16

1.3K 141 45
                                    

"Aaa yabai...."

"Aku... Demam."

Berbaring di atas futon penginapan, [name] merasakan pelipisnya berkedut pelan menghantarkan rasa pening yang kian menghampirinya. Badannya terasa hangat dengan otot-ototnya yang sedikit nyeri. [name] menurunkan kembali tangan kanannya yang ia gunakan untuk menyentuh dahinya guna mengecek suhu tubuhnya.

Tadi malam [name] tak memikirkan efek dari 'hujan-hujanan' nya semalam. Karena terlalu kalut dengan pikirannya dan lebih memilih menumpahkan seluruh tangisannya, ia melupakan satu hal. Tubuhnya mudah sakit.

Dilihatnya pintu kamar mandi yang terbuka, netranya lantas menangkap sosok Alisa yang baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Sang empu yang merasa diperhatikan lantas menoleh ke arah [name].

"[surname]-chan tidak mandi?" tanya Alisa seraya tangannya melipat handuk yang sudah ia keringkan.

"Aaa sono... Se-sepertinya aku sedikit demam, jadi mungkin..." [name] menggaruk pipinya yang tak gatal sembari tersenyum kaku.

"Eehh hontou?" Tangan Alisa dengan cepat menyentuh dahi [name], memeriksa gadis yang lebih muda darinya tersebut. Telapak tangannya terasa hangat ketika bersentuhan dengan kulit [name].

Alisa mengambil ponselnya sembari berkata, "Aku akan bilang kepada Lev dan yang lainnya bahwa--"

"Dame!" teriakan spontan [name] menginterupsi kalimat sekaligus gerakan Alisa mengambil ponsel.

"Ah itu, maksud ku, aku tidak ingin membuat yang lainnya khawatir. Aku mohon Alisa-san jangan memberitahukannya pada siapapun," kata [name].

Tentu saja [name] tak ingin semua anggota tim memikirkannya dan justru tidak dapat fokus saat bertanding. Terlebih Kuroo, ia akan dengan segera sadar jika penyebab dirinya terserang demam adalah karena kehujanan tadi malam.

"Hah baiklah. Tapi [surname]-chan harus segera sarapan dan minum obat setelah ini, oke?" jawab Alisa.

"Ryoukai!" Tangan [name] berpose hormat menghadap Alisa.

Sebelum Alisa pergi, [name] juga sempat berpesan agar mengatakan bahwa [name] akan menyusul nanti saat anggota lain bertanya.

Ia kemudian segera membenarkan posisi tidurnya kembali, membuat dirinya senyaman mungkin. Dalam hati, [name] berdoa semoga tidak ada yang bertanya kemana dirinya.

Harapan [name] sirna kala si puding tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya setelah ia tertidur. Kenma memperhatikan wajah [name] yang terlihat pucat. Karena curiga, Kenma dengan hati-hati mengecek suhu tubuh senpai nya tersebut sebelum kembali ke luar menghampiri anggota yang lain yang sudah menunggunya.

***

Atmosfer berat menyelimuti langkah pelan seluruh anggota tim Nekoma keluar gymnasium. Pertandingan kali ini, pertandingan legenda antara kawanan gagak dan kucing di tempat sampah dimenangkan oleh si gagak. Perebutan sengit terjadi selama tiga set penuh yang dimenangkan Karasuno dengan dua set kemenangan pada set pertama dan ketiga.

Helaan napas keluar dari mulut Kuroo setelah punggungnya ditepuk pelan oleh Nekomata sensei, mengisyaratkan sang captain agar segera mengubah atmosfer di sekitar mereka.

"Jangan berkecil hati. Aku tau kita kalah kali ini, tetapi pertandingan kali ini bukan pertandingan yang memalukan. Kita sudah melakukan semua yang terbaik, itu saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa kita sudah berkembang menjadi lebih baik." Senyum khas Kuroo menjadi penutup tutur singkatnya.

Be Mine [Kuroo Tetsurou x Reader] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang