sekolah

21 3 1
                                    

Suasana baru kini menyapa laras, ruangan persegi dengan 30 murid yang dengan semangat pagi nya memulai kelas.

Namun tidak bagi Laras,mata nya bukan seperti mata anak anak pada umumnya,jika anak seumurannya melihat indahnya suasana pagi di ruang kelas,tidak dengan Laras.

Netranya terpokus pada lorong sekolah,ia menemukan sosok yang akhir akhir ini sering nampak.

"Laras~" suara bisikan dari lorong tersebut berkali kali memanggil nama nya.

Gelap kini pandangan Laras,tiba tiba saja tubuhnya berada di depan lorong sekolah,padahal ia tadi berada di dalam ruang kelas.

"Laras~" suara yang sama memanggil nya berulang kali, netranya mencari dimana sosok yang memanggil namanya.

"kembali Laras!jangan dengarkan dia!" sesosok anak kecil yang sering menemaninya akhir akhir ini,tiba tiba saja berada di blakang Laras.

'ada apa' batinnya bertanya, dengan bingungnya, ia mengapa tiba tiba berda di depan lorong,siapa yang memanggil nya.

"Lingsir wengi sliramu
tumeking sirna
aja tangi nggonmu guling
awas aja ngetara
aku lagi bang winga-winga
jin setan kang takutusi
dadya sebarang
dwaja lelayu sebi"

Suara gamelan menyapa telinga Laras, suara yang tidak asing,hafal kini lirik dari setiap dentum gamelan tersebut, tanpa Laras sadari kini mulut nya ikut menyanyi, Namun pening kini kepalanya,redup sudah pandangannya.

"Laras? ndok? ndak papa toh?" suara seseorang menyapa telinga laras,baju berseragam dengan sanggulan cantik nya itu,sedang membangun kan cah ayu yang sedang tertidur di bangku nya.

Laras terbangun,ia heran,mengapa dia tertidur,padahal  ia tadi sedang berdiri di depan lorong sekolahnya.

Seandainya cah ayu itu tau,bahwa sukmanya telah di panggil,mungkin ia tidak akan merasa bingung,namun Laras hanyalah gadis kecil yang masih belum mengetahui apa pun.

sosok apa yang sering mengikutinya itu,'wewe' kata itu yang terakhir ia dengar, namun mengapa sosok itu mengikuti nya,dan ntah kebetulan atau tidak, dengan momen yang hampir sama Laras selalu saja mendengar dentum dan nyanyian kidung,setiap kali mendengarnya sesuatu sekan menarik tubuh cah ayu itu.

-sore hari-

Sudah waktunya kini cah ayu itu pulang, namun adja belum tetlihat di matanya.

"ndok,belum pulang? sudah hampir gelap disini,ikut ibu saja ya,nanti kalau pak adja sudah jemput kesini,biar ibu antar kesini lagi". senyum tulus dari wanita berkebaya cantik itu menyapa mata Laras.

"ibu guru?baju nya kok tidak berseragam seperti yang lain?" Laras memastikan bahwa ia tidak sembarangan berbicara dengan orang asing, lantas ia baru bertemu dengan perempuan ini.

"jangan takut ndok!" tanpa berkata apapun tubuh laras kini di gendong oleh wanita berkebaya itu, ntah kemana ia akan membawa laras.


semoga kau baik-baik saja Laras.


































selanjutnya.......










































maaf bangt, aku baru nulis lagi, abis bertempur dengan rumitnya dunia wkwk :V

TARIK SUKMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang