Gelap malam memberi nuansa tenang namun mencekam,angin semriwing meng gaduhkan dedaunan pohon,tabuh gamelan menyapa telinga gadis cantik yang sedang terlelap.
Lihat lah Laras kau tidak akan tidur nyenyak malam ini.
*
*
*
Di dalam tidurnya Laras terbangun,alih-alih bukan raganya yang terbangun namun kini sukmanya yang terbangun,sudah terbiasa kini anak kecil itu melihat tubuhnya sendiri sedang tertidur.Namun ada yang ber beda, kini ia melihat,memfokuskan netranya,melihat di depannya terdapat sesosok anak kecil tampan,ia adalah sesosok yang tadi mengikutinya,sebagus rupanya ia adalah hantu buruk rupa,sekilas Laras mengingat kejadian dimana sesosok ini menggantung di blakangnya,membuat ia takut tak ingin mendekatinya.
"Tidak perlu takut Laras" suara sesosok itu menyapa telinga Laras,bagai mana ia mengetahui nama anak ayu itu,tentunya ia bukan lah manusia,bisa tinggal,menetap,dan menatap siapapun tanpa terlihat.
Lain dengan Laras,jangan lupa jika anak kecil ayu itu bukan sembarang anak kecil,sukmanya sesuka hati meninggalkan raganya,matanya melihat dua dunia sekaligus,na'as nya ia tidak akan di anggap normal oleh orang sekitarnya.
"ikuti aku Laras" Berjalannya mengintrupsi langkah Laras untuk mengikutinya.
Kini kaki Laras melangkah keluar dari rumah kayu tua itu,namun saat Laras menoleh ke belakang,bukan nya rumah tua yg ia lihat,namun sesosok bangunan mewah ber chat putih.
Dilihat nya sekeliling lingkungan,asing.
Beberapa penduduk warga lokal,terlilitnya tapih menutupi tubuh,menggendong hasil panen,mendekat pada sosok wanita lokal ber gaun putih,menghitung hasil panen dan memberi uang.
"Dia ibu ku Laras" Sosok anak laki-laki ini seakan ingin memberi tahu kehidupannya semasa ia hidup.
"Dia berbeda" Laras bertanya,menarik pikirnya ia harus lebih mengenal siapa sosok anak laki- laki seusianya ini.
"Tidak Laras,dia pribumi,ibu ku pribumi,dia menikah dengang dady,mereka menyebut nya nyai" jelas anak laki-laki itu.
"Dady?" Laras hanyalah seorang anak kecil,bahkan besok ia akan memulai kelasnya,mana tau ia arti kata 'Dady'.
"itu adalah sebutan untuk orang yang telah memberi kita makan" jelas sesosok anak laki-laki itu dengan begitu polosnya.
Dilihatnya kini nuansa gaduh,pribumi berlarian,hanya satu wanita bergaun putih itu berdiri dengan khawatir,hanya berdiri tanpa berlari,ternyata ia menunggu anak kecil yang berlari kearahnya.
Dipeluk nya erat anak laki-laki itu,di tutup nya telinga anak itu,suara tembakan menggema di seluruh penjuru lingkungan itu.
Laras yang melihat dan mendengar kondisi dan suara gaduh itu hanya berdiri menutup telinga,ketakutan.
ingat lah Laras kau adalah sukma ragamu tidak akan terlihat oleh mereka,kecuali yang mengajakmu kemari.
Dilihatnya kini dari pandangan Laras kini mereka saling membunuh,penduduk lokal dengan seseorang bertubuh tinggi berkulit putih dan berambut pirang.
Diawali dengan seseorang bertubuh tinggi itu menembakan salahsatu peluru pada pribumi yang sedang mengantri untuk menjual panennya,kini berakhir perkelahian saling bunuh membunuh,sebagian pribumi berlarian dan ada sebagian yang melawan.
"Anak kecil itu adalah aku Laras,ini adalah akhir hidup ku,dan kau harus tau itu" di ulurkan nya tangan sesosok anak kecil laki-laki itu,menengangkan laras,melepaskan tangan Laras yang sedang ia gunakan untuk menutupi telinganya.
Seorang anak kecil Laki-laki,ia melihat peluru melesat masuk di bagian kepala seoarang wanita yang sedang memeluk nya,sekali dua kali hingga tepat mengenai bagian jantung.
Benangis,berteriak sejadi mungkin,tidak trima,anak kecil itu berlari berusaha melawan,ia hanyalah anak kecil tanpa rasa takut,namun kebraniannya adalah awal kematiannya.
Dengan teganya seseorang berambut pirang itu,melesatkan peluru tepat di dada anak kecil itu,darah keluar dari setiap tubuh anak kecil laki-laki itu.
"TUNGGU,AAAAAA,TIDAKKK!" Laras berteriak tidak trima,namun siapa yang akan mendengarnya,bahkan kehadirannya pun tidak akan ada yang melihat,kecuali yang membawanya kemari.
*
*
Gelap kini pandangan Laras,nginggg,berdenging telinganya,samar suara gamelan serta kidung beralun merdu di telinganya.Pening yang anak perempuan itu rasa,seperti melayang terbang,dan jatuh tertarik.
Kembalilah kau Laras,tubuh mu memanggil.
Selanjutnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
TARIK SUKMO
Horrorkeunikan mistis dari salah satu keturunan jawa pedalaman pada tahun penjajahan,kini turun menurun di turunkan pada keluarga atdja diningrat,adja memiliki anak yang bernama firdaus keturunan kedua dengan pateh,pateh sriningsih adalah istri dari atdja...