LARAS PATEH

47 17 54
                                    


Sinar matahari benembus kediaman firdaus dan kinan,yang kini hidup bagia dengan anak pertamanya,kejadian-kejadian aneh selepas kelahiran Laras kini memudar dan tergantikan dengan kebahagiaan.

12 bulan berlalu,cepat rasanya Laras bertumbuh,di ruangan bawah dengan nuansa pagi,kinan sedang memasak untuk sarapan suaminya dan membuat makanan untuk anaknya Laras.

Kicauan-kicauan burung yang terdengar merdu saat pagi hari,ayam-ayam berkukuruyuk.

Hening,kini hanya ada suara keran dari dapur,kinan sedang membersihkan tangannya,kemudia ia melangkah ke ruang makan,kedua tangannya membawa makanan untuk di sajikan.

Aneh pikirnya,suasana pagi ini serasa hening,tenang begitu tidak ada suara-suara,tetapi beberapa menit kemudian kinan mendengar suara tawa anak nya,terdengar dari sebrang ruangan kamar Laras.

Mungkin saja Firdaus sedang menemani anak nya di kamar,laras melangkahkan kaki menuju kamar Laras,mendekat perlahan,tapi setiap langkah Kinan berusaha mendekati kamar Laras,suara tawa bayi itu semakin menghilang.

Sesampainya Kinan di depan pintu kamar laras,ia tidak segera membuka kenop pintu dan masuk,kinan hanya diam berdiri di depan pintu kamar anaknya itu,mempertajam pendengarannya,tawa anaknya kini tergantikan dengan suara kidung,nyanyian jawa,yang bahkan kinan pun tidak mengerti arti dari nyayian itu.

Suara wanita,pikirnya di rumah ini tidak ada wanita dewasa selain dirinya,bahkan pembantu rumah tangga ataupun pengasuh pun tidak ada,lantas siapa yang mengidung merdu seperti itu.

Kinan menempelkan telinganya pada pintu kamar Laras mempertajam pendengarannya lagi dan lagi dengan perasaan gundah dan bertanya-tanya.

'Rina wengi
Sing tak puji ojo lali
Janjine muga bisa tak ugemi

Kawitane mung sembrana njur kulina
Ra ngira yen bakal nuwuhke tresna

Nanging duh tibane
Aku dhewe kang nemahi
Nandang branta
Kadung lara
Sambat sambat sapa

Rina wengi
Sing tak puji ojo lali
Janjine muga bisa tak ugemi
Janjine muga bisa tak ugemi'

Semakin penasaran,kinan kini memberanikan diri untuk membuka kenop pintu itu,penasaran dan takut jika anaknya kenapa kenapa.

hanya terbuka setengah pintu kamar Laras,tangan besar kekar menyapa pundak Kinan,tersentak kaget bukan main saat ini,kinan hampir sama terjatuh pingsan.

"hey,kenapa?",firdaus heran dengan istrinya ini,kenapa ia seperti ketakutan melihatnya atau mungkin ia mengagetkan istrinya,tapi mengapa ia kaget seperti melihat hantu.

"mas?tak kira siapa,huuft",kinan menarik nafas lega,pasal nya kini ada sang suami yang berada di sisinya,namun aneh nya suara kidung,nyayian jawa itu tidak terdengar dari kamar laras lagi,tidak ada suara apapun.

Kini Firdaus dan Kinan masuk kedalam kamar Laras,menggendong anak pertamanya itu,rasanya bahagia sekali saat firdaus mengendong Laras,kenapa anak ini lucu sekali,rasanya ia tidak ingin jauh jauh dari Laras,namun firdaus harus segera sarapan dan bekerja.

Setelah keluarga kecil itu sarapan,kinan mengendong laras mendampingi ayah sekali gus suami yang akan brangkat bekerja.

"mas,aku mendengar suara orang bernyayi jawa di kamar Laras",kinan memberi tahu apa yang ia dengar tadi,pasal nya ia takut terjadi hal-hal aneh pada laras,apa lagi sampai membahayakan anaknya itu.

"barangkali tetangga sebelah",firdaus tak ingin menambah beban fikirannya,ia harus bekerja dan fokusnya kini hanya pada pekerjaan.

Kina menyalami tangan suaminya,firdaus mencium kening kinan dan menciun Laras beberapa kali,berat hati meninggal kan orang yang ia cintai walau pun hanya smpai matahari tenggelam,tapi demi pekerjaan firdaus harus merelakan,toh nanti ia akan mengambil cuti untuk bersama keluarga tercintanya.
*
*
*
*
*
*
8 tahun Laras pateh

TARIK SUKMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang