SIAPA DIA?

32 13 33
                                    

Sorot cahaya sinar matahari dari jendela kayu yang terbuka mengenai wajah Laras nan ayu,membuat wajah ayu nya itu membuka mata dan terbangun dari tidurnya.

Laras melihat ibu dan bapak nya sudah sangat rapih,duduk di sebelah ranjang kasur yang tidak begitu luas,dengan beberapa koper yang sudah terjajar rapih di samping lemari kayunya.

"anak ibu sudah bangun,mari sayang kita sarapan dulu" Kinanti mengelus rambut Laras kemudian di susul dengan Firdaus yang langsung meraih tubuh mungil Laras untuk ia gendong menuju meja makan.

Dari kamar hingga sampai meja makan Laras masih belum membuka mulutnya untuk berbicara,ia tau bahwa hari ini adalah hari ke-7 di mana Kinanti dan Firdaus harus pulang ke kota dan meninggal kan Laras di desa dengan kakek nya.

Tentunya tidak ada orang tua yang ingin berpisah dengan putri kecil semata wayangnya,namun kondisi dan lokasi nya tidak memungkinkan untuk firdaus dan kinanti tinggal di desa,sebab Firdaus harus bekerja di kota dan jarak kota dengan desa kediaman adja cukup jauh.
*
*
*
*
Mobil merah darah itu sudah hilang dari pandangan Laras,sudah pergi orang tua nya meninggal kan Laras di desa kakek nya,ibu nya bilang jika ini demi kebaikannya,kini siapa yang akan bermain boneka kayu bersamanya nanti,sedangkan kinanti ibunya sudah ikut dengan bapak nya ke kota.
*
*
Adja menggendong tubuh mungil Laras masuk kedalam rumah,tangan Laras setia memegang boneka kayu yang biasa ia mainkan dengan ibu nya.

"cah ayu..kakek nanti mendaftarkan mu besok di sekolah dasar,jadi sekarang kita siap siap untuk keperluanmu sekolah ya ndok" Adja mendudukan tubuh mungil Laras di kursi kayu ruang tamu kemudian Laras hanya menganggukan kepalanya dan kembali sibuk dengan boneka kayu yang ia main kan.

Boneka kayu hanyalah peralihan pandangan Laras dari sosok sosok menyeramkan yang berada di sekitarnya,ia menyibukan diri dengan bonekanya sebab ia tidak ingin melihat sosok sosok tersebut,bahkan tak jarang Laras di usili oleh dedemit jelek,sosok ningsih yang selalu setia mengintilinya setiap saat bahkan Laras pun selalu di mintai bantuan oleh sesosok ningsih,namun Laras hanyalah anak kecil yang belum mengerti apa-apa.

Kini adja berada di depan rumah dengan sepeda tuanya yang ia gunakan "mari cah ayu..kita pergi beli buku untuk sekolah besok"

Laras langsung berdiri dari tempat ia duduk dan berlari menuju adja,adja langsung mengendong Laras membantunya untuk naik di sepeda tua nya itu.

Di sepanjang jalan hanya hutan-hutan yang terlihat,tidak ada rumah penduduk,berbagai macam sosok-sosok aneh yang Laras lihat,namun ia lebih memilih memainkan boneka mainan nya.

"Bonekanya Cantik"

"Bonekanya Cantik"

"Bonekanya Cantik"

"Bonekanya Cantik"

penging rasanya telinga Laras,ada sesosok makhluk yang berteriak di dekat telinganya,namun Laras enggan melihat sesosok apa itu,dilihat dari suaranya ia seperti anak kecil seusianya,tapi yang jelas itu pasti bukan manusia,tangan Laras kini setia menutup telinga dan matanya sehingga ia tidak sadar jika boneka yang ia pegang terjatuh di tengah jalan.

Sampai lah Laras di sebuat toko buku,terlihat tua sekali bangunannya di samping nya banyak terlihat bangunan-bangunan rubuh tidak terpakai,pohon bringin menjulang tinggi menutupi halaman kosong di sekitar toko.

Adja menggendong Laras masuk kedalam toko buku tersebut,ia membeli peralatan untuk sekolah Laras besok,tidak begtu lama adja dengan Laras membeli peralatan sekolah,kini adja buru-buru pulang sebab takut terlalu sore di jalan apa lagi ia membawa laras yang notabe nya anak kecil dengan kemampuan istimewah,bagi Laras pasti akan sangat suli jika telalu larut untuk pulang.

"tutup mata mu ya cah ayu..jangan dengarkan apapun,pegangan yang kenceng pada kakek mu" Adja melajukan sepeda tua nya dengan kecepatan lebih cepat dari sebelumnya sebab rute yang ia lalui melewati hutan untuk masuk ke dalam pemukiman.

TARIK SUKMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang