Jogging

139 8 0
                                    

***

Seperti biasanya Minggu pagi diawali dengan aktivitas jogging pagi yang menyehatkan. Ferli tampak semangat untuk melakukan kebiasaanya di Minggu pagi.

" Kak, tungguin gue dong ", ucap Catherine sambil berlari mengejar Ferli yang sudah di dekat pintu rumah.

" Buruan dong. Makanya jangan kebo' tidurnya ", sahut Ferli.

Sampailah mereka di lapangan olahraga. Catherine masih melakukan pemanasan sementara Ferli sudah berjalan pelan mengelilingi lapangan.

Kayaknya itu Nila deh. Gue samperin gak ya ? Ehm... gue samperin aja deh, batin Ferli saat melihat Nila berlari kecil tidak jauh dari posisinya.

" Hei ", sapa Ferli yang mengejutkan Nila.

" Eh.. astaga. Aku pikir entah siapa, ternyata kamu ", ucap Nila terkejut.

Ferli hanya nyengir kuda mendengarnya. " Kamu udah sering ya jogging di sini ? ", tanya Ferli.

" Gak kok. Ini pertama kalinya ", jawab Nila sekenanya tanpa menatap Ferli dan tetap berlari.

Ferli hanya mengangguk dan bergumam 'oh' saja. Kemudian keadaan menjadi canggung.

" Nil, kamu ada pulsa gak ? ", tanya Ferli yang akhirnya memecahkan kecanggungan.

" Ada. Emangnya kenapa ? ", tanya Nila cuek. Emangnya kau mau ngisi pulsa aku ? Kalo iya, dengan senang hati aku terima, batin Nila ngaco.

" Boleh minjam handphone kamu sebentar gak ? ", tanya Ferli.

" Mau ngapain ? ", Nila menanya balik.

" Yaelah, pinjam sebentar aja Nil. Gak bakal aku apa-apain kok ", ucap Ferli meyakinkan padahal gak nyambung dengan pertanyaan Nila.

Nila pun memberikan ponselnya ke Ferli.

Sementara Ferli mengotak-ngatik ponsel Nila, pemilik ponsel berjalan pelan sambil menggerak-gerakkan badannya.

Mau ngapain sih anak ini. Masa' iya orang kaya' dia gak punya pulsa, batin Nila.

" Ini handphone kamu. Makasih ya ", ucap Ferli, mengembalikan ponsel Nila.

Nila menerima ponselnya dan langsung memasukkan ke dalam saku celananya

" Kak, pulang yuk ", ucap Catherine saat menghampiri Ferli. Namun matanya terhenti saat mendapati ada Nila yang sedang berbincang dengan kakaknya.

" Hei, ehm lo Nayla ya ? ", ucap Catherine masih ragu.

" Nila, bukan Nayla. Kalo gak salah Cathetine 'kan ? ", ucap Nila

" Iya . Panggil Katty aja ", ucap Catherine.

" Kalian pada kenal ? ", tanya Ferli heran.

" Kita berdua ini satu kampus. Malahan satu kelas ", ucap Catherine.

" Oh iya ya, kakak lupa kalo' kalian ini satu kampus ", ucap Ferli.

" Jadi kalian abang beradik, eh maksud aku kakak beradik ? ", tanya Nila.

" Iya Nil ", ucap Catherine.

" Kalian saling kenal ? ", tanya Ferli heran.

" Ya iyalah. Kita tuh satu kampus. Satu kelas malahan. Kalo kalian kenal dari mana ? ", tanya Catherine.

" Gak usah dibahas. Awal pertemuannya agak garing ", ucap Ferli mengusap-usap tengkuknya, sementara Nila jadi salah tingkah.

" Dasar aneh. Udah ah, pulang yuk kak. Udah gerah nih ", ucap Catherine menarik lengan baju kakaknya.

" Iya bawel. Gak sabaran banget sih ", ucap Ferli.

" Kita pulang duluan ya Nil. Atau lo mau bareng kita ? ", tanya Catherine menawarkan.

" Duluan aja. Lagian kost-an aku dekat kok ", ucap Nila.

" Lo ngekost ? Sama siapa ? ", tanya Catherine.

" Iya. Sendiri aja sih ", ucap Nila.

" Oh. Yaudah deh kalo gitu, kita duluan ya ", ucap Catherine seraya berjalan.

" Duluan ya Nil. Nanti kalo ingat, aku sms atau telpon kamu aja ya ", ucap Ferli, berlari kecil ke arah Catherine yang sudah mendahuluinya.

Sms-an ? Telpon ? Maksudnya apa ? Aku 'kan gak punya nomor ponselnya. Apalagi dia, batin Nila.

Masih berpikir, tiba-tiba Nila tersontak saat mengingat Ferli sempat meminjam ponselnya.

"Jangan bilang kalo dia ngambil nomor gue. Aargh.... ", ucap Nila frustasi yang disertai teriakan saat mendapati ada nomor asing di catatan panggilan ponselnya.

" Ferli.........", teriak Nila membuat Ferli berbalik dan tertawa puas melihatnya. Sementara orang lain memelototi Nila karena berteriak.

" Emangnya lo ngapain si Nila sih kak ? Hobi banget ya ngisengin orang lain " ucap Catherine gak suka dengan kelakuan kakaknya.

Bukannya menjawab, Ferli hanya nyengir gak jelas dengan sesekali menggaruk tengkuknya yang sebenarnya gak gatal.

Akhirnya gue dapat juga nomor anak itu. Tapi masa' dia gak curiga sih pas gue minjem hpnya ? Tentu aja, 'kan akting gue bagus. Pake acara nanya pulsa dulu. Eh tapi perlu juga deng. Kalo pulsanya gak ada, mana bisa gue miskol pake hp dia ke nomor gue, hahaha, batin Ferli yang tertawa penuh kemenangan.

***

----------------

Gimana guys ? Rada-rada aneh ya ceritanya.

Maaf juga sebelumnya ya, ceritanya aku perbarui, jadi jangan kecewa ya
Jadi agak kesal ya ? Atau kesal banget ?
Pokoknya maaf yang sebesar-besarnya ya guys

Kasih votenya ya, commentnya juga boleh

Kalo mau ngefollow aku juga lebih boleh lagi. Hehehe

Terima kasih

I Wanna Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang