big baby

ayah?

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya ya bestiee!

Setelah mengantarkan Quenzi sampai kerumahnya Prince langsung pulang.

Kriet

Betapa terkejutnya Quenzi yang sudah mendapatkan ayahnya berdiri dihadapannya dan jangan lupakan tatapan tajamnya yang membuat Quenzi serasa terintimidasi.

"A-yah u-da p-ulang "ucap Quenzi gugup

"Menurut kamu"tanya ayahnya Quenzi dengan alis yang terangkat satu.

Quenzi bermaksud mau menyalami ayahnya tapi langsung di tepis kasar oleh ayahnya seakan Quenzi adalah kuman.

"Seperti ini kelakuan kamu kalau saya tidak berada dirumah,persis seperti jalang"ucap Jaka sambil menarik rambut Quenzi kuat.

"Dasar anak tidak tau diri.Saya menyemahkan kamu untuk Bahar bukan UU ntuk kelayapan seperti ini"ucap jalan yang masih menjambak kuat rambut Quenzi.

Plak

"Dasar anak tidak berguna"

Plak

"Anak bodoh"

Plak

"Anak pembawa sial"

Bugh

"Wanita murahan"

Bugh

"Saya membenci mu perempuan murahan"

"Kenapa kamu tidak mati saja"jerit jaka

"Kalau saja kami tidak ada di dunia ini pasti saya lagi bahagia bersama istri saya"ucap Jaka sambil membenturkan kepala Quenzi ke dinding rumahnya.

Bahu Quenzi merosot ke lantai merasakan pening dikepalanya yang luar biasa.

Dugh

Dugh

Dugh

"Mati kamu"

Dugh

"Mati"

Dugh

Jaka menendang dengan brutal tubuh Quenzi tanpa perduli sakit yang Quenzi rasakan.Seakan tubuhnya remuk Quenzi tetap saja tak berani melawan ayahnya walaupun ayahnya sudah keterluan.

Setelah puas menyiksa Quenzi seperti biasanya Jaka langsung pergi meninggalkan Quenzi yang sudah tergeletak tak berdaya di lantai menuju kamarnya.

"Ayah badan Quen sakit semua ayah"

"Kapan ayah sayang sama Quen"Quenzi tersenyum pedih melihat kondisi yang sekarang.

"Ayah Quen juga mau di peluk dan disayang ayah seperti temen-temen yang lain"ucap Quenzi dengan air mata yang terus menetes.

Quenzi mulai berjalan tertih-tatih menuju kamarnya sambil memagangi kepalanya yang mengeluarkan darah.sesampainya Quenzi dikamar dia langsung menuju meja belajar mengambil diary miliknya dan menulis kata demi kata.

Ayah

Haruskah aku pergi dari kehidupanmu.
Aku harus gimana ayah,
Aku juga gamau semua ini terjadi
Aku gamau ibu pergi,
Bahkan aku belum pernah ngerasain yang namanya di sayang dan di manaj sama ibu.

Aku harus gimana ayah,suapaya ayah bisa sayang sama aku.
Aku binggung harus gimana lagi,
Padahal aku udah selalu nurutin semua keiningin ayah,semua larangan yang ayah kasi bahkan aku gapernah lawan ayah.