Chapter 5 - Sakit

1.4K 128 107
                                    

Seperti yang rafa ucapkan sebelum tidur tadi, 'Semoga tidak masuk angin' kini suhu badan rafa tinggi. Rafa demam dan sekarang sedang kedinginan bahkan sampai menggigil. Seperti kata pepatah, Ucapan adalah do'a. Kita harus berhati-hati dalam berucap karena semua perkataan adalah do'a.

Rafa memasukkan sebelah tangannya kedalam baju agar rasa dinginnya berkurang, namun sama saja, rasa dingin masih ia rasakan bahkan kini sangat dingin.

"Sssssshhhh dingin." Keluh rafa, "Sssshh buna dingin." Lagi, ia mengeluh dingin. Rafa memang tidak bisa terlalu lama di ruangan yang dingin, seperti yang pernah bunda bilang rafa itu mudah sakit dan memiliki imun tubuh yang lemah. Kini jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi dan itu waktu yang cukup lama untuk rafa merasakan hawa dingin di ruangan itu.

"Yayah dingin, buna dingin." Keluhnya lagi seraya bangun dari tidurnya, "Ahh, pusing." Ujar rafa saat merasakan kepalanya begitu berat dan pusing, "Awhh pusing banget, dingin juga." Ucap rafa lalu k menidurkan badan dan setelah itu kembali memejamkan matanya agar pusing nya mereda.

Sementara itu di dalam kamar, reza terusik dari tidurnya karena getaran suara alarm dari ponselnya, reza membuka mata dan setelah itu bangun dari tidurnya. Ia tersenyum kecil saat menatap wajah cantik sang istri yang kini masih tertidur dengan pulas.

Cup!

Reza mengecup kening kayla dengan sayang, "Morning kiss." Ucapnya dan setelah itu beralih mengusap perut kayla, "Selamat pagi gummy bearnya ayah, yang betah di perut bundanya ya nak." Ujar reza dan setelah itu ia pun beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, ia akan mandi terlebih dahulu sekarang.

15 menit berlalu reza pun keluar dari kamar mandi dengan stelan kemejanya, ia keluar dari kamar mandi dan berjalan untuk keluar dari kamar.

Reza membuka pintu dan langsung berjalan menuju ruang tv untuk melihat rafa, reza menatap rafa seraya menggelengkan kepalanya, "Dasar tukang bangun siang." Ujarnya lalu berjalan menuju kamar mandi, ia meraih gayung dan setelah itu di isi air dengan penuh. Setelah mengisi air kedalam gayung reza pun lantas berjalan keluar dari kamar mandi menuju ruang tv untuk membangunkan rafa, tak butuh waktu lama reza kini sudah berada di hadapan rafa dan setelah itu.

Byurrrr~

"Ssssshhhh, dingin." Ucap rafa pelan, "Yayah dingin."

Deg!

Reza tiba-tiba saja melotot saat mendengar ucapan dari rafa, rafa akan memanggil yayah atau buna ketika ia sakit.

"Dek, are you ok?" Paniknya seraya mendekati sang anak yang kini tengah menggigil karena kedinginan dan karena air yang ia siram.

"Eughh.." Lenguh rafa sembari menggeleng.

"Hey bangun dulu nak." Titah reza, "Buka matanya dek." Ucap reza saat rafa tak membuka matanya.

"Eughh gak mau, pusing yayah pusing."

"Bangun dulu sayang." Panik reza seraya membangunkan sang anak dengan pelan, "Panas banget." Ucapnya saat menyentuh tubuh rafa.

"D-dingin yayah."

"Ssstt iya sayang dingin, sebentar ya nak." Ujar reza dengan panik seraya beranjak dari duduknya untuk pergi menuju lantai atas, ia akan mengambil selimut dan baju rafa.

RAFAEL 2 (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang