15 | something's wrong

25 5 3
                                    

Sungguh Tala ingin berteriak dan menolak penuh ajakan Sergio karena selain jam segini itu macet, juga karena kenapa harus dengan Evan?

KENAPA?!

Namun Tala tidak bisa menolak saat dari lantai dua, Tante Tian sudah merangkul Evan yang kelihatan ogah-ogahan juga dengan apa yang disuruhkan dan saat tatapan beliau bertemu dengan Tala, senyumnya melebar dan diteruskan dengan berkata, "Tala maaf yah ngerepotin. Tapi anggep aja weekend terakhir sebelum kamu bakal sibuk belajar lagi 'kan? Cuma kamu yang bisa jinakin Sergio sama Evan biar gak berlebihan."

Tala nggak salah dengar waktu Tante Tian berkata demikian.

Dan karena Tala tidak menyiapkan alasan untuk menolak sebelumnya, akhirnya ia mengangguk pasrah.

"Oke, Tante. Daftarnya udah dibawa Gio kan?"

"Udah di Evan. Have fun ya kalian bertiga."

Tala yakin senyuman itu adalah sarkasme. Soalnya, ya, siapa sih yang nggak tahu kalau Evan dan Tala sudah mengibarkan bendera permusuhan sejak lama? Tante Tian tahu dan memilih untuk melakukan ini.

Mereka segera menuju ke garasi. Tante Tian juga sempat melambaikan tangan mereka sambil berkata, "Evan nyetirnya hati-hati. Jangan sampai Tala lecet."

Evan sama sekali nggak protes karena sejak dulu Mama-nya selalu lebih khawatir Tala yang lecet daripada dirinya.

"Bentar, sambil manasin mobil gue mau balesin chat dulu."

Sergio yang duduk di kursi penumpang depan pun meledek, "cewek baru ya? Cepet amat move on nya dari Kak Nabilah."

Evan berdecak. "Hooh ini cewek tapi cuma temen, bukannya pengganti Nabilah atau apapun yang lo maksud itu."

"Tapi emang sih ya, pacaran lo sama Kak Nabilah tuh lama jadi gak segampang itu kan lo move on dari dia. Mana mantan pertama dan satu-satunya 'kan."

"Gio jangan kebanyakan bacot deh."

Sedangkan Tala tidak berminat untuk bergabung dalam percakapan mereka. Yang Tala tahu selanjutnya adalah duduk di kursi belakang mobil mahal yang rasanya nyaman sekali membuat matanya berat.

Tahu-tahu, Tala sudah terlelap. Meninggalkan Sergio dan Evan yang masih berdebat membicarakan cewek baru Evan.

*

Suara kaleng dibuka berhasil membangunkan Tala yang...

Tala baru bangun.

Tala ketiduran.

Dengan matanya yang masih setengah membuka, ia baru sadar orang di belakang kemudi menatapnya lekat.

Belum juga mata Tala penuh membuka dan melihat siapa orang itu, suara khas yang Tala dengar bertahun-tahun akhirnya memberitahu siapa sang empu.

"Putri tidur bangun juga."

Evan lah, siapa lagi.

Tala tidak menanggapi. Ia justru bertanya, "Gio mana?"

"Di rumahnya Juan."

Tala terkejut. "Hah ngapain?"

Evan menggeleng. "Ambil buku katanya."

MY BEST FRIEND'S BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang