Chapter 6 - Masih Tahun Baru

18 1 0
                                    

"Hadeeehhh...kenapa ga liboer aja seeeh..."

"Dari pada jamkos geneee...."

"Apa gue membelah diri aja, biar sebagian tenaga gue istirahat di rumah ya.."

"Lo pikir Amoeba.., dasar ..."

"Hahhaha...haha..."

"Receh emang idup lo..."

"Mana gue ga tedor lagi dari tadi malem.."

"Gila sih emang tahun baru ini rame bet sumpah, di taman komplek gua aja biasanya ga ada tu yang bakar petasan, tadi malem tumpeh tumpeh tu taman mini komplek, ga ngerti lagi gue..."

Banyolan teman teman Rain terdengar seru sekali, sesekali Rain ikut tertawa mendengar candaan mereka. Jam pelajaran akan kosong empat jam kedepan ada dua mapel yang dikosongkan hari ini.

Ada yang berseru senang karena mereka bisa lanjut tidur, tapi ada juga yang kecewa karena sudah mengerjakan tugas untuk mapel tersebut. Rain merasa cukup terhibur karena bisa mendengar keseruan tahun baru dari teman temannya, tapi juga sedih karena Rain tidak bisa nimbrung untuk menceritakan malam tahun baru yang ia lewati.

Rain beralih ke ponselnya saat ada notif di layarnya, ia membaca di antara barisan notifikasi dan tertarik untuk melihat Instastory yang baru di unggah oleh Toko Buku yang ia ikuti, ada bazar buku dan diskon novel bestseller.

"Sia sia..." Panggil Rain
"Apanya yang sia sia Rain?" tanya Sia yang salah mengartikan panggilan Rain

"Aku manggil kamu sia.."
"Oh, ya lagian lo sebut nama gue ga ada nada manggil manggilnya tuh..." elak Sia

"Ah bodo amat, nanti temenin aku yuk.." ajak Rain antusias
"Kemana?" sahut Sia singkat

"Sabit Store, bazar sama promo.."
"Ahh...toko kusam kesayangan lo itu..."
"Ck! Kamu emang ga bisa bedain Klasik sama kusam Sia, selera kita memang beda, tapi tetap temani aku nanti..."jawab Rain tidak peduli dan hanya di angguki oleh Sia

Sabit Store adalah toko buku yang tidak terlalu besar dan belum terkenal juga, Rain menyukai tempat itu karena Arka yang membawanya kesana.

Arka sering mengajaknya kencan tapi ke kafe yang ada di atas toko buku itu, dan di kafenya juga ada perpustakaan kecil yang berisi beberapa majalah dan tabloid. Tidak lupa juga komik detektif Conan yang lengkap dan sangat rapi di rak gantung.

Rain sering pergi kesana hanya untuk membeli novel, atau melihat lihat kalau ada bazar. Seperti hari ini misalnya, bazar hanya akan berlangsung satu hari jadi Rain akan tetap datang bagaimanapun caranya. Memaksa Sia sekalipun meski tidak terlalu menyukai tempat kusam katanya.

**

"Betewe, lo udah ngabari sopir lo belum, biar ga jemput?" Ujar Sia mengingatkan agar kejadian beberapa hari yang lalu tidak terulang, kan kasian Pak Jarwo menunggunnya.

"Hehe udah ko Sia, aku ga lupa..."
Rain memang tidak diijinkan membawa mobil sendiri,pulang pergi ia di antar jemput oleh supir pribadi keluarganya.
Berbeda dengan Sia yang mendapat hadiah mobil atas nilai kelulusannya.

Mereka sedang berjalan beriringan ke arah parkiran, pelajaran selesai terasa begitu lama karena Rain menunggunya. Rain sudah tidak sabar ingin mencium bau buku kertas coklat yang khas.

Mereka pergi ke Sabit Store dengan mobil Sia, dan Sia yang akan mengantar Rain pulang ke rumahnya.

Sebenarnya Alhisa melarang keras Rain pulang pergi dengan temanya, apalagi sendiri. Alhisa mempercayai Pak Jarwo sejak Rain masih duduk di bangku SD, setelah tragedi mengerikan Alhisa tidak mengijinkan Rain pulang pergi sendirian, harus dengan Pak Jarwo.

MELOCACTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang