Rumah bekas pesugihan

237 36 15
                                    

Dua hari setelah kejadian di jalan rumah budhe reno waktu itu, Gala dan kelima teman nya memutuskan untuk menginap bersama dirumah salah satu dari mereka dan yang terpilih adalah rumah Gio karena kedua orang tua gio yang menyuruh mereka menginap bermaksud agar rumah itu tidak sepi karena orang tua Gio ada perjalanan bisnis keluar negeri.

"Eh gue laper deh" celetuk Vio, mereka sekarang berada di belakang para dominan yang sedang asik bermain PlayStation milik Gio.

"Mau apa? Mie?"

"Boleh tuh mie kuah enak deh hujan-hujan gini kan" Vio dan Kana mengangguk, mereka berjalan kearah dapur membuat mie instan untuk mereka semua.

"Heh mau kemana?" Tanya Gala dia baru saja keluar dari kamar mandi.

"Mau bikin mie, kakak mau?"

"Kakak satu mangkok aja sama kamu!" Kana mengangguk, Kana kembali mengikuti Arka dam Vio sedangkan Gala dia kembali ke tempat Gio dan Reno.

Sampai di dapur Kana mengambil 5 mie instan dilaci atas, mamah Gio sebut saja mama Ratu memang selalu stock mie instan dirumah.

"Banyak banget mie instan anjir" ucap Vio kaget, hampir seluruh isi laci isinya mie instan semua dari yang goreng sampai yang kuah dan berbagai merek ada disana.

"Mamah ratu suka mie juga makanya di nyetok" ucap Arka selaku calon menantu dari mamah Ratu.

Kana dan Vio hanya mengangguk, mereka kembali ke pekerjaan awal 5 bungkus mie instan Vio ambil dari laci atas. Kana menyiapkan air yang akan digunakan memasak mie sedangkan Arka dia mengambil mangkok di rak piring.

Karena posisi dapur Gio itu cukup luas jadi tempat rak piring juga sedikit jauh dari kompor, Arka berjalan kearah timur rak piring yang berada tepat di samping sebuah ruangan yang entah apa Arka tidak tau.

Arka mengambil 5 mangkok saat akan kembali ke dapur dia mengerutkan dahinya kala mendengar suara tawa perempuan yang berasal dari ruangan tersebut.

Arka berjalan mendekat ke arah ruangan itu dengan masih membawa lima mangkok tersebut Arka mencoba membuka pintu ruangan itu tapi belum juga tangan nya menyentuh knop pintu Arka merasakan ada seseorang yang lewat di belakang nya. Arka spontan menghadap kebelakang, dan disana tepat di anak tangga Arka melihat sesosok perempuan berambut panjang terurai, memakai baju kebaya tengah duduk sembari menatap dirinya.

Arka gemetar hebat saat itu, rasa penasaran dan takut menjadi satu sekarang. Mencoba memberanikan diri Arka berjalan kearah perempuan tersebut. Entah apa yang dipikirkan Arka yang jelas dia penasaran dengan wanita itu.

Saat Arka akan berjalan kearah wanita itu tiba-tiba Kana datang dan menepuk bahu nya membuat Arka terkejut dan hampir menjatuhkan mangkok yang di bawa.

"Yaampun na ngagetin anjir!" Ucap Arka sembari mengusap-usap dada nya.

"Mangkok nya di tungguin Vio tuh sana gih!" Arka mengangguk, dia sempat kan menoleh kearah anak tangga dan kosong wanita itu tidak ada. Arka semakin yakin bahwa apa yang dia lihat bukan lah manusia, karena takut Arka langsung pergi dari sana meninggalkan Kana sendiri.

Kana melihat Arka pergi bukan nya mengikuti pergi dia malah tetap disana, menatap tajam sosok perempuan yang sekarang juga menatap dirinya, sosok itu tidak hilang hanya saja Arka tidak bisa lagi melihat nya.

Kana tadi sebenarnya hanya ingin menghampiri Arka untuk mengambil gelas juga, tapi Kana malah melihat arka yang tengah berjalan kearah tangga.

Saat itu juga Kana melihat perempuan tersebut, tapi berbeda jika Arka yang melihat perempuan itu berwujud manusia pada umumnya, sedangkan Kana melihat perempuan itu berwujud wanita setengah ular, berambut panjang mempunyai lidah yang panjang dan sesekali akan mengeluarkan lidahnya seperti ular.

TAK KASAT MATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang