31. dinner

360 46 0
                                    

Hari H makan malam, Haechan dengan bodohnya malah melakukan kesalahan yaitu tidur di kelas saat pelajaran kimia karena gurunya terkenal killer.

"Haechan kau tidak pulang?" Renjun dan Jaemin menghampiri kelas Haechan

"Tidak, aku ada tugas tambahan karena guru killer itu."

"Hahahahah kau pasti tidur saat pelajaran."

"Yeh, sialan. Pergi sana"

Akhirnya Renjun dan Jaemin memilih pergi, dengan itu Haechan melanjutkan tugasnya yaitu mengepel lantai kelas 10-D

"Apa gunanya pegawai kebersihan di sini?"

Dengan kesal Haechan tetap melakukan hukumannya karena guru killer itu mengatakan akan mengecek kamera CCTV kelas 10-D esok hari.

"Hah akhirnya selesai juga.." Haechan segera membereskan alat-alat dan secepatnya segera pergi dari sekolah itu.

Ia berhenti di halte bus, menunggu bus rutenya datang. Tak lama setelahnya bus yang ia tunggu datang, tak mau membuat supir marah ia segera naik.

Entah apa yang Haechan rasakan, ia merasa ia diikuti seseorang. Entahlah mungkin hanya perasaan Haechan. Pria gembul itu turun dari bus dan segera berlari masuk ke lobby apartemen.

🐻

Haechan melihat ke kaca, penampilannya sangat hebat. "Renjun, Jaemin, apakah aku sudah keren?"

Keduanya menengok dan terpana atas penampilan Haechan.

"KAU SANGAT KEREN!"

"PASTI KAU MENDAPAT ATENSI PENUH!!"

"Hahaha kalian bisa saja," Mengelus tengkuknya dan menampakkan muka tengil

"Tidak jadi, kutarik kata-kataku" sesal Renjun dengan rolling eyesnya

"Sialan kau Renjun. Ya sudah aku akan berangkat" Haechan segera berjalan ke arah pintu

"Kau di jemput Mark?" Jaemin bertanya

"Tidak, aku menolaknya. Aku mau berangkat sendiri, pasalnya aku akan terlambat"

"Benar??" tanyanya sekali lagi

"Iya tenang saja, ada Bus Kota. Yasudahlah, aku mau berangkat"

"Jaga dirimu Haechan!" Renjun berteriak sebelum Haechan keluar.

"Seperti aku tidak bisa saja" Haechan berhenti sejenak lalu tersenyum.

Ia segera turun dan berjalan menuju Halte. Kaki jenjang dan rampingnya ia bawa masuk ke dalam Bus yang berhenti di depannya. Seperti yang tadi ia rasakan, entah instingnya mengatakan bahwa ada orang yang mengikutinya lagi.

Setelah mendekati tujuannya, Haechan memutuskan turun. Ia ingin melihat, apakah ia benar diikuti atau tidak. Banyak orang yang turun bersama Haechan, ia harus menyiasati untuk menemukan keberadaan orang itu. Dengan langkah teratur ia segera pergi ke gang dekat rumah Mark.

Laki-laki berjaket kulit hitam, dengan topi dan masker senada terus menunduk mengikutinya.

'Sudah kuduga'

Ia segera berhenti, "Apa yang kau inginkan Tuan?"

Pria itu tertawa remeh, dari suaranya Haechan menebak umur pria itu sekitar 30an.

𝙃𝙪𝙣𝙩𝙚𝙧 || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang