Chapter 6 - Monster

1.3K 144 91
                                    

"Semoga." Gumam kayla tanpa suara.

"B-bunda." Panggil rafa panik saat genggaman kayla melemah, "B-bunda, bunda, BUNDA BANGUN BUNDA. PAK, CEPET PAK BUNDA SAYA PINGSAN PAK." Ucap rafa dengan panik sembari berteriak.

Setelah mendengar teriakan panik rafa, pak supir pun lantas menaikkan kecepatannya agar cepat sampai di rumah sakit.

Setelah menempuh perjalanan 15 menit mobil yang di tumpangi rafa dan kayla pun sampai di rumah sakit tepatnya di depan ruang UGD, rafa turun terlebih dahulu dan setelah itu menggendong tubuh lemas kayla untuk masuk kedalam ruang UGD.

"SUSTER, DOKTER TOLONG BUNDA SAYA DOK, SUSTER TOLONG."

"Ayo tidurkan." Titah dokter saat rafa sudah berada di ruang UGD.

"Tolong bunda saya dok, tolong."

"Baik, adek tunggu di luar dulu ya. Saya akan periksa ibu adek dulu." Ujar dokter seraya menutup gorden untuk memeriksa keadaan kayla, dan setelah itu rafa pun keluar dari ruang UGD untuk menunggu dokter keluar.

"Rafa." Panggil reza saat baru saja sampai di rumah sakit.

"A-ayah hiks." Rafa memeluk tubuh reza dengan tangan dan badan yang sudah bergetar.

"Kenapa? Ada apa sama bunda?" Tanya reza dengan panik, "Ini, ini darah apa rafa? Ini darah siapa?" Tanya reza lagi.

"I-ini darah bunda, yah hiks."

"A-apa?! Darah bunda?" Rafa mengangguk memberi jawaban, "Bunda kenapa? Kamu nyuruh bunda ngapain?" Ujar reza dan membuat rafa menggelengkan kepalanya.

"Enggak yah, aku gak nyuruh bunda ngapa-ngapain! B-bunda tadi j-jatoh di kamar mandi."

Deg!

Reza melotot saat mendengar ucapan dari rafa.

"Jatoh di kamar mandi? Kamu nyuruh bunda ngapain ke kamar mandi hah?! NYURUH APA?"

"Aku gak nyuruh apa-apa yah, b-bunda jatoh sendiri."

"Alah gak usah banyak alasan deh, kalo terjadi sesuatu sama bunda dan bayinya. Ayah gak akan maafin kamu!"

"Yah! Aku gak ngapa-ngapain bunda!" Ujar rafa tak mau di salahkan.

"Gak ada penjahat ngaku rafa! Dari awal cuma kamu yang gak suka sama kehamilan bunda, iyakan?"

"Dari awal aku emang gak suka bunda hamil lagi, tapi sekarang aku udah mulai nyoba nerima yah."

"Gak usah banyak alasan kamu! Awas aja ya kalo bunda sama calon bayinya kenapa-kenapa, ayah bakal salahin kamu!" Ujar reza dengan marah seraya mendorong tubuh rafa dan membuat rafa langsung terjatuh, tepatnya jatuh di kursi.

Rafa menghela napasnya panjang sembari menggelengkan kepalanya.

"Ayah berubah." Gumam rafa tanpa suara sembari menatap sang ayah.

Setelah 30 menit lamanya akhirnya dokter yang memeriksa kayla pun keluar, rafa dan reza langsung menghampiri dokter itu.

"Dokter gimana keadaan istri saya dok?"

Dokter itu menunduk sebelum menjawab.

"Dok, kenapa?" Tanya reza panik.

"Ibu kayla sedang istirahat, tapi saya mohon maaf. Saya tidak bisa menyelamatkan calon bayi yang ibu kayla kandung."

Deg!

Reza melotot dan menggelengkan kepalanya saat sudah mendengar ucapan dari dokter, sedangkan rafa kini sudah terduduk dengan badan yang masih bergetar.

RAFAEL 2 (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang