23. boyfriend

453 41 0
                                    

Mark tiba dengan wajah paniknya. Ia berlari dari mobilnya karena memang jalannya tidak muat dilalui oleh mobil. Haechan sudah menunggu sambil menyilangkan kaki.

Mark langsung menghampiri Haechan dan menarik dagunya, mengecek ada memar atau goresan yang berada di wajah pria tan itu.

"Hei apa-apaan." Haechan melepaskan tangan Mark dengan kasar.

"Syukurlah tak ada luka serius. Bundaku bisa marah melihatmu tergores"

"Sepertinya aku jadi anak kesayangan bundamu ya Mark"

"Memang. Jadi ini pelakunya?"

Mark melihat ke manusia-manusia yang berlutut di depan mereka. Entah hanya perasaan Mark atau apa, ia lihat semuanya menunduk terdiam seperti takut pada Haechan.

"Ya, ini pelaku-pelakunya. Baik teman-teman yang jahat, aku lihat wajah kalian tampak tidak asing di SMA NEO. Apa kalian sudah pernah menyerangku sebelumnya? seperti di toilet atau semacamnya" Haechan bertanya sambil membuka bungkus lolipop rasa susu stroberi.

Tak ada jawaban dari mereka, hanya terus menunduk dan memilih bisu.

"Tak apa, jika itu pilihan kalian untuk membisu.. Aku bisa membuat kalian bisu selamanya."

Semuanya menatap kaget kearah Haechan, sedangkan pria manis ini tersenyum ramah.

"Jika manusia sepertiku tidak cukup untuk membuka mulut kalian.. Apa tuan eksekutif yang turun tangan?"

Haechan mengalihkan atensi ke arah Mark yang melihat satu persatu wajah pelaku. Ia mengenal hampir seluruh wajah murid SMA NEO, bukan mustahil baginya untuk memblacklist pelaku-pelaku di depannya.

"Aku akan mengatakan sejujurnya!" Seseorang dengan luka di kepala karena hasil karya Haechan memutuskan jujur.

"Kami hanya suruhan, bahkan secara personal kami tidak punya masalah dengan kalian"

"Lalu kenapa tidak menolak?" Haechan berjongkok di depan pria itu.

"Dia mengetahui kelemahanku, jadi aku tak bisa menolaknya."

"Okay.. Sebutkan laki-laki atau perempuan?"

"Eeeee..." Lidah orang itu seakan kelu untuk mengatakan apa yang Haechan minta.

"Apa kau terlalu takut untuk mengatakan sesuatu? Jika kau tidak bisa, aku bisa membantumu untuk tidak mengatakan apapun sampai akhir hidupmu" Haechan tersenyum ramah penuh kemarahan.

"Perempuan! Tolong jangan beritahu dia tentang ucapanku"

"Santai, aku tidak mengatakan informasi ini darimu," Haechan berdiri dan kembali ke depan, "aku akan mengatakan bahwa kalian semua yang mengaku."

Semuanya berkeringat dingin.

"Ayolah kalian laki-laki. Laki-laki sejati akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kalian saja bisa menyekapku, tapi kenapa saat ini enggan menatap mataku? Apa aku terlalu keren?"

"Sudah Haechan, aku sudah mengambil gambar wajah-wajah mereka. Tidak susah untuk mengeluarkan mereka karena alasan kekerasan." Mark memotong saat Haechan hampir kelewatan.

"TOLONG JANGAN KELUARKAN KAMI!!"

Mark mendekat pada manusia yang ia yakini adalah pemimpin dari penyerangan terhadap Haechan. "Katakan siapa pelakunya. Aku akan membuat kalian semua aman dan hanya memberi hukuman ringan"

"Hei! Aku hampir mati karena ulah mereka, tapi kenapa kau berikan hukuman ringan?"

"Diam sebentar Haechan, agak sia-sia kalau kita menebang pohon hanya rantingnya saja. Kita harus langsung dari akarnya. Jadi.. Siapa yang menyuruh kalian?" Mark lanjut tersenyum meyakinkan.

𝙃𝙪𝙣𝙩𝙚𝙧 || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang