1 | evan dan sergio

50 5 1
                                    

Keluarga Koesnadi itu cuma punya dua anak dan kebetulan keduanya laki-laki. Jarak mereka juga hanya terpaut satu tahun. Pernah sekali waktu, saat Evan dan Sergio sudah agak besar, Mama menanyakan apakah mereka berdua mau punya adik dan keduanya menjawab kompak; "GAK MAU!" (ya, sambil teriak).

Sergio memang nggak mau lagi punya saudara dan Evan sendiri berpendapat kalau sudah cukup kasih sayang orang tua mereka dibagi dengan Sergio. Evan nggak mau berbagi lagi. Evan itu clingy dan sangat cari perhatian. Kalau Mama lebih memperhatikan Sergio juga pasti Evan akan jengkel. Sedangkan Sergio kebalikannya. Malah menurut Mama, Sergio yang lebih bersikap seperti anak pertama daripada Evan.

Tentu saja Evan setuju. Karena ia mau dianggap tetap muda dan tetap manja.

Dan tentu tabiat manja Evan cuma kelihatan di depan keluarga. Lain cerita kalau Evan sedang bersama teman-temannya. Bahkan saat SMA dulu, Evan dikenal sebagai kakak kelas yang agak susah didekati untuk pertama kalinya. Evan memang raut wajahnya lebih sering bitter ketimbang Sergio. Kelihatan kalau dia suka dan menikmati saat dianggap jadi pribadi yang susah didekati.

Berbeda dengan Sergio yang cukup punya banyak teman dari berbagai kalangan, Evan lebih memilih pertemanan yang eksklusif. Dia nggak neko-neko. Belum punya mantan dan pacar pertamanya dari kelas sepuluh masih bertahan sampai sekarang. Kalau Sergio kebalikannya. Si bungsu Koesnadi itu sering jatuh cinta, walaupun nggak diungkapkan dan mengakibatkan Sergio masih jomblo sampai sekarang.

Namun Sergio jadi sering meledek Evan karena menurut Sergio, Evan itu boring. Sergio kerap protes kenapa Evan bisa cuma suka sama satu cewek sepanjang Evan hidup. Padahal banyak cewek lain yang diam-diam naksir Evan. Contohnya ada tetangga samping rumah, seumuran dengan Evan juga, dan kelihatan jelas dia naksir Evan karena setiap ada acara kumpul di komplek, Celia—nama perempuan itu, selalu mencari tempat duduk dekat dengan Sergio (agar dekat dengan Evan). Celia merupakan contoh kecil karena ada beberapa nama lain di antaranya Karina, Luna, Monet, dan masih banyak lainnya yang dengan terang-terangan menunjukkan kalau mereka naksir Evan.

Nabilah pemenangnya. Evan cuma cinta Nabilah dan Sergio masih susah percaya kalau Evan cuma cinta pada Nabilah.

Sergio memang mengakui kalau Nabilah itu cantik dan Evan sering mengajak main Nabilah ke rumah menemui Mama dan Sergio seringnya, tapi nggak tahu kenapa Sergio selalu punya suatu faktor yang membuatnya tidak nyaman berada di dekat Nabilah terlalu lama.

Mama bilang ini namanya sibling's bonding. Sergio cuma bisa pura-pura mual saat Mama bilang begitu.

Evan di sisi lain sering menjadi pendengar urusan cinta Sergio. Bacotnya sebagai bungsu tukang meledek boleh saja gede, tapi kalau urusan ngajak jalan cewek, Sergio masih nol besar.

Koesnadi bersaudara mana ada yang hidupnya lurus sih?

Evan sering jadi tempat sampah persoalan ceweknya Sergio. Bukan pacar, tapi cewek lucu-lucuan yang Sergio taksir. Gitu-gitu, sebenernya Sergio memegang prinsip dalam hati kalau dia nggak mau pacaran dulu tapi sengaja nggak ngomong Evan karena pasti akan berakhir dengan ledekan. Jadi Sergio sengaja membuat persona kalau dia gampang bosan naksir cewek hingga nggak ada yang ingin dipacari.

Menurut Evan sih, adiknya masih nggak ada niatan macarin cewek tuh dua tahun lalu ya, tapi di tahun terakhir SMA, Evan dicurhati tentang satu cewek misterius yang namanya sampai sekarang belum Sergio bocorkan. Tumben.

MY BEST FRIEND'S BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang