viii • trying to be a good boyfriend

251 53 9
                                    

Galang, hendak memakai helmnya, ketika Nisrina berjalan ke arahnya.
   
 

"Lang!"

"Eh? Kenapa, Nis?" tanya Galang dengan helm yang kini sudah terpasang di kepala, tak lupa ia kaitkan pengait helm yang ada di bawah dagu. Hal yang tak pernah ia lupa lakukan ketika memakai helm. Pernah sekali ia lupa, dan ia dimarahi habis-habisan oleh sang ibunda. Bahkan sempat diancam untuk tak diizinkan lagi membawa motor apabila masih teledor seperti itu. Dan ya sejak saat itu Galang tak pernah lupa untuk mengaitkan pengait helmnya.

"Gue boleh barang nggak pulangnya?"

"Hah?"

"Hari ini gue lagi nggak bawa mobil. Biasa. Masuk bengkel. Jadi, gue nebeng lo ya?"

"Nebeng?" ulang Galang. Nisrina menganggukkan kepala. Tanda mengiyakan ucapan Galang yang mengulang perkataannya. "Duh, sorry, nggak bisa, Nis."
 
 

Mendengar jawaban Galang. Air wajah Nisrina berubah. Dari yang tadinya cerah, menjadi agak mendung.
 
 

"Loh? Kenapa? Gue bayarin deh bensinnya."

"Eh, bukan gitu, Nis."

"Terus?"

"Gua nggak enak sama cewek gua kalau boncengin cewek lain."

"Hah? Kok gitu? Cewek lo cemburuan banget emangnya?" tanya Nisrina lagi.

"Cemburu atau enggak, tetep aja gua nggak bisa, Nis. Lo nebeng yang lain aja ya? Atau gua pesenin gojek aja. Gimana?" tawar Galang sembari mengeluarkan ponsel dari kantong jaket jeans yang ia kenakan.

"Apaan, sih??? Gue cuma mau nebeng doang. Bukan godain lo," timpal Nisrina sedikit tak terima dengan respon Galang yang diberikan padanya.

"Sama aja, Nis. Nggak bisa. Nggak cuma lo kok. Siapapun ceweknya pasti gua tolak."

"Termasuk kalau ibu lo yang minta?"

"Ya beda, dong! Ibu gua sama cewek gua ya pengecualian." Jawab Galang dengan santainya. Sama sekali tak menangkap gurat kekecewaan dan kekesalan yang Nisrina perlihatkan. "Jadi nggak nih pesen gojeknya? Kalau jadi gua pesenin."
 
 

Nisrina berdecak.
 
 

"Sumpah ya, Lang. Kalau gojek doang mah gue ada kok aplikasinya!"

"Ya... terus?" tanya Galang sedikit bingung.
 
 

Kalau memang Nisrina sudah ada aplikasi ojek online, kenapa dia tidak langsung memesannya? Kenapa malah memaksa dirinya untuk memberikan tebengan?
 
 

"Gue loh kemaren udah ngasih kerjaan ke lo. Masa nebengin doang aja nggak bisa?? Tempat yang mau gue datengin deket kok. Dan kebetulan searah sama lo."
 
 

Galang mengangkat satu alisnya. Ia kemudian memasukkan ponselnya kembali ke dalam kantong jeans ketika menyadari kalau Nisrina butuh bantuan untuk memesan ojek online.

Jujur, Galang sedikit tak mengerti kenapa Nisrina mengungkit soal pekerjaan tempo hari.

Apa katanya tadi? Memberikan pekerjaan?

LOL.

Galang, 'kan, tidak minta. Bahkan ia mengiyakan ajakan Nisrina karena berniat untuk membantu Nisrina yang sedang kesusahan. Bukan karena ia yang meminta. Pun, Galang tidak butuh pekerjaan apapun pada saat itu.

Kenapa sekarang malah seolah ia yang punya hutang budi pada gadis di hadapannya ini?

Ingin Galang menanyakan hal tersebut. Namun, menyadari kalau perkataannya bisa saja menyinggung perasaan Nisrina. Galang mengurungkan niatan tersebut. Lalu memilih untuk mengajukan pertanyaan lain sebagai pengalihan.
 
 

galang; yamazaki kentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang