Chapter 7 - Warm or Cold ? (part 1)

0 0 0
                                    

Benar sekali,..
jangan terlalu mendambakan
rasa senang karena faktanya petaka juga akan ada di belakangnya

.
Rain_14.02.2016


Acara tahun baru telah berlalu, terlihat papan iklan tergantikan dengan beberapa spanduk yang baru.

Seperti videotron yang tampak jelas dari pintu gerbang SMA Yudhstira yang terus mengulang iklan berdurasi 30 detik bahkan Rain tidak menyadari kapan itu diganti.

Awal bulan Februari disambut dengan selebaran, undangan pesta Valentine tanggal 14 mendatang.

~

"Raiinnn...
wake up honey, mau di snooze berapa kali alarm kamu sayang..." Suara lembut Alhisa
mengusik wajah tenang Rain yang masih saja terlelap di balik selimut warna hitam senada dengan nuansa kamarnya itu.

Hanya dengan lampu kecil temaram yang menyala menjadi sangat seram untuk ukuran gadis remaja seusia Rain.

"Argghhh, 5 menit lg mom ..." Nego Rain sekali lg setelah menunda alarm nya berkali kali.

"Rain dengar sayang, 5 minute again itu jam 8 sayang kamu mau telat ke sekolah?" Ucap Alhisa dengan membuka balutan selimut yang dari tadi membuntal putri semata wayangnya itu.

"Bohong!" Bantah Rain dan langsung menoleh ke arah nakas terdapat jam digital neonlist yang masih menunjukan pukul 07.21 . Rain mengerjapkan mata memastikan  bahwa ia tidak benar benar terlambat ke sekolah.

"Tu kannn, mommy resek dehh...
Rain kan panik momm.." rengek Rain sambil menarik selimut dan berguling di kasurnya. Alhisa hanya terkikik menanggapi rengekan putrinya itu.

"Buruan sayang siap mandi kebawah sarapan dulu jangan lari lagi!!" Lanjut Alhisa mengingat Rain tidak memakan sarapannya jika tidak dipaksa.

"Yes momm.." sahut Rain dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri secepat kilat.

~

Rain melalui sarapannya dengan tenang hingga suara klakson mobil Sia menginterupsi Rain untuk segera menyelesaikan makannya.

"Momm, Dadd ...
Rain pamit, muah muah..."
"Rain!! minum dulu pelan2 " seru Alhisa yang sudah tidak didengar oleh Rain, ia sudah berlari dengan keadaan mulutnya yg sangat penuh usai mencium pipi kedua orang tuanya.

~

"Gila!! ga keselek lu? penuh amat tu mulut, lu cewek Raiinnn plis deh..." Ucap Sia sembari mengelap mulut Rain yang masih mengunyah dan mengulurkan botol minum yang selalu tersedia di mobilnya.

"Hehe.." hanya itu yang keluar dari mulut Rain setelah mulutnya bersih.

"Pake tint gue sana!!" Pinta Sia sambil menunjuk pouch yang bertengger di dasboard mobil dengan dagunya. Sia tidak akan membiarkan Rain pergi ke sekolah dengan kulit pucat tanpa polesan itu.

Sebenarnya Rain bisa berdandan tapi dia sangat malas melakukannya, ia selalu bangun di jam yang sangat mepet. Sayang kata dia jam tidurnya di pake untuk berdandan. Alhasil Sia yang selalu mengingatkan sekedar pakai lip tint agar lebih cerah wajahnya.

Lingkungan rumah Rain tidak terlalu jauh dengan gedung sekolah milik keluarganya itu. Namun karena data pribadi pemilik sekolah tidak pernah dipublish, jadi Rain tidak di curigai sebagai putri tunggal pemilik sekolah.

Rain dan Sia berjalan keluar dari lift saat tiba di lantai 3, tempat dimana kelas mereka berada. Lorong depan kelas mereka tampak ramai karna ada 2 siswi yang sedang membagikan selebaran.

Tanpa terkecuali, Rain kini terduduk di bangku kelasnya dengan memegangi selebaran dengan warna yang khas. Bertuliskan Happy Valentine Day yang cukup besar di sampulnya.

"Rain kenapa Lo?" Tanya Sia yang mendapati Rain melamun sambil menatap kertas pink di tangannya.

"Sia sekarang tanggal berapa sih?"
"Em 11 ga sih? Kalo ga salah"
"February maksud kamu?" Tanya Rain memastikannya lagi yang tidak dijawab oleh Sia karna gemas, February sudah berjalan kenapa sahabatnya itu menanyakan hal yang sangat jelas menurutnya.

"Jadi bener, bentar lagi Valentine?" Sahut Rain sambil memasang muka melasnya.
"Iya Rain, gimana kalo pulang sekul kita shoping trus malamnya kita kencan bikin party di rumah Lo biar ga perlu tengkar sama nyokap cerdas kan ide gue ?" Sia berusaha menghibur sahabat satu satunya yang sangat merindukan Arka.

"Emang Sia ga ada jadwal sama Rema?" Tanya Rain memastikan ia tidak mengganggu waktu kencan dengan Rema pacar Sia.

"Rema di sewa sama adiknya buat nemenin party, ga tau tuh si Rima jomblo lagi keknya"  sahut Sia yang terlihat kesal juga karna ga ada pasangan untuk kencan pas Valentine.

"Seriusly? Ahaha Rima cantik sih bosenan gitu punya pacar, siapa yang ngira coba kalo Rima Rema itu sodara kembar?" Sia lega Rain sepertinya sedikit terhibur.

"Iya kemarin Rima dateng ke rumah buat ngasih gue voucher belanja di CM buat ongkos sewa abang katanya, dasar! untung sayang sama tu bocah.

"Iya trus reaksi Rema gimana? Rema setuju aja gitu?" Tanya Rain yang masih terkikik dengan transaksi konyol itu.

"Ya mau ga mau, Rima pulang langsung gue pap ke Rema waktu kencan kita dibeli sama Rima kubilang, gue dah terima voucher nya mau marah ga bisalah, di smakedown paling tu anak nyampe rumah haha" jelas Sia di akhiri tawa garing ala Sia

"Pulang skul bener shoping kita?" Tanya Rain antusias
"Go home first honey!!"

"Ahhh Siaaa, kenapa ga langsungan ajaaa" rengek Rain yang tau sekali kalau dia diminta ijin ke Mommynya, dan itu membuatnya malas.
"Big No!!" tegasnya lagi, dan Rain pun menurut.

~

"Mommyyyyy Rain pulanggg,..." Serunya saat sudah memasuki pintu utama disusul Sia dibelakangnya yang turut melangkah kan kakinya menuju Sofa ruang keluarga di mansion Rain.

Karena tidak menerima jawaban dari sang ibunda Rain berlari kecil ke arah pantry yang dekat dengan dapur, terlihat Bi Mina yang sedang membereskan barang barang dari tas belanjanya.

"Bikk, mommy dimana?" Panggilan Rain mengejutkan Bi Mina yang membelakanginya.

"Eh Non Rain ngagetin aja, Nyonya di taman belakang Non tadi terakhir saya lihat sepulang dari market saya belum dipanggil lagi" jelas Bi Mina

"Ok bikk, tengkyuuuu ...
  Oia bik hampir lupa siapin minum plus cemilan bawa naik ya, Sia di depan nanti suruh naik aja Ok bik..." Ucap Rain cepat sambil berlalu untuk segera menemui sang ibunda.

~

Setelah berbagai alasan dan cerita Rain telah mendapatkan ijin dari sang Mommy, tapi hujan tak kunjung reda. Rain dan Sia sama sama terdiam di bawah jendela kaca kamar Rain. Tak lupa selimut tebal menutupi mereka berdua yang selonjoran berhadapan, masing masing melamun memandangi hujan yang hampir 15 menit belum reda.

Jendela kaca di kamar Rain sangatlah lebar, terdapat tempat bersantai di bawahnya lengkap dengan bantal sofa, selimut, busa dan karpet bulu halus kesayangannya, sayang sekali sering ditutup dengan gorden warna dark grey atau hitam. Rain membukanya untuk melihat hamparan kota Jakarta juga hutan belakang sekolahnya yang masih tampak asri atau sekedar memandangi hujan seperti saat ini sangat menenangkan baginya.

Waktu menunjukan pukul 4 sore, setelah hujan sedikit reda mereka berdua bersiap untuk pergi shoping ke CM. Diam diam Rain sudah mencatat apa saja yang akan di beli nanti di Mall. Dress, Aksesoris, dan yang tidak boleh dilupakan camilan tentunya.

MELOCACTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang