[2] The Accident

4.1K 783 26
                                    

2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. The Accident

Semakin mereka tumbuh bersama, semakin Hinata tahu watak dan sikap asli Sasuke yang hanya ditunjukkan kepada Hinata seorang.

Anak laki-laki itu selalu berusaha terlihat seperti anak yang baik, teladan dan sopan di depan semua orang. Namun tak ada yang pernah tahu bagaimana manipulatifnya seorang Sasuke.

Terkadang dia akan begitu kasar, egois, dingin dan licik. Hinata adalah korban yang sudah menyaksikan semua sifat asli lelaki itu.

Sasuke suka menggambar dan satu kali dalam seminggu mereka akan pergi ke taman dan Hinata harus menemani Sasuke yang gemar menggambar objek-objek menarik saat itu.

Seperti sekarang, mereka duduk disebuah bangku yang berada dibawah pohon rindang. Sasuke sibuk menggambar air mancur yang berada tak jauh dihadapan mereka, ada beberapa anak-anak juga disana.

Hinata menunggu dengan bosan di sampingnya, banyak bergerak dalam duduknya―memberi Sasuke kode bahwa dia tidak betah terus berdiam diri disana. Tak ada respon dari anak itu dan membuatnya meliriknya dengan kesal.

"Sasuke, ayo pergi ke rumah kaca itu."

Hinata merengek, kesal karena sedaritadi Sasuke tidak mengindahkan rengekannya dan memilih terus menggambar.

"Sasu?!"

Hinata menggoyangkan lengan Sasuke dan anak laki-laki itu tetap setia tidak merespon Hinata.

"Sasuke!"

Goyangan Hinata di lengan Sasuke agaknya membuat masalah untuk gadis itu, Sasuke secara tidak sengaja menggores pensil gambarnya di atas sketsa yang sudah dia buat dan itu nampak membuatnya marah. Tatapannya menajam pada Hinata.

"Diam, Hinata."

Walau masih anak-anak, suara Sasuke sudah terdengar dalam dan hal itu membuat tubuh Hinata meremang. Dia cemberut, marah karena Sasuke malah balik marah kepadanya.

"Kau berjanji hari ini kita akan bermain!"

Siapapun yang melihat bisa dengan jelas melihat kemarahan dan kekesalan lucu di wajah gadis bersurai gelap itu.

"Aku sibuk, kau lebih baik diam dan duduk dengan tenang."

Marah, Hinata mengepalkan tangan kecilnya dan menatap Sasuke dengan mata yang berkaca-kaca.

"Baik, aku akan pergi sendiri. Kau teruslah menggambar sampai besok dan tak usah pulang!"

Setelah mengatakan hal itu, Hinata berbalik dan melangkah pergi sembari menghentak-hentakkan kakinya kesal. Sasuke menatap itu dengan alis yang terangkat.

"Kembali, Hinata."

Sayangnya Hinata tidak mendengarkan panggilan tenang sekaligus marah dari anak laki-laki itu. Dia terus melangkah menjauh hingga menghilang dari pandangan sang Uchiha.

Forbidden Desire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang