"Semuanya ayo bangun!"
[name] bertolak pinggang memandang kouhai nya yang masih setia tertidur nyaman di atas futon masing-masing.
"Mereka belum mau bangun?" tanya Kuroo yang baru saja kembali dari kamar kecil.
"Belum." [name] masih setia dengan posisinya sembari memandang posisi-posisi aneh kouhai nya.
Inuoka yang memeluk kaki Lev yang tengah tengkurap. Yamamoto yang sebelah kakinya menindih Kenma. Sedangkan si puding masih nyaman menggulung dirinya di dalam selimut layaknya ulat tanpa menghiraukan kaki Yamamoto yang menindih tubuhnya. Hanya Fukunaga yang berada dalam posisi normal meski kedua tangannya ia angkat dan berada di kepalanya entah karena apa. Sementara Shibayama, ia telah bangun sejak fajar tadi.
[name] berjalan ke arah jendela, membuka gorden yang tentu saja membuat sinar matahari langsung masuk dan membuat silau setiap mata yang merasakannya.
Tak berselang lama, satu persatu dari mereka bangun. Dengan susah payah mereka pergi ke kamar kecil untuk mencuci muka walau mata mereka masih belum terlalu terbuka.
Setelah memastikan semuanya keluar, [name] melipat futon-futon yang masih berserakan. Melipatnya dan menaruhnya di ujung ruangan agar tetap rapi. Ia lantas segera pergi ke kantin sekolah untuk ikut sarapan. Setelah semua masakan matang tadi, ia ijin kepada semua manajer untuk mengecek keadaan timnya, dan benar saja mereka semua masih tertidur lelap tanpa ingin segera bangun dan memulai aktifitas.
"Ano, senpai."
Ketika [name] hendak berbalik setelah menutup pintu, sebuah kepala oranye menyembul di sampingnya. [name] lantas segera berbalik dan mendapati Hinata tengah berdiri di depannya.
"Hm?"
"B-bisa antar aku ke kantin. Aku tersesat." Cengiran Hinata muncul diikuti tangan kanannya terangkat dan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Ayo. Kebetulan aku juga akan ke sana," jawab [name] sembari tersenyum.
Mereka berdua lantas berjalan beriringan menuju kantin sekolah. Sesekali Hinata bertanya kepada [name] tentang beberapa hal. Siapa nama [name], kelas berapa, dan apakah [name] benar-benar berpacaran dengan captain tim Nekoma tersebut.
"[surname]-senpai benar-benar berpacaran dengan Kuroo-san?" Hinata menoleh ke arah [name] yang tingginya hampir sama dengannya.
"E-eh?!" heran [name].
"Habisnya kemarin senpai senpai yang lain mengatakan kalian berpacaran," lanjut Hinata dengan muka polosnya.
"T-tidak, kami tidak berpacaran. Kuroo sendiri mungkin juga sudah memiliki orang yang disukainya." [name] sedikit menundukkan kepalanya ketika mengucapkan kalimat terakhir.
[name] tak berbohong. Akhir-akhir ini Kenma dan Yaku sering mengatakan jika tingkah Kuroo mulai aneh. Ia sering sekali tersenyum sendiri ketika menjawab pesan di ponselnya. Ia juga sering bertanya hal-hal aneh terkait dengan perempuan. Tentu [name] dapat menyimpulkan jika Kuroo tengah dekat atau bahkan sedang menyukai seseorang.
***
Bunyi keran air di dekat gymnasium terdengar ramai menyala bersama. Para manajer sibuk mengisi setiap botol air minum masing-masing tim dengan air keran. Sembari menunggu mereka memilih mengobrolkan beberapa topik, mencoba mengakrabkan diri.
"Ii na Shimizu-san to Yachi-san. Kalian memiliki anggota tim yang ekspresif," ucap Mako dengan masih memegang botol dan mengisinya dengan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine [Kuroo Tetsurou x Reader] ✅
أدب الهواة"Bahkan aku tetap tak bisa menggapaimu walaupun sudah sedekat ini." Memiliki rumah yang bersebelahan dengan Kuroo tak membuat [name] dan Kuroo dekat. Walaupun Kuroo bukanlah orang yang pemilih soal teman, tetapi sejak pertama mereka berkenalan beber...