Uups

129 3 0
                                    

Maaf ya kalo aku nge-update ceritanya agak lama.

Atau kalo sering ada diperbaharui isinya. Soalnya terkadang aku terlalu gegabah pas mau terbitkannya.

Jadi hasilnya gak memuaskan.

Tapi tetap setia ya bacainnya. Kalo bisa skalian dipromotin

Happy Reading !!!

----------------

Perlahan Nila membuka matanya saat ia sudah sadar.

" Nil, lo udah sadar ? ", tanya Radit yang duduk di tepi tempat tidur sedari tadi cemas melihat kondisi Nila.

" Gue di mana ? ", tanya Nila merasa asing saat melihat sekelilingnya.

" Lo di rumah gue ", jawab Niken terlihat cemas juga dengan Nila.

" Niken, maafin gue ya. Ini semua salah gue. Please lo jangan jauhin gue kaya' gini. Lagian 'kan lo udah janji bakalan tetap bersama gue apapun yang terjadi ", ucap Nila yang berusaha bangkit menggenggam tangan Niken erat.

Niken bertukar posisi dengan Radit untuk duduk di tepi tempat tidur. Kemudian Niken menggenggam tangan Nila dan menatapnya hangat.

" Gak Nil. Seharusnya gue yang minta maaf sama lo. Gue minta maaf buat sikap gue ke lo. Selama ini gue cuma butuh waktu nenangin diri dan nerima semua ini. Harusnya gue gak kaya' gini ke lo. Harusnya dari awal gue sadar kalo lo lebih menderita daripada gue. Harusnya gue....", ucap Niken terhenti karena telunjuk Nila yang menempel di mulutnya.

" Gak, Nik. Lo gak salah. Lo mau 'kan bersahabat lagi sama gue ? ", tanya Nila mengacungkan jari kelingkingnya.

" Gak. Gue gak mau bersahabat lagi sama lo Nil. Karena mulai sekarang lo dan gue adalah saudara sampai kapanpun ", ucap Niken yang dibalas pelukan dari Nila.

" Tante juga sudah nganggap kamu sebagai anak tante ", sahut Mama Sarah, mamanya Niken saat membawa minuman dari dapur.

Nila melepas pelukannya karena terkejut mendengar satu kalimat yang diucapkan Mama Sarah.

" Kamu mau 'kan tinggal dengan kami di sini ? ", tawar Mama Sarah.

" Makasih sebelumnya tante karena tante udah nganggap Nila sebagai anak tante, tapi Nila udah janji untuk gak akan pernah masuk ke dalam keluarga ini. Nila gak mau ngehancurin keluarga ini, tante ", ucap Nila.

" Nil, lo gak usah pikirin itu lagi. Lo bilang gitu 'kan karena gue. Karena lo takut gue benci sama lo. Anggap aja lo gak pernah bilang kaya' gitu. Karena sekarang, gue dan mama udah nerima lo masuk ke keluarga ini dengan lapang dada ", ucap Niken.

" Tinggallah dengan kami di sini, Nila. Jangan buat tante tambah merasa bersalah lagi karena kamu udah banyak menderita selama ini ", ucap Mama Sarah.

" Tapi tante...", ucap Nila terpotong karena sekarang Niken yang menempelkan telunjuknya di mulut Nila.

" Gue gak mau dengar apa-apa lagi. Yang gue mau lo tinggal di rumah ini dengan kami ", ucap Niken.

" Makasih ya, Niken, tante ", ucap Nila.

" Dan tante juga mau mulai sekarang jangan panggil 'tante' lagi, tapi 'mama'. Oke ? ", pinta Mama Sarah.

" Iya, tante. Ehm, maksudnya, mama ", ucap Nila gelagapan.

" Mulai besok kamu udah bisa pindah ke sini, Nila ", ucap Mama Sarah.

Nila beranjak dari tempat tidur dan memeluk Mama Sarah. " Makasih banyak ya, Ma, udah ngizinin Nila tinggal di sini ".

" Kamu gak perlu berterima kasih, Nila. Karena emang ini yang seharusnya mama lakukan ke kamu ", ucap Mama Sarah.

" Kalo Nila pindah ke sini, berarti gak ada lagi dong yang bisa gue gangguin ", ucap Radit jail.

" Dasar lo tuh ya, tahunya gangguin gue aja ", ucap Nila menjewer telinga Radit.

" Serbu dia... ", seru Niken memukul Radit dengan bantal kemudian diikuti Nila. Mama Sarah hanya menggeleng-geleng kepala melihat tingkah mereka.

Sejak hari itu Nila pindah ke rumah pak Hardi, papanya, di mana juga ada Niken dan Mama Sarah. Namun Nila tetap saja datang ke resto milik Tante Marisa, mamanya Radit untuk membantu-bantu.

" Nila, harusnya kamu gak perlu repot-repot lagi bantuin tante di resto ", ucap Tante Marisa, mamanya Radit.

" Aku gak apa-apa tante. Anggap aja sebagai tanda terima kasih Nila selama ini. Yah, meskipun gak sebanding dengan budi baik tante ", ucap Nila sambil mencuci piring.

" Kamu ini terlalu berlebihan. Bagaimana keadaan rumah ? Baik-baik 'kan ? ", tanya Tante Marisa.

" Iya tante. Selama Nila tinggal di rumah papa, semuanya baik-baik. Tante Sarah udah nganggap Nila seperti anaknya sendiri. Bahkan Nila udah manggil 'mama' ke tante Sarah ", ucap Nila bahagia.

" Baguslah kalo begitu. Coba aja dari dulu kamu begini ya, sayang. Pasti kamu gak akan pernah menderita ", ucap Tante Marisa.

" Udahlah, tante. Yang lalu biarlah berlalu. Karena sekarang Nila udah punya dua keluarga sekaligus yang sangat Nila sayang ", ucap Nila menghentikan aktivitasnya kemudian memeluk Tante Marisa.

" Iya, sayang. Tante juga sangat sayang samu kamu ", ucap Tante Marisa membalas pelukan Nila.

" Ya udah Nila mau ngelanjutin kerjaan ini dulu, tante ", ucap Nila setelah melepas pelukannya.

" Ya sudah, tante juga mau ke ruangan tante dulu ", ucap Tante Marisa kemudian meninggalkan Nila yang masih sibuk dengan kerjaannya.

Akhirnya gue bisa merasakan keluarga yang lengkap. Gue juga dapat kasih sayang yang dari dulu gue harapkan. Ternyata semuanya ini ada hikmahnya juga, batin Nila.

" Pesan apa mas ? ", tanya Nila kemudian terkejut mendapati Ferli dan Michele. " Kok kalian bisa di sini ? ".

" Tadi Ferli bilang ada resto yang tempatnya bagus dan menunya juga enak. Ya udah gue minta ikut. Lo kerja di sini ya Nil ? ", tanya Michele.

" Ya, bisa dibilang gitu deh. Jadi kalian mau pesan apa nih ? ", tanya Nila tak mau lama-lama.

" Gue pesan caramel macchiato 1. Lo pesan apa, Chel ? ", Radit beralih pada Michele yang masih melihat menu-menu.

" Gue pesan waffle choco dengan lemon tea aja deh ", ucap Michele mengembalikan daftar menunya.

" Oke. Sebentar ya ", ucap Nila dengan semangatnya segera melesat ke dapur.

" Eh, Nil. Kayaknya lo semangat banget deh hari ini ? Kenapa ? ", tanya Michele yang sempat menahan tangan Nila.

" Ehm, masa sih ? Perasaan lo aja kali ",ucap Nila.

" Lo punya gebetan baru ? Atau pacar baru ", tanya Ferli.

" Kepo. Udah ya, gue mau ambilin pesanan kalian dulu ke dapur ", ucap Nila dengan cepat melesat ke dapur.

Ya iyalah gue semangat, habisnya gue sekarang punya keluarga yang super komplit sih. Hahaha, kayak KFC aja, batin Nila.

Nila segera kembali ke meja Ferli dan Michele mengantar pesanan mereka.

Gue yakin, pasti Nila semangat gini karena Ferli. Kalo iya, pasti dia bakalan merasa bersalah banget dong kalo dia numpahin makanan itu ke baju Ferli, batin Michele kemudian kakinya sengaja menyenggol kaki Nila saat mengantar pesanan mereka.

BUGH....BYAAAAR

Nila tersandung kemudian terjatuh ke arah Ferli. Untungnya dengan sigap Ferli menahan Nila agar keduanya tidak terjatuh. Tetapi makanan dan minumannya tetap saja tumpah ke arah Ferli.

I Wanna Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang