BAB 10

339 4 4
                                    

Senang rasanya bisa update lagi ...
Selamat membaca ...

Tak perduli malam sudah mencapai puncaknya, suara bising alunan musik DJ malah semakin menggema memenuhi ruangan yang hampir sepenuhnya gelap itu. Di dalam sana orang orang bersuka cita, bersorak girang, dan berjoget ria diatas dancefloor atau ada yang hanya sekedar duduk santai sembari menyesap minuman beralkohol. Seperti pria berjas abu yang sedang duduk di depan meja bar itu dengan syahdu memainkan gelasnya.

”Kau disini?”

Sapa seorang pria bertato yang hampir menyelimuti seluruh tubuhnya itu pada Jungkook. Ya, pria berjas abu itu adalah Jeon Jungkook.

”Seperti yang kau lihat”

”Ehem... Sudah kuduga”

”Apanya?”

”Kau tahu, duduk denganmu selalu membuatku merasa on dalam segala hal” ujar pria bertato itu sambil mengeluarkan sebatang nikotin dari wadahnya.

”Kau mabuk?”

I'm okay

”Aku normal”

What?! Hahaha”

”Aissh!” sebal Jungkook mendengar tawa Namjoon.

”Lagipula aku sama sepertimu, bro”

”Ucapanmu membuatku ingin membunuhmu”

”Baper amet. Lihatlah”

Sejenak Jungkook mengalihkan netranya ke sekeliling, di tiap sudut ada banyak sekali pasang mata mengerling genit sambil menatapnya dengan penuh damba.

”Lintah-lintah menjijikkan itu menatapmu seolah ingin menerkammu”

”Kau mau?”

”Tch..”

”Aku akan mendapatkan siapapun untukmu, jika kau mau?”

”Sialan! Kau pikir aku seburuk itu, aku cukup buas loh, haha”

Drttttt... Drttt...

Getar ponsel berasal dari balik jas Jungkook, dengan sigap pria bermata elang itu mendapatkan benda pipih itu, lalu menekan tombol hijau.

”Baiklah” jawabnya singkat, lalu mematikannya.

”Kau akan kembali, cmon man ini masih terlalu pagi” ucap Namjoon saat melihat Jungkook bangun dari duduknya.

”Ada hal penting & lebih menyenangkan menungguku”

”Sarang burung?”

Maybe, bye!”

”Perlu bantuan?” tawar Namjoon ketika menyadari Jungkook sempoyongan.

Namun Jungkook mengabaikannya, ia terus berjalan dengan langkah yang sedikit tertatih keluar dari bar, menyusuri arah keluar klub sambil menyepak kasar siapapun yang menghalangi jalannya.

•••

Setelah berendam cukup lama, menikmati sensasi segarnya serangkaian treatment, rasanya tubuhku ingin rebahan. Entahlah, aku memang terbiasa melakukan ini. Bagiku sehabis mandi ataupun berendam merupakan waktu yang pas untuk membawa tubuh beristirahat. Kayak rasa lelah, penat, gerah, dan stres seketika lenyap gitu aja. Yah, walaupun agak kerasa kurang nyaman dengan baju atau tepatnya linggerie ini. Aku memakainya, karena tidak ada baju yang bisa ku pakai lagi.

Tok.. tok..

Bunyi ketukan pintu sedikit mengejutkanku, mendengar itu dengan sigap ku tarik bathrobes yang sengaja aku letakkan dekat tempat tidur. Buat jaga-jaga hal seperti ini terjadi, dan benar saja kejadian.

”Maaf Nona, saya datang lagi mengganggu”

”Ah iya, tidak apa apa”

”Saya di utus untuk berbicara dengan, Nona?”

”Terkait apa?”

”Apa nona ingin bertemu dengan mommy anda?”

Sure! Aku tidak punya alasan untuk menolak, karena itu yang aku inginkan” ujarku berbinar ketika bibi Kim berucap demikian.

”Namun...”

”Namun apa?”

”Kata Tuan, di dunia ini tidak ada hal yang tidak memiliki harga”

”Maksudnya?”

”Saya harap nona paham”

”Ah iya, aku tau jika tidak ada hal yang gratis. Lantas dengan cara apa aku dapat membalas?”

”Tuan Jeon, ingin bertemu dengan anda?”

”Oh ya, tentu bisa”

”Dengan sebuah syarat”

”Syarat? Apa itu?”

”Kenakanlah linggerie tadi”

What!?”

”Maaf nona, saya hanya menyampaikan”

”Tapp-tappiiii bii”

Dengan langkah tuli bibi Kim meninggalkan ruangan ini secepat mungkin. Melihat itu aku pun juga tak kalah cepat mengejarnya, namun belum sempat ku gapai lengannya, dua orang pria mencegatku.

”Katakan iya atau tidak, ketika nona sudah siap” ucap salah seorang pria sambil mendorongku masuk ke kamar.

Aku tak melawan, tubuhku rasanya lemas, pikirku melayang, lagi dan lagi air mataku tumpah. Ya, bohong jika aku tidak mengerti maksud bibi Kim. Mereka memojokkan ku, mengharuskan aku memilih, dan menjebakku atas pilihanku sendiri. Mereka tahu aku tak bisa berbuat apa-apa jika itu menyangkut mami.

”Baiklah”

Aku menyerah, aku tak kuasa, dan kuputuskan untuk menyetujuinya meski ku tahu akhirnya akan seperti apa

*Celetaaaak!

Ku buka pintu, dan dengan suara datar ku katakan ”Aku menunggunya”.

See you ❤️

SWEET GIRL WITH A LINGERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang