Matahari sudah tenggelam dan di gantikan oleh bulan. Malam ini keluarga kecil reza sedang bersiap untuk makan malam, di meja makan sudah ada reza, kayla dan juga oma, opa fi. Oma dan opa fi akan menginap di rumah reza selama satu minggu dan satu minggu yang akan datang waktunya oma dan opa ri untuk menginap.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, mereka sudah bersiap untuk makam malam sekarang. Namun rafa belum juga turun.
"Mas, rafa." Ucap kayla.
"Iya kay, aku panggil rafa sekarang. Pah, mah. Reza izin ke atas dulu."
"Iya za."
"Rafa setiap malam harus banget di panggil kay?" Tanya opa fi.
Kayla menggeleng sembari tersenyum.
"Enggak kok pah, rafa mungkin lagi ngambek sekarang jadi harus di panggil deh."
"Ngambek kenapa?"
"Tadi mas reza kelupaan buat jemput rafa, jadi aja rafa pulang telat. Emang tadi papah gak ngajakkin rafa bareng?"
"Tadi papah pulang cepet kay, jadi papah gak tau kalo rafa gak ada yang jemput."
"Oh gitu." Ucap kayla dan di jawab anggukan oleh opa fi.
Di atas kini reza tengah membujuk sang anak untuk pergi ke lantai bawah.
"Yuk ke bawah, kita makan malam."
"Rafa masih ngantuk yah, rafa nanti aja makan malamnya." Jawab rafa yang masih memejamkan matanya, tadi saat reza masuk kedalam kamar, rafa memang sedang tidur.
"Harus sekarang sayang, nanti abis makan baru boleh tidur lagi. Yuk ke bawah yuk?"
"Eughh.. gak mau." Rengek rafa.
"Kamu masih marah ya karena ayah gak jemput kamu? Maafin ayah ya, ayah tadi beneran lupa, ayah juga tadi gak enak buat tinggalin bunda karena memang bunda kontraksi terus, perutnya sakit terus. Sekali lagi maafin ayah ya."
Rafa menghembuskan napasnya perlahan lalu memeluk reza yang kini membelakangi dirinya.
"Udah rafa maafin, tapi ayah jangan gitu lagi ya. Kalo ayah gak bisa jemput aku, aku gpp asal ayah kasih kabar supaya aku gak nunggu, Capek tau yah nunggu itu."
"Iya sayang, maafin ayah ya."
"Iya udah rafa maafin."
"Yaudah yuk ke bawah."
"Ayo, tapi rafa mau di."
"Di apa?"
Rafa tak menjawab ia malah naik ke atas punggung kokoh reza.
"Rafa mau di gendong sama ayah." Jawabnya.
Reza tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
"Udah siap?"
"Udah."
"Ok, kereta kencana on the way." Ujar reza lalu berjalan menuju lantai bawah.
Tak butuh waktu lama untuk reza dan rafa sampai di lantai bawah, kini reza berjalan menuju meja makan dengan rafa yang masih berada di gendongan reza.
"Ok, udah sampe." Ucap reza, rafa turun dan setelah itu duduk di sebelah sang bunda.
"Selamat malam bunda ku yang cantik."
"Selamat malam kakak rafa." Jawab kayla.
"Bunda."
"Kenapa sayang?"
"Rafa boleh gak, gak usah di panggil kakak?"
"Harus lah sayang, kan kamu calon kakak dari calon bayi yang bunda kamu kandung."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL 2 (Selesai)
FanfictionIni lanjutan dari cerita di bucinin ayah, bunda. Rafael tidak pernah menyangka dirinya bisa merasakan apa yang dirinya tidak pernah duga sebelumnya, di Lupakan. sosoknya kini terlupakan oleh gummy bear nya bunda, "Bunda hamil." 2 kata yang ayah kata...