Diana berjalan berdampingan dengan Alan. sesekali ia akan menggoda Alan dengan kalimat-kalimat centilnya. Meski tidak ada perubahan ekspresi di wajah tampan Alan, tapi Diana bisa melihat telinga Alan yang memerah.
"Jadi kira-kira apa yang bos inginkan untuk bertemu dengan ku Alan?" tanya Diana setelah mereka memasuki lift. Alan menekan tombol 40 dan terbatuk berusaha menutupi kegugupannya. Ia masih belum terbiasa dengan panggilan Diana.
"Sebaiknya Kak Diana bertanya sendiri ke Bos saja" ucap Alan sambil menyentuh telinganya yang memanas. Diana tersenyum melihat tingkah Alan.
Diana mendekat dan menyentuh telinga Alan yang memerah. Alan tersentak kaget. Ia bisa merasakan suhu dingin yang tiba-tiba ditelinganya. Meski telinganya mendingin namun anggota tubuh Alan yang lainnya memanas.
Alan langsung menghentakkan dengan kasar tangan Diana yang berada di telinganya. Ia memandang Diana dengan sedikit jejak keterkejutan. Alan bisa merasakan detak jantungnya seolah-olah berusaha keluar menembus dada Alan.
Alan menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia berusaha menenangkan diri. Ia masih sadar bahwa wanita yang ada di hadapannya saat ini merupakan mainan bosnya dan ia tahu kalau bos tidak suka berbagi.
"Silahkan Nona" Ucap Alan berusaha memasang kembali garis batas dengan Diana. Diana tersenyum tipis mendengar panggilan Alan, ia sama sekali tidak marah dan membiarkan saja Alan kembali memanggilnya Nona.
"Terimakasih Tuan Alan" ucap Diana sambil berjalan keluar terlebih dahulu. Alan terdiam, ia merasakan perasaan tidak nyaman. Entah mengapa ia tidak menyukai panggilan Diana tadi.
"Kamar nomor berapa Tuan Alan?" Alan tersadar dengan pertanyaan Diana. Ia memandang Diana mencoba mencari jejak ketidak senangan di wajah cantik Diana. Namun Alan hanya bisa melihat senyum manis Diana yang semakin membuat Alan gusar.
Apakah hanya ia yang merasa sesuatu yang kurang. Apakah Diana baik-baik saja memasang garis pembatas antara mereka? Bukankah Diana yang ingin lebih dekat dengan Alan tadi?
"Ada apa Tuan Alan?" Diana bertanya kembali setelah melihat Alan tidak menanggapinya. "Silahkan ikuti saya hmmm Nona" Ucap Alan sedikit ragu.
Diana tersenyum, ia bisa membaca apa yang dipikirkan oleh Alan saat ini. Ia melangkah maju mengikuti Alan. Kali ini ia tidak berjalan beriringan dengan Alan. Diana selangkah di belakang Alan. Hal ini membuat Alan semakin tidak nyaman.
Alan melirik Diana dan tanpa sadar memperlambat langkahnya. Ia ingin berjalan di samping Diana, namun Diana juga memperlambat langkahnya sehingga ia tidak akan berjalan beriringan dengan Alan. Ia harus menjinakkan anak anjing di depannya dulu.
Alan yang melihat tindakan Diana tanpa sadar cemberut. Ia mempercepat langkahnya karena kesal dengan Diana.
Diana hampir menyemburkan tawanya. Ia menatap pria besar di depannya. Ia tidak menyangka kalau Alan yang cuek dan pendiam tadi memiliki tingkah kekanak-kanakkan seperti tadi.
"Sepertinya Bos belum sampai" Ucap Alan tanpa embel-embel Nona lagi. Entahlah Alan hanya tidak ingin memanggil Diana Nona tetapi ia merasa gengsi terlebih dahulu memanggil Diana dengan sebutan Kak. Alan berharap Diana akan menyuruhnya memanggilnya dengan sebutan kak Diana lagi.
Namun harapan Alan kandas karena Diana hanya mengangguk dan duduk di sofa. Alan cemberut, Ia memanyunkan bibirnya.
Diana terkekeh melihat wajah Alan sekarang, ia masih ingin menggoda pria di depannya ini namun tidak baik juga jika bermain terlalu keras sekarang. Nanti anak anjing didepannya akan kabur dan tidak menurut lagi.
Diana menepuk sofa yang ada di sampingnya "Kemari Alan". Alan bisa mendengar suara lembut Diana. Ia memandang Diana sebentar dan berusaha memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Apakah ia menurut saja atau membalas Diana dengan bermaik keras? Namun Alan melangkah maju dan duduk di damping Diana. Ia tidak mau memasang jarak lagi diantara dia dan Diana.
Alan dudak dan hanya menutup mulutnya rapat-rapat menunggu tindakan Diana selanjutnya. Diana hanya memandang Alan dengan lembut. Ia menyentuh rambut Alan dan mengelusnya.
Alan membeku, ia menoleh dan melihat wajah cantik Diana yang sedang tersenyum kepadanya. "Anak baik" ucap Diana sambil mengelus rambut Alan. Alan merasakan jutaan kupu-kupu yang berusaha keluar dari perutnya. Perasaannya saat ini bercampur aduk. Ia senang dengan Diana yang mengelus kepalanya namun juga dilema karena wanita cantik di hadapannya sekarang adalah milik bosnya. Namun Alan langsung menghilangkan segala pikirannya sekarang. ia hanya ingin menikmati setiap elusan Diana saat ini. Biarlah nanti ia memikirkan tindakan apa yang harus ia ambil selanjutnya.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
SALAM HANGAT DARI AUTHOR
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM THE ALPHA
RomanceWarning : 21+ Cerita ini khusus dewasa Yang merasa anak kecil bisa minggir dulu Terdapat banyak adegan dewasa dan sadis. Kalau masih nekat membaca risiko di tanggung sendiri Ini cerita tentang seorang wanita yang tangguh dan berambisi untuk menakluk...