Chapter 4: calon permaisuri?

359 41 6
                                    

Seseorang yang seumuran papa masuk ditemani oleh dua orang dibelakangnya, dia mengangkat tangannya dan sebuah energi mengalir kesemua tamu yang datang.

"Ayah kaisar" kata pangeran ketiga "kamu benar-benar masa depan dinasti ini, dulu aku sempat khawatir karena kedua kakakmu itu cuman manusia, dan sekarang aku gak perlu khawatir lagi dengan ini penerus dinasti sudah di tentukan" katanya sambil memegangi pundak pangeran ketiga.

Setelah itu dia pergi kearah kami yang sudah berdiri "kawan lamaku Leonard" katanya menghampiri papa dan mereka berpelukan seperti seorang sahabat yang sudah lama tak jumpa.

"oh apakah dia ini putri mu?" tanya dia sambil mengusap kepala ku "iya dia Belia Gladius dan dia sekarang berusia tujuh tahun" jawab ayahku dengan sopan "kalau gitu dia akan melakukan upacara pembukaan status hari ini kan?" tanya nya dan tangan dia itu masih belum melepaskan kepala ku.

"iya dia hari ini akan melakukan upacara pembukaan status"
"kalau gitu cepatlah lakukan" kata yang mulai kaisar dengan mendesak papa ku.

Jadi giliran ku akhirnya tiba, aku memegang bola kristal dengan penuh kegugupan dan cahaya putih terang muncul

Nama: Belia Gladius
kelamin: perempuan
ras: manusia
umur: 1 tahun

level: 1
hp: 90
MP :89
Sp : 109

Skill :
Sword art : 1
Body enhancement: 1
Detection: 1
Disaster: 1
2X

Titel: The princess of the great dynasty of light

'Lah itu titel datang dari mana dah kok tiba-tiba ada dan lagi aku gak bisa memalsukan titel itu' batinku kebingungan.

"Ternyata mimpi ku itu benar semua, kita tak hanya mendapatkan calon kaisar tetapi kita juga mendapatkan calon permaisuri" katanya dengan penuh semangat.

"Ayah kaisar jangan seenaknya mengatur hubungan diantara kami" marah sang pangeran ketiga "Tetapi Dewi takdir berkata lain" jawab sang kaisar dengan santai.

Dan hak itu membuat hatiku tiba-tiba serasa mau hancur, aku tak menyangka kalau menjadi perempuan akan se merepotkan ini.

"kalau begitu, dengan ini aku meresmikan pertunangan dari putra mahkota dan putri satu-satunya Duke Gladius" ucap kaisar dengan penuh semangat.

Dan itu ditanggapi dengan sangat meriah oleh para tamu yang hadir dan anehnya lagi papa, mama dan ketiga kakak ku malah ikut-ikutan.

"El, sebagai seorang pria kamu gak boleh membuat wanita mu tampak begitu" kata yang mulai kaisar melihat aku yang bengong saja.

Dan yang mulai pangeran cuman menurut saja dengan perkataan yang mulai kaisar "Permaisuri ku ayo ikutlah dengan ku" dia mengulurkan tangannya sambil sedikit membungkuk.

Dan semua langsung heboh saat waktu itu juga "Terima Terima Terima" sorakan dari orang orang menyuruh aku untuk menerima itu.

Dan lagi semua keluarga ku cuman diam saja, itu benar-benar membuat ku sangat kesal dan marah besar. Tapi ya aku tidaklah berdaya.

'Untuk pertama kalinya aku benar-benar menyesal dengan keputusan yang aku buat' batin ku sedih didalam hati.

Karena suasana menjadi ricuh jadinya aku mau gak mau harus menerima itu "Baiklah pangeran" ucapku menerima gandengan tangan pangeran ketiga.

Kami berdua berjalan turun dan menghampiri keluarga dari kedua belah pihak dan setelah sampai mereka malah sibuk membahas tentang pernikahan.

"Jadi kapan pernikahan akan dilakukan" ucap yang mulai kaisar
"Gimana saat berumur 12 tahun" saran dari papa yang sepertinya semua orang setuju dengan itu.
"Tunggu dulu, 12 itu kekecilan kenapa tidak 15 saja" kataku mencoba memberikan saran.

Dan untung saja saran dari ku di abaikan, anjing anjing. "baiklah saat mereka genap berusia 12 tahun pernikahan akan dilakukan" dan aku cuman bisa diam saja saat tangga pernikahan di putuskan "jadi itu akan dilaksanakan pada tangga 15 Agustus 2255 kalender suci dinasti cahaya.

Benar-benar menyebalkan sekarang tahun 2250 dan pernikahan akan dilakukan lima tahun dari sekarang, aku benar-benar ingin protes tetapi aku tak punya kekuatan.

Apa lagi sang pangeran ketiga dia juga cuman diam saja menyimak tak memberikan sedikitpun pendapatnya.

'Sudahlah pasrah saja' batinku lesu sambil berjalan menuju ke kamar "benar-benar hari yang berat, tidak aku kira kalah keteguhan hati ku dan rasa percaya diri ku dalam memilih keputusan malah berakhir penyesalan" kataku lemas dan tertidur pulas.

"Aku berharap kejadian kemarin itu hanyalah mimpi buruk" kataku yang baru bangun dari kasur dan pergi keruang makan.

Dan sesampainya di sana "Pagi" kataku yang masih ngantuk "Dasar pemalas, ini sudah jam 7 tetapi masih tidur" terdengar suara yang seharusnya tidak ada disini.

"kenapa kamu ada di rumah ku" kataku kesal melihat sang pangeran ketiga di rumahku "emangnya kenapa?" jawab dia dingin.

"huh, terserah lah" aku sudah gak peduli dengan hal itu dan pergi duduk lalu makan, setelah makan aku punya rencana ingin pergi berlatih "bel, besok kamu dan pangeran El akan masuk akademi" kata papa menjelaskan.

Yah biarlah terus mengalir dan aku akan mengikuti aliran air itu aku masih belum punya kekuatan untuk melawannya, tapi saat aku punya kekuatan untuk melawannya aku akan melawan.

"kalau begitu aku mau ke perpustakaan" kataku kepada papa dan pergi meninggalkan ruang makan "hei, tunggu" teriak pangeran El kepadaku.

Dan saat aku menolehkan kepala "aku juga mau belajar dulu sebelum ujian masuk akademi" sang pangeran langsung berlari kearah ku "kukira seorang pangeran tidak perlu belajar" kataku mencoba mengejeknya.

"Aku tidak seperti kedua kakakku yang jenius dalam sihir dan pedang, walaupun aku dipilih menjadi seorang kaisar aku tetaplah yang paling tidak berbakat dari kedua kakakku jadinya aku harus menutupi itu dengan kerja keras" katanya dengan penuh semangat.

Aku kira dia cuman pangeran yang manja, tapi gak nyangka kalau dia itu pekerjaan keras, karena dia pekerjaan keras lebih baik kalau aku sedikit bersikap lembut dengannya.

"Sungguh masa muda" kata sang kaisar yang mengagetkan Duke Gladius dan anggota keluarga Gladius lainnya "yang mulia kenapa anda tiba-tiba datang.

"aku hanya ingin melihat anakku saja kok" katanya dengan santainya. saat mereka berbincang bincang Bel dan El kini sedang belajar bersama di perpustakaan.

Mereka benar-benar imut, Bel dia seorang gadis dengan rambut perak dan mata seindah lautan sedangkan El seorang anak lelaki dengan rambut emas pendek dan mata berwarna emas menyala.

Mereka sangatlah cocok, yah kalau gak cocok salahkan author nya aja ya.

Tak terasa matahari sudah kembali tidur dan bulan menggantikannya mereka masih saja belajar dan akhirnya tertidur di perpustakaan dan dikelilingi oleh tumpukan buku yang berserakan.

Dan mereka tertidur berdua dengan wajah yang imut, berpelukan dan saling melengkapi dan saling menerima.

Dari perpustakaan inilah bibit cinta mereka akan tumbuh dan bersemi menjadi bunga yang sangat cantik dan kuat, bahkan bunga itu akan mampu menahan goncangan dunia.

Mereka akan terus bersama membangun dinasti cahaya menuju kemakmuran.

The Blood PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang