Tetap Tinggal (8)

1.7K 166 110
                                    


Mile membelai helai hitam halus milik pemuda yang begitu ia cintai. Kini sedang tertidur lelap di satu bantal yang sama dengannya. Kepala cantiknya yang terkulai tenang sama sekali tak mencerminkan pergulatan pikiran apapun jika hanya dilihat dari luar. Tapi isinya? Mile juga takut menebak-nebak.

Mawar liar mereka tumbuh cepat. Itulah kenapa disebut liar, apapun yang tak disengaja biasanya akan lebih subur mengalahkan apapun. Seperti perasaan Mile pada Apo, sesuatu yang tumbuh begitu saja tanpa ia rencanakan. Terlalu cepat dan tak terduga.

Bayangan kelopak-kelopak mawar diterpa cahaya sore nampak di mata Mile. Pemuja dan penyimpanan rahasia, itu artinya kata Apo. Bunganya juga sama indah seperti pemuda itu, tapi artinya? Apakah juga sama? Apakah Apo juga punya rahasia?

Ponsel Mile berdering, nomor seorang agen properti kenalannya barusaja mengirim pesan.

16.09
Selamat sore Dokter. Apartemen di jalan Khemkhaeng pilihan anda itu sayangnya tidak tersedia satu unitpun. Saya punya alternatif lain yang jaraknya hanya tiga ratus meter dari sanggar seni itu. Jika anda tertarik saya bisa menemani anda survei dulu.

Mile berpikir sejenak. Sayang sekali hunian terdekat dari sanggar seni kesukaan Apo itu telah penuh seluruhnya. Ia menimbang-nimbang apakah opsi kedua yang ditawarkan agen itu akan sesuai dengan selera Apo? Mungkin benar katanya, mereka harus survei dulu. Cepat atau lambat mereka juga harus memiliki apartemen bersama. Harga properti sedang turun akhir-akhir ini, sayang jika Mile tak segera mendapatkan satu saat uangnya tersedia. Ia dengan cepat mengetikkan balasan pada sang agen, mengiyakan ajakan bertemunya.

*****

Sebuah kafe yang tidak sangat mewah namun nyaman dan hangat. Dinding kabin taman dan aroma bunga bunga segar baru dipotong memenuhi ruang sampai ke tempat parkir tempat mobil-mobil dinas berjejer. Hari itu dilaksanakan pernikahan seorang dokter muda bernama Bas di sana, sebuah garden party yang intim dan eksklusif.

Tamu yang hadir mayoritas adalah rekan kerja si pengantin pria di rumah sakit. Satu di antaranya adalah dokter Mile bersama kekasihnya yang manis. Mereka bergandeng tangan masuk ke area dan bercengkrama dengan tamu-tamu lain sambil menunggu pemberkatan dimulai.

"Banyak bunga lili putih. Motif yang sering kau buat bukan?"
Mile begitu saja bertanya pada Apo di sisinya yang tak terlalu banyak bicara. Aroma khas yang berasal dari tanaman umbi itu menyeruak di taman karena  banyaknya jumlah mereka sebagai dekorasi.

Apo mengangguk kecil. Tidak seperti orang yang sedang membahas kesukaannya.

"Aku ambil wine dulu ya? Sedikit saja tidak apa kan?"

Mile tersenyum menggangguk sebelum melepaskan genggaman dari sang kekasih. Mile tak lama sendirian karena baru sesaat Apo pergi datanglah Build menghampirinya. Ia tampak sudah lama di sini.

"Sudah bertemu calon mempelai?"
Pertanyaan Mile pada asistennya itu. Build mengangguk kemudian meneguk sampanye di tangannya.

"Dok. Tahu tidak kenapa pestanya ala kadarnya?" Build berbisik. Mile langsung memutar mata. Sempat-sempatnya anak ini menggunjing pesta milik orang lain. Walau kemarin Mile juga sempat heran kenapa pestanya hanya di kafe.

"Tidak sopan ah. Mungkin Bas ingin pestanya- "

"Karena tidak direstui!"

Mulut licin Build masih berbisik dengan berapi-api saat menyampaikan informasi itu ke telinga Mile yang jadi gatal. Demi tuhan ia datang ke acara ini bukan untuk menggosipkan mempelainya tapi Build memang utusan setan untuk memecah belah kerukunan umat manusia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tetap Tinggal [MileApo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang