Chapter 7: jalan-jalan

235 31 5
                                    

Setelah bangun aku beranjak dari tempat tidur ku dan pergi untuk mandi dahulu, yang terletak di ujung lantai tiga.

"Hei Bel apa kamu juga mau mandi" tanya orang yang tak lain adalah Alice.
"Ya" jawabku tanpa menoleh dan terus berjalan ke kamar mandi. Setelah selesai mandi aku kembali kekamar dan pergi kebawah untuk sarapan tak lupa juga aku memakai baju.

Saat aku sarapan aku ketemu lagi dengan si anak cerewet satu ini "Bel" teriaknya sambil menepuk punggung ku.

"Hei Alice, bisakah kamu lebih santai sedikit" kataku yang kesal kepada si Alice itu.
"Hehehehe maaf maaf, aku akan sedikit lebih santai"

"nanti kita akan berjalan di ibukota kan" ucapku memulai pembicaraan yang tadinya canggung.
"Tapi aku" dia tiba-tiba merasa kurang enak "Ada apa katanya kamu mau menemani aku" kataku menekan dia agar mau bercerita tentang apa yang dia pikirkan.

"Yah, kamu tau kan kalau aku dari golongan rakyat jelata" sebelum dia melanjutkan perkataannya aku sidah tau apa yang dia pikirkan.

"Emangnya kenapa? Itu tidak ada hubungannya dengan dari mana kamu berasal" aku mencoba memberikan dia dorongan agar lebih percaya diri.

Setelah aku mengatakan itu dia tampak lebih percaya diri dan menjadi semakin berisik.

Setelah selesai makan kami pergi keluar dan kami akan pergi bertiga, yang terdiri dari aku, Alice dan Claudia.

Kami harus berjalan beberapa menit untuk pergi ke pusat perbelanjaan yang ada di ibukota, suasananya seperti di Eropa pertengahan.

"Woaah ramai sekali" Alice yang tinggal di kampung terlihat kagum dengan keramaian di kota ini, sejujurnya aku tidak suka keramaian jadi aku akan segera menyelesaikan tugas hari ini.

"Ayo segera pergi ke toko baju" kataku menarik tangan kedua orang itu, tetapi sebelum sampai ke toko baju aku melihat toko buku.

Yah sebagai anak yang kutu buku aku melihat-lihat koleksi buku yang ada di toko ini, karena toko bukunya lumanyan besar membuat ku semakin bersemangat.

Dan sejam pun terlewati tanpa aku sadari "Bel kita sudah sejam disini ayo pindah" rengek Claudia yang membuat ku tersadar.

"Maaf maaf, sebagai permintaan maaf nanti aku traktir makan siang" aku akhirnya mengambil beberapa buku yang mau aku beli dan membawanya ke kasir.

"Totalnya 30 emas" '135 juta Rp hanya untuk 6 buku, untung saja uang banyak' Alice terheran heran dengan jumlah uang yang banyak itu.

Aku memasukkan buku-buku itu kedalam cincin penyimpanan "Bel, apa itu cincin penyimpanan?" Tanya Alice penasaran.

"Ya, ini cincin yang kakak pertama ku berikan sebagai hadiah" jelasku kepadanya "wah pasti mahal itu" kata Alice terkagum kagum.

"Sudah-sudah ayo pergi ke toko baju" aku berjalan mendahului mereka berdua ke toko baju yang terkenal didekat sini.

Sesampainya di sana langsung disuguhi baju-baju yang bermerek dan cantik, aku memilih beberapa baju yang cantik dan tampak imut bagiku.

Aku membeli 10 baju yang imut imut dan feminim dengan bahu sedikit tampak dan ada juga yang bahunya tampak semua.

Yah pokoknya semua nya itu imutlah "Alice, Claudia, kalian sudah belum?" Tanyaku kepada mereka berdua.

"Sudah" jawab mereka serentak "kalau gitu ayo buruan pergi" akhirnya kami pergi ke kasir untuk membayar bajunya.

"Satu small gold dan 5 silver total nya" aku mengeluarkan dua small gold untuk membayar semuanya "biar aku aja yang membayar"

Setelah selesai berbelanja kami bertiga pergi kesebuah kafe, dan memesan minuman untuk di nikmati.

Karena aku bisa menebak apa yang dipikirkan oleh Alice "sudah jangan dipikirkan nanti dimasa depan kamu akan tau gimana caranya membayar perbuatan ku, tidak perlu uang" kataku yang tau kalau alice sedang mengkhawatirkan soal harga uang nya.

Saat aku sedang menikmati minuman ku sambil melihat keluar jendela aku melihat sesuatu berkumpul "ada apa itu?" Kataku dengan nada yang bisa didengar.

"Gak tau, gimana kalau kita lihat kesana" balas Claudia "ayo lah" kami bertiga beranjak pergi ke tempat keramaian itu tak lupa aku juga menaruh uang di meja untuk bayarnya.

Aku kira apaan ternyata es krim "es krim?" Kataku bertanya "oh itukan makanan dingin yang lagi rame" kata Claudia dengan semangat.

Aku sebenarnya ingin mencicipinya tetapi karena antrian nya panjang aku kesusahan untuk mendapatkan nya, apa lagi dengan tubuhku yang kecil ini.

Tetapi keberuntungan berpihak kepada ku hari ini, aku melihat El sedang jalan bersama beberapa temannya jadinya aku menghampirinya.

"El El" teriakku memanggil si El, dia pun menoleh dan menghampiri ku "Bel ada apa memanggil ku" tanya dia dengan wajah yang menjengkelkan.

"El bisa gak belikan aku itu" minta ku dengan wajah memelas, El sebenarnya ogah menuruti keinginan Bel "huh nanti aku bilang ke papa deh kalah pangeran ketiga itu orangnya pengecut" ucapku dengan wajah yang kecewa.

Karena itu dia mau gak mau harus melakukan apa yang aku minta "wah Bel kamu luar biasa mampu membuat si pangeran yang dingin itu menuruti mu" kata Claudia dengan mata yang berbinar-binar.

"Jangan lupa kalau kedua temanku juga mau" dan itu benar-benar membuat pangeran ketiga sangat kesal, sedang kan kedua temannya yang ada dibelakangnya cuman tertawa kecil.

Sembari menunggu El membelikan es krim aku menunggu dia di sebuah kedai dekat sini. Tak lama menunggu El sudah kembali membawakan es krim nya.

"Nih" "yey El kamu memang lelaki yang hebat" ucapku dengan wajah yang imut "b b biasa saja" sepertinya dia malu-malu kucing.

Yah kami semua akhirnya memakan es krim kecuali kedua teman bersama El dan aku mengira kalau mereka itu pengawal nya.

Setelah menghabiskan es krim kami semua makan siang dan kembali ke asrama "Bel, kamu tinggal di asrama?" Tanya El kepadaku "ya, kan rumah ku dengan ibukota jauh, kalau pakai teleportasi itu malah menyebabkan efek samping dan menguras tenaga jadinya aku tinggal di asrama"

Dan dia pergi begitu saja, yah aku gak peduli sih jadinya aku langsung kembali ke asrama dan mempersiapkan untuk sekolah besok.

Besok aku akan resmi bersekolah.

Keesokan harinya aku bangun pagi-pagi sekali dan siap-siap untuk pergi ke sekolah "akhirnya setelah tujuh tahun gak sekolah" penuh semangat sambil mengingat kembali hari-hari ku disekolah dulu.

Yah tidak ada yang istimewa sih, aku cuman pernah membuat orang babak belur gegara mencoba membuly ku, yah itu salah mereka membasahi buku favorit ku.

Aku yang sedari tadi berdiri di depan asrama dikagetkan oleh, siapa lagi kalau bukan Alice "hei Bel pagi" ucap nya dengan semangat "pagi-pagi sudah berisik" keluh ku kepadanya.

Hari ini pada jam pertama akan terjadi pengenalan "Alice kamu berada dikelas mana?" Tanya ku penasaran.

"Aku berada di kelas S dengan mu Loh" katanya yang membuat ku penasaran dengan skill yang dia miliki.

'appraisal' aku menggunakan skill ku untuk melihat skill milik Alice.

The Blood PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang