BAB 9

659 19 8
                                    

Setelah sekian lama, akhirnya update.
Bab 1-8 sudah aku revisi, baca ulang juga boleh.
Selamat membaca guys 🥰

Langit biru cerah dengan gumpalan awan putih terlihat begitu menyegarkan pagi. Karena sudah terbiasa bangun pagi, pagi pagi sekali Aera memulai hari dengan memandang langit, membiarkan sejuta perasaan rindunya berbaur dengan pikiran menjadi satu.

"Mommy, lihatlah. Disini langitnya begitu indah, bagaimana dengan disana?" ucap Aera lirih ketika ia ingat kebiasaan nya bersama sang mommy, gemar memandangi langit.

"Apa sekarang mommy sudah merasa baik? Aku harap iya. Mommy tahu, betapa aku rindu mommy saat ini, sangat rindu" ujar Aera emosional, sehingga bulir air matanya jatuh tak mampu ia tahan lagi.

"Maaf, maaf karena aku pergi tanpa pamit" cairan bening itu keluar semakin rembes.

"Maaf juga karena tidak bisa menemanimu di Rumah Sakit"

"Aku janji, ya janji suatu saat nanti aku akan datang menemuimu"

Di tengah keheningan, Aera sibuk bergumam mengutarakan perasaannya yang tak sampai. Begitu rindu, dan begitu ingin bersi tatap bersama sang mommy. Wajar perasaan itu membuncah, karena kini keduanya sudah terpisah selama satu Minggu. Ingin bertemu, namun apa daya jarak diantara mereka sekarang sangat jauh, bahkan mustahil rasanya untuk hanya sekedar ingin berbagi kabar. Jadi, untuk meluapkan rasa rindu yang sudah tak terbendung, Aera mengirim sinyal ikatan erat itu melalui langit, berharap mommy-nya juga merasakan kerinduannya.

Tok...tok...

Ketukan pintu memecah perasaan emosional Aera, membuat pikiran gadis berkulit eksotis itu teralihkan.

"Maaf Nona, saya akan masuk"

Seorang wanita dewasa yang sudah tak asing baginya muncul dari balik pintu, menampilkan sosok maid, yang tak lain adalah bibi Kim.

"Selamat pagi, Nona"

"Pagi, bi"

"Ijinkan saya untuk membantu Anda bersiap. Saya membawakan Anda sebuah gaun, Nona"

Sebuah gaun berbahan silk dress yang dilipat indah di sodorkan kepada Aera, dress itu bewarna plum yang sukses memberi kesan manis pada gaun itu. Aera menyukai warnanya, namun ia begitu speechless kala melihat keseluruhannya. Ini bukan gaun, tapi tepatnya adalah sebuah lingerie seksi.

"Apa ini tidak salah, bi?"

"Tidak, Nona"

"Tapi ini lingerie, tidak adakah yang lebih nyaman. Seperti baju santai misalnya" protes Aera, karena baginya semakin hari baju baju yang bibi Kim bawa semakin aneh saja.

"Maafkam saya, Nona. Ini perintah dari Tuan. Saya akan menyiapkan air untuk anda mandi"

"Biar saya saja, saya bisa sendiri kok, bi"

"Mohon untuk meringankan tugas kami, Nona. Penolakan anda kami tolak. Permisi"

Bu Kim meninggalkan Aera, tak perduli gadis itu menolak, ia menerobos masuk kamar mandi untuk menyiapkan Aera air di bathtub, menyalakan lilin, menambah bath bomb aroma vanila, dan menyiapkan beberapa sabun mandi, serta menaburi bathtub dengan kelopak bunga melati. Tak lupa di sana juga sudah di siapkan beberapa potong sandwich dan segelas juice.

"Silahkan, nona"

Tepat ketika pintu terbuka, betapa terkesimanya Aera ketika melihat pemandangan kamar mandi yang sudah di siapkan sedetail mungkin oleh bibi Kim.

"Ada apa dengan semua ini?"

"Untuk membuat anda merasa lebih rileks, kejadian seminggu belakangan ini sepertinya cukup mendebarkan dan menguras air mata, bukan"

"Oh begitu, kalau gitu terimakasih. Tapi ini bukankah sedikit berlebihan"

"Baik sama-sama, buat diri anda senyaman mungkin. Silahkan Nona" bibi Kim menutup pintu kamar mandi, meninggalkan Aera yang pelan tapi pasti bergerak membawa tubuhnya masuk kedalam bathtub, menanggalkan satu persatu baju tidurnya.

•••

Aneh tapi itulah kenyataannya, aku melakukan sesuatu di luar kendaliku. Semenjak malam pertama kami bersama, hal hal aneh terus terjadi padaku. Seperti membeli sebuah linggerie tanpa sadar. Yah, semenjak kejadian itu instingku sebagai seorang laki-laki memonopoli tindakanku. Jadi setiap hari tanpa kusadari aku membeli sebuah linggerie, lalu meminta bibi Kim memberikan padanya. Aku mendamba sosoknya ketika menggunakan linggerie yang kubeli, walau samasekali tak pernah kudapati ia mengenakannya saat aku melakukan kunjungan malam.

Ya, benar. Setiap tengah malam, sepulang kerja. Masuk ke kamarnya adalah sebuah rutinitas bagiku akhir-akhir ini. Entahlah, aku selalu merasa nggak nyaman jika belum melihatnya. Jadi, aku selalu menyempatkan diri untuk hanya sekedar melihat ia sedang tertidur Tapi malam nanti semuanya akan berbeda, aku ingin melihat lekuk itu dalam balutan linggerie bewarna plum. Aku ingin melihat emosinya, sikap malunya, wajah lugunya, dan rintihannya yang lirih ketika membawanya untuk ke puncak bersama. Ah membayangkannya sungguh membuat atensiku berkobar.

OMG....
Akhirnya aku update juga 😅
Segini dulu yaa guys 🙏

Jangan lupa vote and komen 🥰
Jangan pelit!
Lanjut ga, kapan enaknya di post next chapter nya?

SWEET GIRL WITH A LINGERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang