Setelah sehari berada di rumah sakit, Mina pun diperbolehkan pulang oleh dokter. Malam ini pun Jeongyeon memasak dan menemani Mina makan.
"Bagaimana makanannya?" Tanya Jeongyeon.
"Biasa saja." Jawab Mina setelah makan sampai habis.
"Mau tambah?" Tanya Jeongyeon.
"Tidak perlu, ini tidak enak." Mina berdiri dan pergi meninggalkan meja makan.
"Aku membuat puding vanilla di kulkas." Ucapan itu membuat Mina menoleh.
"Duduklah disini dulu. Akan aku potong untukmu." Perintah Jeongyeon sambil membereskan bekas makan mereka.
"Aku ada di ruang tamu." Mina yang enggan menurut pun memilih untuk pergi meninggalkan Jeongyeon.
"Huftt.." Jeongyeon hanya bisa menghela napasnya.
Setelah mencuci piring, Jeongyeon menghampiri Mina di ruang tamu. Setelah duduk di sofa, ia fokus menatap ponselnya.
"Dimana pudingnya?" Tanya Mina.
"Di kulkas." Jawab Jeongyeon.
"Kau tidak memotongnya untukku??" Tanya Mina.
"Kau tak mau duduk di meja makan." Jawab Jeongyeon santai.
*Greb.
Mina mengambil ponsel Jeongyeon sehingga wanita itu beralih menatap dirinya.
"Apa?" Tanya Jeongyeon.
"Aku mau puding." Pinta Mina.
"Nanti saja, aku lelah." Jeongyeon hendak mengambil kembali ponselnya namun tak dibiarkan oleh Mina.
"Kembalikan ponselku." Perintah Jeongyeon.
"Dengan siapa dirimu chatting?" Mina yang penasaran pun membuka ponsel Jeongyeon.
"Heol, sama sekali tak ada nama pria disini." Komentar Mina saat melihat lihat room chat Jeongyeon.
"Kembalikan ponselku.." Jeongyeon hendak meraih ponselnya, namun lebih dulu duhindari Mina.
"Siapa itu Dokter Bae?" Tanya Mina.
"Temanku di Korea." Jawab Jeongyeon.
"Wow, kalian rajin sekali berkabar. Apakah kalian sedekat itu?" Tanya Mina.
"Begitulah." Jeongyeon mengangguk.
"Apakah kau sudah memiliki pacar?" Tanya Mina.
"Apakah kau mulai penasaran dengan diriku?" Tanya Jeongyeon.
"Haishh menyebalkan." Decak Mina.
"Aku tak pernah jatuh cinta pada pria." Ucap Jeongyeon.
"Apakah kau.." Ucapan Mina terpotong.
"Yeah, aku menyukai wanita." Angguk Jeongyeon.
"Ahh.. Ini pertama kalinya aku bertemu dengan orang sepertimu." Mina mengangguk angguk.
"Apakah kau tak nyaman denganku?" Tanya Jeongyeon.
"Kenapa memangnya? Tidak ada yang salah denganmu. Kurasa itu akan lebih baik karena wanita takkan bisa menghamilimu dan setelah itu kabur." Jawab Mina.
"Yeah, begitulah." Jeongyeon tersenyum.
"Kau begitu perhatian dan manis, kurasa tidak mungkin jika kau tak memiliki kekasih." Ucap Mina sambil memainkan ponselnya.
"Apakah sekarang kau memujiku?" Tanya Jeongyeon.
"Ck, menyebalkan." Kesal Mina yang disambut tawa oleh Jeongyeon.