PATEH

34 14 35
                                    

masyarakat jawa apalagi jawa pedalaman sudah sangat melekat dengan kidung,kidung berkembang sejak era sastra jawa priode tengahan,dari masa majapahit akhir.

Di desa kediaman adja kidung di pakai untuk menyajikan crita maupun bacaan ritual.

Mitosnya,apabila mendengar suara gamelan di malam hari ada sesuatu yang datang atau hanya melintas,tentunya hanya sebuah mitos tergantung dengan fikiran masing-masing,namun di desa kediaman adja hal tersebut di yakini.
*
*
*
Cahaya rembulan mennyambut sunyinya malam,angin-angin menyapa pepohonan berdesir kerasnya suara dedaunan saling berjatuhan,suara bising pintu jendela kamar yang di paksa terbuka oleh angin,membangunkan seorang gadis kecil yang sedang tertidur.

Remang,laras membuka matanya,memfokuskan netra matanya pada sumber suara yang mengganggunya tidur,kaki kecil nya turun menyapa lantai kayu rumah,sedikit demi sedikit ia melangkah meraih pintu jendela yang terbuka,angin menyapa ramput panjangnya,berhasil tangan kecilnya itu menutup pintu jendela kamarnya.

'Sunyi' itu yang di rasakan Laras saat ia menutup pintu jendelanya,tidak ada lagi suara bising dedaunan,tidak ada lagi angin menyapa rembulan malam,samar namun jelas di telinga Laras mendengar suara tabuh gamelan,masih samar suara yang terdengar,semakin samar dan menghilang.

Laras kembali pada tempat tidurnya,kini ia memposisikan tubuhnya senyaman mungkin,terlelap matanya kini,semakin terlelap.

'Rina wengi
Sing tak puji ojo lali
Janjine muga bisa tak ugemi'

Mata Laras terbuka,kaget,tubuhnya sulit ia gerakan,di sampingnya menghadap wajahnya terdapat seorang wanita sangat cantik,dengan sanggul melati,wangi.

Tangan wanita itu menyapa pipi Laras,semakin terdengar jelas di telinga Laras suara gamelan,seperti ada yang sedang menabuhnya di samping kamarnya,sangat jelas dan sangat keras,namun malam ini cukup sangat malam,tidak mungkin ada orang yang keluar dan melakukan kegiatan semalam ini.

"cucuk ku" Suara wanita itu lirih sembari mengelus dan mengecup kening Laras.

Tubuh Laras masih tetap tidak bisa di gerakan,kini pandangannya gelap.

"LARAS?!",suara adja panik,adja mendengar suara gamelan dari kamar Laras,ia langsung masuk dan menghampiri Laras,namun yang adja lihat,Laras tidur dengan posisi tubuhnya yang meringkuk dengan matanya yang melotot,beberapa kali adja mengalihkan pandangan Laras dengan tangannya,namun laras  tetap diam dengan matanya yang tetap melotot,bolamatanya seperti ingin keluar,menakutkan.
*
*
Remang,kini pandangan Laras kembali,Laras menentralkan pandangannya,sontak ia kaget bukan main,pasalnya ia melihat tubuh terbalut kain kafan putih kotor karena tercampur lumpur,bau busuk menyapa hidungnya,tidak ada mata di wajahnya,tapi tubuh itu seakan memlototi Laras.

Masih tetap sulit tubuh Laras di gerakan,padahal ia ingin sekali Lari menemui ibunya,bangai mana tidak,seoarang gadis kecil melihat sosok menyeramkan seperti itu tanpa bisa mengerakan tubuhnya mana ada yang tidak akan takut dan menangis.

Disisi lain adja melihat kini mata Laras mengeluarkan air mata,ia mengerti apa yang sedang Laras alami sekarang,pasti Laras dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

Adja mengambil segelas air,ia dekatkan pada bibirnya,membaca doa-doa yang iya bisa,kemudian,ia meminumpkan air tersebut pada mulut Laras,tentunya laras belum sadar dan masih dengan posisi awal.

Kini Laras bisa menggerakan jari kakinya,kemudian jari tangannya,dan kemudia ia bangun,menangis histeris memeluk kakeknya,adja.

"ndok,apa kamu ketemu nenekmu?"tanya adja penasaran,pasalnya adja tau bila mana ada suara gamelan berarti ada Pateh sedang menengok keluarganya.

"Wanita cantik bersanggul bunga wangi, kakek"jelas Laras pada adja.

"apa ia mengatakan sesuatu ndok?"

"hanya mencium Laras"

"pasti kamu melihat dedemit ya ndok?" tanya adja

"apa kakek tau itu apa?sekarang Laras masih melihatnya,Laras takut kek"jelas Laras ketakutan,memeluk erat tubuh adja.

"ndak papa,derajat manusia itu lebih tinggi dari dedemit itu ndok,kamu harus bisaengontrol rasa takutmu,karena saat ini lah kamu melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat",jelas adja menenangkan Laras.

Kini adja membawa Laras pada kamar Firdaus dan kinanti,adja pikir Laras masih belum aman untuk tidur sendirian,ia takut sukma cucunya di bawa oleh dedemit-dedemit desanya.



Selanjutnya...

TARIK SUKMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang