6 | decent conversation

37 6 7
                                    

Dua hari Anantala nggak pergi ke rumah Sergio. Alasannya tentu saja karena Evan. Pada hari pertama, ia lebih memilih untuk menumpang di rumah Maura sampai jam pulang ke rumah. Hari kedua, Steven mengajaknya berkunjung ke salah satu tempat bermain yang baru buka, pulangnya juga malam dan di antar Steven.

Tala berusaha bersikap biasa. Namun kerap kali bersama Steven, Tala selalu mengingat ucapan Evan yang menuduh kejam karena dia dekat dengan Steven. Rasanya, harga diri Tala sejatuh itu dan ternyata Evan memandangnya serendah itu.

Tala tahu betul kalau dia berbicara kasar atas Nabilah yang tentu saja selama ini hanya asumsi belaka. Tala ingin minta maaf, bahkan sempat konsultasi pada Sergio lebih baik ia bertindak bagaimana. Namun tetap saja, otaknya menyuruh agar Tala menghindari Evan dan seluruh omong kosongnya.

Steven lumayan jadi distraksi. Usai debat tidak penting, biasanya mereka akan tertawa sampai sakit perut. Tertawa sampai Tala lupa kalau dia masih merasakan sedih tiap dekat dengan Steven. Karena Evan.

Sampai hari ini, hari ketiga, Tala memutuskan untuk menumpang di rumah Dean yang tentu saja Dean tolak. Cowok itu mana mau sih rumahnya ditumpangi orang lain? Dean itu paling jarang ngajak teman ke rumah karena alasannya rumahnya berantakan. Namun dia ini Anantala, tentu saja sangat bersikeras.

"Sumpah, De, boleh yaaaaa, besok gue traktir seblak deh. Gimana?"

Dean mendecih, "izin ke rumah gue nggak semurah lo beli seblak ya, Nyet. Nggak."

"Please, De, kali iniii aja lo bantuin gue. I have nowhere to go," Tala masih membujuk Dean.

"Beb, lo biasa numpang di rumah Sergi, jangan bilang gak ada tempat deh," kata Dean, masih tidak mau kalah. "Dan gue seriusan gak bisa numpangin lo hari ini. Gue dipaksa Maura nemenin misi rahasianya, remember?"

Ah, Maura. Tala jadi ingat obrolan Maura dan Dean tadi siang.

"Ya udah gue ikut lo sama Maura, boleh?"

"Tanya Maura."

"Udah pasti gak boleh, Dean!"

"That's the answer, Tal."

Tala benci saat dia merasa dunia nggak berpihak sama dia. Dan Tala benci kalau hari ini dia harus pulang ke rumah Sergio.

"Gimana kalo ke Steven?"

Tala menggeleng. "Gak bisa, hari ini dia harus nemenin nyokapnya check up."

Dean mendesah pelan, "berarti lo harus dealing sama Kak Evan hari ini, Tal. Berdoa aja Kak Evan gak di rumah."


Oh, iya, Tala sempat memberitahu alasan kenapa dia tidak ke rumah Sergio pada hari pertama saat itu kepada Maura dan Dean. Mereka ternyata cukup maklum mengingat Tala dan Evan punya sejarah saling adu otot tiap bertemu, tetapi Maura tidak menyangka kalau Evan sampai bertindak sejauh itu.

"Dealing with the devil, sounds great methink."

Dean tertawa. "Indeed."

Semoga Evan nggak di rumah, itu yang Tala gumamkan sejak tadi.

*

Evan ketar-ketir saat suara tawa Tala tidak terdengar nyaring di rumahnya. Dia yang salah, dia yang menyebabkan Tala seperti ini. Sehari, dua hari, sampai-sampai Evan tanya Sergio.

MY BEST FRIEND'S BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang