Jangan jangan.....

148 5 0
                                    

Ini ceritanya kayak ada sejenis flashback. Gak tahu sih mau buat gimana flashbacknya, tapi nikmatin aja yaa

Kalo boleh minta vote skalian follow aku ya, hhehe. Thanks

Happy Reading !

-----------------

Menunggu jadwal kelasnya, Nila duduk membaca beberapa buku di perpustakaan kampusnya.

" Hei ", ucap Niken mengejutkan Nila.

" Astaga, kamu ini ngejutin aja tahu gak ", ucap Nila.

" Gue cariin lo ntah ke mana, eh tahunya di sini ", ucap Niken.

Nila hanya nyengir tak menanggapi Niken. Kemudian mengalihkan matanya kembali ke buku yang dipegangnya.

Sementara Niken duduk di sebelahnya sambil memainkan ponselnya. Sambil sesekali tertawa kecil.

Nila memperhatikan Niken heran. " Kamu kenapa sih Nik ? ", tanya Nila.

" Eh, ehm, gak kenapa-kenapa kok ", jawab Niken gugup, mengusap-usap tengkuknya.

Nila pun kembali mengalihkan pandangannya ke buku yang ada di hadapannya.

" Nil, gue boleh nanya sesuatu gak ? ", tanya Niken tiba-tiba.

" Nanya apa ? ", ucap Nila tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya.

" Radit itu orangnya gimana ? ", tanya Niken.

Nila yang mendengarnya tersontak dan langsung menoleh ke arah Niken, menatapnya curiga. " Jangan bilang kalo......", ucap Nila terpotong oleh Niken.

" Apaan sih lo Nil ? Gak usah mikir yang macem-macem deh ", ucap Niken.

" Terus kenapa tiba-tiba kamu nanya tentang Radit ? Ayo ngaku ", ucap Nila curiga.

" Jadi gini ....".

# flashback

Sesekali ke supermarket naik bis kaya' nya gak masalah, batin Niken

Sesampainya di supermarket, Niken memilih berbagai jenis persediaan rumah.

Tiba-tiba saat memilih-milih berbagai jenis persediaan, ia melihat mantan pacarnya bergandengan dengan seorang cewek.

Astaga, kenapa sih gue harus ngelihat dia lagi. Sama cewek itu pula lagi. Dia sadar gak sih, gue udah cukup sakit, ucap Niken dalam hati.

Tak sadar, mata Niken mulai berkaca-kaca. Berjalan mundur perlahan-lahan karena tak sanggup melihat mantan pacarnya itu. Namun tiba-tiba tak sengaja menabrak seseorang.

" Astaga, maaf, maaf, saya gak sengaja ", ucap Niken sambil berbalik badan dan menoleh ke arah orang yang tak sengaja ditabraknya.

" Eh, kalo gak salah kamu temannya Nila 'kan ? ", tanya Niken.

" Iya. Radit ", ucap Radit, orang tak sengaja ditabraknya baru saja, mengulurkan tangannya ke arah Niken.

" Niken ", ucap Niken berjabat tangan dengan Radit.

" Kamu nangis ya ? ", tanya Radit hati-hati untuk menjaga perasaan Niken.

" Gak kok, tadi aku kelilipan doang ", jawab Niken berusaha berbohong, mengusap kedua matanya.

" Oh, baguslah kalo gitu ", ucap Radit, padahal sebenarnya ia tak percaya.

" Aku udah siap belanja nih. Kalo kamu ? ", tanya Niken.

" Udah kok ", jawab Radit.

" Kalo gitu kita ke kasir aja yuk ", ajak Niken. Radit hanya mengangguk.

" Udah, aku aja yang bayar ", ucap Radit membayarkan semua belanjaan mereka berdua.

" Tapi Dit..... ", ucap Niken.

" Udahlah ", ucap Radit.

" Makasih banyak ya ", ucap Niken.

Mereka pun selesai membayar belanjaan mereka kemudian pergi ke luar supermarket.

" Kamu keberatan gak kalo aku ngantar kamu ? ", tanya Radit.

" Yang ada tuh kamu yang seharusnya keberatan, bukan aku ", ucap Niken, memutarkan matanya.

" Hehehe, yaudah, kalo gitu aku antarin kamu aja ya ", tanya Radit menawarkan.

" Boleh aja kalo kamu gak keberatan. Tapi sebenarnya aku pengen makan dulu ", ucap Niken sungkan.

" Kebetulan banget, aku juga sebenarnya lapar. Kalo gitu kita makan aja dulu ", ucap Radit. Niken hanya mengangguk.

Mereka pun sampai di tempat makan favorit Radit.

" Gak apa-apa ' kan kalo kita makan di tempat favorit aku ? ", tanya Radit.

" Gak apa-apa kok. Aku mau pesan mie ayam, ada gak ? ", tanya Niken.

" Ada kok, entar ya ", ucap Radit kemudian pergi memesan makanan. Setelah memesan makanan, Radit pun kembali dengan nampan di tangannya yang berisi pesanan mereka.

" Makasih ya Dit ", ucap Niken, tersenyum manis.

" Sama-sama ", jawab Radit.

Di sela-sela makan, mereka berbincang-bincang. Sesekali membicarakan tentang kuliah, beralih ke pergaulan, dan percintaan. Membuat Niken sesekali salah tingkah. Radit hanya menggeleng-geleng kepalanya melihat tingkah Niken.

Ternyata selain baik, Radit orangnya asyik dan nyambung banget diajak bicara ya, batin Niken.

Kaya'nya Niken ini anak baik-baik. Tapi kenapa pas di supermarket tadi matanya berkaca-kaca ya ? Kaya' orang mau nangis gitu. Apa iya cuma kelilipan ? batin Radit.

#flashback end

" Ciee, ada yang lagi pedekate nih yee ", ucap Nila jail, menaik-turunkan alisnya sambil menyikut lengan Niken.

" Apaan sih lo Nil ", ucap Niken kemudian kembali menatap ponselnya dengan jempolnya yang menari-nari di atas ponselnya.

" Pasti kamu lagi sms-an sama Radit, ya 'kan ? ", terka Nila.

Niken langsung mendongakkan kepalanya karena terkaan Nila yang tepat sasaran. " Lo kok tahu sih Nil ? ", tanyanya keceplosan dan langsung membungkam mulutnya.

" Berarti bakalan ada yang traktir aku nih, hahaha ", ucap Nila jail kemudian tertawa kecil.

" Gak usah mulai deh Nil. Itu cuma kebetulan ketemu doang. Lagian gak ada hubungan apa-apa kok, malah minta traktir ", ucap Niken.

" Jadi ceritanya berharap lebih nih ? ", tanya Nila jail.

" Ish, Nila ", ucap Niken melototi Nila, mulai kesal.

Nila hanya nyengir sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

" Aku sih emang gak sempat nanyain dia, tapi menurut aku sih, Radit masih jomblo ", tanya Nila serius.

" Nila ", Niken melototi Nila yang membuatnya jadi tambah salah tingkah.

" Iya, iya maaf. Gak usah geregetan gitu juga kali Nik ", ucap Nila yang nyengir-nyengir gak jelas.

Niken kembali menatap ponselnya, melihat pesan dari Radit.

Ih, Nila, suka banget buat gue geregetan kayak gini. Tapi apa bener ya kalo Radit masih jomblo ?
Aduh, kok malah jadi mikirin Radit sih ?
Kok gue ngerasa senang banget sih baca sms-nya Radit ? Astaga... jangan jangan gue...., batin Niken kemudian mengetuk-ngetuk keningnya.

I Wanna Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang