SW || Part 05

558 39 1
                                    

Soobin kini tengah berjalan menuju kamar asramanya. Ia meninggalkan ponsel nya begitu saja tadi pagi. Anehnya, ia baru menyadarinya sekarang. Tepatnya, di saat teman-temannya sedang mencoba untuk mencari bahan materi untuk presentasi minggu depan.

Tepat di saat itu pula, Soobin tidak bisa menemukannya. Ia pun bergegas untuk mencari ke semua tempat yang ia lewati dari pagi hingga ke petang ini. Mulai dari kantin, kelas, toilet, dan terakhir kamar asramanya sendiri. Dan di sini lah dia, namun di saat tengah berjalan, ia melihat gerombolan murid-murid. Ia pun mendekatinya karena penasaran.

Semakin dekat, terlihat bahwa itu adalah teman-teman dari Yeonjun. Dan semakin dekat dirinya dengan gerombolan itu, semakin terlihat juga jika ada Yeonjun di sana. Ini membuatnya terkejut dan bingung.

Ia mendekatinya dan bersembunyi di balik dinding. Melihat bagaimana kejinya Yeonjun yang tengah mengganggu seorang anak yang terbilang culun itu.

Soobin sontak terkejut bukan main. Ini bukanlah Yeonjun yang ia kenal. Dulu, Yeonjun itu baik, lucu, menggemaskan. Namun di lain sisi, ia juga memiliki karakter seperti seorang kakak dan ayah yang memiliki sifat dewasa, kuat, hebat, panutan, bertanggung jawab, dan selalu menjaga orang terkasihnya.

Soobin sontak memalingkan wajahnya di saat dirinya sudah tidak kuasa menahan rasa sakit di dadanya. Ini menyakitkan baginya dan tentunya korban bully tersebut.

Membayangkan bagaimana jika anak tersebut adalah dirinya, direndahkan, dipukul, dijelek-jelekkan, diguyur air yang entah air bersih atau tidak, merusak barang kepemilikan orang lain. Itu sudah sangat kejam, sangat.

Tak lama, suara gaduh tak terdengar kembali. Ia pun melihat bagaimana keadaan murid tersebut. Tak terlihat Yeonjun serta teman-temannya pun, Soobin mendekatkan dirinya kepada murid culun tersebut. "Kamu gak papa?" Tanyanya dan murid tersebut mengangguk ketakutan. "Ya ampun... banyak banget lukanya." Ucap Soobin di saat melihat bagaimana tubuh tersebut terluka parah.

"G-gak papa kok... a-aku udah biasa." Ucapnya sembari tersenyum membuat hati Soobin terkikis kesakitan.

"Aku bantuin." Ucap Soobin menawarkan bantuan.

Murid tersebut menggeleng. "Aku bisa sendiri kok, gak usah repot-repot"

"Aku gak nawarin bantuan ataupun nanya ke kamu." Ucap Soobin sembari membereskan buku-buku yang basah. "Aku emang mau bantuin kamu, bukan nawarin bantuan, ayo sini aku bantuin." Ucap Soobin lagi dan membuat murid tersebut berterima kasih di sela tangisnya.

Di sela membantu murid tersebut, Soobin melihat dari sudut matanya ada yang mendekatinya dan membuatnya menoleh. Dan itu Yeonjun.

"Lho? Kamu kenapa?" Tanya Yeonjun khawatir sembari mendekatkan dirinya pada Soobin dan murid tersebut.

Aneh, sudah jelas ini perbuatannya mengapa dirinya masih bertanya. Apa dia kira jika di sekolah tidak akan ada yang bisa melihatnya melakukan kekejaman seperti tadi. Entah sebenarnya apa yang terjadi dengan pikiran Yeonjun, Soobin benar-benar marah dan tak suka terhadapnya. Belum lagi kejadian di kamar mandi saat itu.

"Kamu ngapain bantuin?" Tanya Soobin dingin ke arah Yeonjun yang mulai berjongkok di sebelahnya.

"Dia kesakitan Bin, emang aku gak boleh bantuin?" Soobin tentu terkejut atas perbedaan sifat yang ia lihat dari Yeonjun. "Jun, dia gini gara-gara kamu! Aku liat tadi! Kamu gak usah jadi sok baik gini!!" Bentaknya.

Mendengarnya, Yeonjun sontak terdiam terkejut. "K-kamu... liat...?"

Soobin mengangguk. "Yeonjunnie yang aku tau gak kayak gini! Dia itu sifatnya baik, penyayang ke semua orang! Bukannya malah ngerendahin orang kayak gini!!" ucap Soobin lagi cukup membentak Yeonjun. Yeonjun hanya bisa terdiam, bingung untuk mengatakan apa.

Switch!Where stories live. Discover now