisa mampir ", ucap mama Radit jail.

" Ih tante, gak lucu tahu ", ucap Nila.

Mama Radit hanya tertawa kecil melihat Nila yang jadi salah tingkah saat membahas tentang Ferli.

--------------

Jangan bosan ya bacanya. Maklum ya, namanya juga cerita pertama
Ini juga masih mikir buat kelanjutannya

Kasih comment ya kalo ada yang kurang. Biar aku bisa lebih baik lagi

Thanks

I Wanna Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang