2

1.5K 164 10
                                    

Udara pagi ikut menyambut hari baru di setiap rumah. Hawa dingin membelai pelan kulit, menimbulkan sensasi menggigil sesaat setelah tak sengaja tertipu embusan angin di luar ruangan.

[name] merapatkan almamaternya. Menggosok pelan kedua telapak tangannya kemudian ia tempelkan ke setiap sisi pipinya. Tak banyak membantu memang, mengingat seragam sekolah [name] yang memiliki rok sedikit di atas lutut membuat angin dingin di pagi hari dengan bebas menerpa kakinya. Ditambah semua baju hangatnya yang kemarin lupa ia cuci, membuat [name] hanya menggunakan kemeja putih serangam dan almamater biru Nekoma nya.

Melangkah pelan menuju stasiun kereta terdekat, [name] bersenandung pelan mengisi kekosongan. Saat tiba di stasiun dan hendak menunggu datangnya kereta, matanya tak sengaja menangkap sebuah puding berjalan tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Wah ada Kenma," gumam [name] pelan.

Pandangannya menyapu kerumunan orang orang di sekitar Kenma, mencari sosok yang selalu satu paket dengan si kepala puding.

[name] mulai mendekati kedua pemuda berbeda tinggi badan tersebut setelah menemukan sang kepala ayam berdiri di sebelah si puding.

"Ohayou Kuroo, Kenma," sapa [name] kepada keduanya.

"Ohayou," jawab kenma sembari menolehkan kepalanya dari konsol video game yang ia bawa.

"O-ohayou," ucap Kuroo melirik [name].

Setelahnya, kereta pun datang. Ketiganya dengan segera masuk ke dalam kereta dan melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

***

Suara goresan kapur yang beradu dengan papan tulis baru saja berhenti beberapa saat yang lalu. Takao sensei, baru saja menyelesaikan kegiatan menulisnya di papan tulis. Setelah meletakkan kapur serta bukunya di atas meja, ia lantas berbicara.

"Untuk tugas kali ini akan sensei buat berkelompok. Satu kelompok maksimal enam anak. Laporan yang kalian buat akan kalian presentasikan di pertemuan minggu depan," jelas Takao sensei.

"Hai' sensei," seru seisi kelas.

[name] menutup bukunya. Menata kembali alat tulisnya dan memasukkannya ke kolong meja. Masih ada satu jam pelajaran Takao sensei yang tersisa digunakan teman temannya untuk mencari kelompok untuk tugas kali ini.

[name] diam memperhatikan teman teman sekelasnya yang sibuk mencari teman satu kelompok. Ia selalu takut saat ada tugas kelompok seperti ini, [name] tak memiliki teman yang bisa ia ajak. [name] selalu memilih diam sampai salah satu dari mereka memanggilnya karena kekurangan anggota.

'Aaah aku benci tugas kelompok,' batin [name] sambil menundukkan kepalanya.

Tugas kelompok tentu menjadi tugas yang paling tak ingin [name] dapat. Mendapat penolakan saat ingin bergabung dengan sebuah kelompok adalah salah satu penyebabnya. [name] tak pernah merasakan menjadi salah satu dari orang yang akan dicari saat ada tugas kelompok. [name] juga ingin dianggap penting oleh teman teman sekelasnya. Namun ia juga sadar, siswa biasa sepertinya, yang tak memiliki lingkaran pertemanan, pasti akan selalu tersisihkan.

[name] masih diam dalam lamunannya memperhatikan teman temannya. Sampai sebuah suara memaksanya mengembalikan kesadaran.

"[name]. Kemari lah," panggil Kuroo.

"A-aa Hai'."

[name] mulai menghampiri bangku Kuroo yang ada di depan dengan sedikit kebingungan. Delapan orang di depan bangku Kuroo menoleh ke arahnya saat ia berhenti di samping Kuroo yang tengah duduk.

Be Mine [Kuroo Tetsurou x Reader] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang