SW || Part 04

534 42 0
                                    

Alarm sudah berbunyi keras, tanda bahwa pagi sudah tiba dan hari baru pun datang. Alarm pun langsung dimatikan begitu saja seketika pemiliknya terbangun. Menampilkan piama berwarna pink pudarnya dan wajah kusut nya seperti ciri khas orang baru bangun tidur.

Setelahnya, ia terduduk lesu di atas kasur. Mencoba mengumpulkan nyawa dengan mata yang tertutup rapat. Tak lama, ia mengangkat tangannya dan mulai mengusap kasar wajahnya, lalu menggosokkan kedua matanya.

Detik setelahnya, ia terjatuh ke kasur kembali karena kantuknya datang kembali.

"SOOBIIIIN!!"

Teriakan tersebut datang dari luar kamar miliknya. Volumenya cukup atau bahkan sangat besar dan bisa saja mengalahkan suara klakson perahu.

Pintu dibanting keras dengan tiba-tibanya. Namun yang di atas kasur masih nyaman dalam posisinya.

"Soobin, bangun! Ini udah jam berapa?!"

"Bentar lagi~"

"Bentar lagi, bentar lagi, BANGUN!" teriakan tersebut tepat di hadapan telinganya, dan membuatnya terkejut dan mendudukkan dirinya.

"Cepet bangun! Ini udah mau jam 8! Sebentar lagi kelas mulai Soobin!" Soobin yang mendengarnya sontak terkejut dan turun dari kasur.

Ia langsung berlari ke kamar mandi dan mempersiapkan dirinya. Ini aneh, karena seingatnya, dirinya baru saja mematikan alarm. Dan alarm itu ia atur sekitar pukul enam pagi tadi. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba sudah hampir jam delapan saja?

Dengan cepat, dirinya bergegas di dalam kamar mandi sekitar sepuluh menit lamanya. Lalu keluar dengan tampilan yang sangat fresh. Meski sebenarnya dirinya tidak fresh sama sekali karena rasa kantuknya masih menghantui dirinya.

Dengan cepat ia mempersiapkan diri dengan merapikan pakaian, membereskan buku-buku serta peralatan yang akan ia bawa yang seperlunya dibutuhkan saat pembelajaran nanti. Setelahnya, dirinya pergi keluar kamar asramanya.

Namun tak lama, dirinya memberhentikan langkahnya dan memutarkan badannya sebelum menutup pintu kamar asramanya. Di dalam terasa sepi dan tidak ada orang di dalam sana. Soobin bingung, padahal, tadi ada Yeonjun yang menyuruhnya bangun. Tapi mungkin ia sudah pergi.

Lantas, ia menutup pintu dan tak lupa menguncinya. Omong-omong, di asrama ini, setiap siswa ataupun siswinya diberikan kamar sekaligus kunci pada setiap pemilik kamar. Dan pemegang kunci utama adalah penjaga sekolah dan juga Pak Namjoon, guru yang paling disegani itu.

Omong-omong, sejauh ini, Soobin belum melihat alasan kenapa Yeonjun dipanggil anak nakal di sini. Yang ia lihat hanya Yeonjun yang dulu, masih sama saat mereka berpacaran dulu. Dan selama seminggu ini juga, mereka melakukan pendekatan kembali, seperti menceritakan kejadian-kejadian saat mereka berbeda negara sampai mereka melakukan tidur bersama setiap harinya. Itu membuat Soobin senang tentu saja.

Sembari berjalan menuju kafetaria sekolah, Soobin dengan biasanya mendengarkan kata-kata berupa pujian. Entah itu tingginya yang menjulang tinggi sekali, ketampanannya, etikanya dalam bersikap, kelucuannya yang membuat mereka gemas, kepintarannya, dan lain-lain.

Soobin hanya bisa tersenyum dan sesekali membalas sapaan dari beberapa murid. Tak lama, Daehwi berjalan di hadapan Soobin.

"Soobin!"

"Daehwi!"

Keduanya saling sapa, lalu Soobin mengalungkan lengannya pada leher Daehwi. "Gimana Bin sama dia?" Tanya Daehwi penasaran. Sudah sekitar seminggu keduanya dekat dan terlihat tidak ada masalah sama sekali, tapi siapa tau jika di dalam kamar mereka berbeda dengan apa yang dilihat orang lain.

Switch!Where stories live. Discover now