Daun coklat dan kuning terakhir mulai jatuh berguguran, meninggalkan ranting yang mulai menggundul akibat udara musim dingin yang mulai menyambut. Ranting-ranting pohon terlihat jelas setelah tak adanya daun yang bertengger di setiap ujungnya.
Setelah bulan delapan kemarin camp pelatihan telah dilakukan, kini tim Nekoma telah siap menyambut babak kualifikasi untuk pertandingan musim semi yang akan segera di mulai. Kekalahan yang diterima saat pertandingan pertama kemarin, membuat Nekoma harus melakukan satu pertandingan lagi sebagai penentu masuk tidaknya mereka sebagai perwakilan prefektur.
Giatnya latihan yang dilakukan membuat persiapan semakin matang. Ditambah kuota untuk Tokyo yang boleh mengirimkan tiga wakilnya, membuat Nekoma tak ingin patah semangat.
Dan beberapa saat lagi, pertandingan yang akan menentukan wakil terakhir dari Tokyo akan berlangsung. Sementara itu, tim Itachiyama dan Fukurodani sudah lolos dan hanya tinggal menunggu perwakilan ketiga.
"Sepatumu tidak ketinggalan, bukan?" tanya Yaku ke masing-masing anggota. Perannya sebagai ibu di dalam tim, membuat sang libero selalu memastikan keadaan serta kelengkapan para anggotanya.
"Tidak, Yaku-san," seru Lev.
"Baiklah."
Kuroo ikut memperhatikan anggotanya satu persatu, ikut mengawasi mereka kendati Yaku yang lebih berperan aktif kesana-kemari. Di sampingnya, [name] berdiri sembari membawa tas selempang yang tersampir nyaman di bahunya yang merupakan tas milik sang captain.
"Baiklah, semi final. Kalau kita memenangkan babak ini dan maju ke final, kita akan melaju ke tingkat nasional," ucap Kuroo sembari menyapukan pandangannya ke semua anggota.
"Ayo kita lakukan seperti biasanya," lanjutnya sembari tersenyum kecil.
"Osu!!" jawab semuanya penuh semangat.
"Seperti biasanya ,level tinggi dalam pertahanan dan kerja sama tim."
Kuroo berbalik setelah mendengar sebuah suara dari arah belakang. Menemukan si ular sawah berdiri di sana
"Tapi kalian kurang berani, Neko-chan." Surai hijau tua dengan mata menyipit menyerupai garis muncul dari arah belakang. Daishou Suguru, captain tim Nohebi terlihat berdiri dengan kedua tangannya bertolak pinggang.
"Haaaa!!" Yamamoto membalas dengan berteriak penuh amarah.
"Hentikan itu, Yamamoto. Jangan ladeni ular sawah ini," ucap Kuroo menenangkan kouhainya.
"Kau kenapa menggunakan gaya rambut seperti itu, bukan untuk terlihat tinggi kan? Jangan-jangan tinggi aslimu 180?" goda Suguru sembari sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Kuroo.
"Haa!! Aku tidak pernah melakukan hal konyol seperti itu. Aku selalu menurunkan rambutku saat mengukur!" jawab Kuroo ikut tersulut layaknya Yamamoto.
"Kau sendiri pernah bilang kalau ditolak Mika-chan, bukan? Pertandinganmu bagaimana nasibnya? Pasti sakit sekali, bukan?" balas Kuroo tak ingin kalah.
"Oi!! Omae!!"
"Lagi lagi, mereka," gumam semuanya.
Kuroo dan Suguru memang bisa dikatakan musuh bebuyutan sejak dulu. Kucing dan ular terlalu memperebutkan mangsa yang sama. Dua captain licik yang selalu memprovokasi tim lawan. Ditambah sifat keduanya yang memang suka saling mengejek satu sama lain, membuat pertengkaran kecil selalu terjadi kala mereka bertemu.
"Lagipula, bagaimana kau bisa tau?!" tambah Suguru setengah berbisik. Ia lantas menghela napas melerai pertengkaran mereka setelah suara pengumuman berbunyi memanggil kedua tim mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine [Kuroo Tetsurou x Reader] ✅
Fiksi Penggemar"Bahkan aku tetap tak bisa menggapaimu walaupun sudah sedekat ini." Memiliki rumah yang bersebelahan dengan Kuroo tak membuat [name] dan Kuroo dekat. Walaupun Kuroo bukanlah orang yang pemilih soal teman, tetapi sejak pertama mereka berkenalan beber...