Masih hidupkah engkau dalam jelma endap lumpur bertakhta lebur?
Dihinggap tapak, ditinggal jejak, acap cakap-cakap acak
Tangismu kuingat, lewat becek juga cecap, yang dibayar ejek lalu derapMasih hidupkah engkau dalam denting genting juga melodi tak asing?
Jatuh, utuh ... dalam keruh yang kukuh
Tawamu kupotret, dalam jepret detak yang kini rusakBergerak! Paradam!
Kenapa kau diam dan bungkam, Sialan!
Kau harus hidup dalam parau
Disepuh sengau, dipermainkan gurauAh ... lagi-lagi sialan!
Engkau terlalu cerdik bermain taktik
Gilanya, hanya aku yang berakhir tercekik
Olehmu ... yang bermain peran sangat apikDalam renjana buta, sepertiga hasta
Amaranteya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Parau
Poésie[Update tergantung mood] Ganti judul Judul awal : Sajak Merah. Cuma kumpulan kata-kata dari hasil imajinasi saya.