15. attention

476 50 2
                                    

"HAECHAN!" Renjun keluar dari persembunyiannya dan menaruh handphone Jaemin yang sedari tadi dipakai untuk merekam

"HAECHAN BANGUN!! RENJUN AYO BAWA KE RUMAH SAKIT SEKARANG!"

Sungchan mengamati handphone milik Jaemin dan mengambilnya. Di situ ada videonya dengan Hyunjin berdebat di dekat toilet sekolah

"Apa yang kau lakukan? Kenapa merekam ku sembarangan?!" Sungchan menarik tangan Renjun dengan emosi.

Renjun terhuyung ke belakang yang untungnya ia ditahan Jaemin.

"Apa maksudmu?!"

"Kenapa kau melakukan ini?!" Sungchan menunjuk pada videonya dengan Hyunjin

"Kami-"

"Kau tidak tahu?! Jika video ini tersebar kakakku akan menjadi korban mereka!!" Sungchan berteriak di depan Renjun dan Jaemin

"Kami berusaha menolongmu bodoh. Sampai kapan tubuhmu kau gunakan sebagai samsak mereka? Apa harus menunggu seluruh tulang rusukmu hancur dulu? Atau sampai mereka mengambil tulang punggungmu?"

Sungchan hanya bisa terdiam

"Sudah lah kita harus membawa Haechan ke rumah sakit dulu. Terkadang orang yang terlalu putus asa lebih susah untuk disembuhkan daripada orang yang sakit"

Renjun dan Jaemin menggotong Haechan menuju mobil dan pergi ke rumah sakit dengan segera.

Sungchan hanya bisa terdiam. Sepuluh detik kemudian air matanya mengalir, ia memegangi perutnya yang sakit. Badannya sakit, sangat sakit. Tangannya pun seakan mau lepas.

Cepat-cepat ia mengambil tasnya dan menelpon Mark.

"Mark"

"Apa?"

"Haechan dibawa ke rumah sakit"

Panggilan langsung terputus. Ia dengan tertatih-tatih membawa kakinya menuju halte bus. Ia juga harus memeriksa badannya

"Aku tak punya uang yang cukup. Tapi aku harap dokter berbaik hati untuk meluangkan waktunya untuk memeriksaku"

🐻

Mark berlari disepanjang koridor, mukanya menunjukkan raut panik hingga bajunya pun acak-acakan karena terburu-buru

Ia sampai di depan ruangan Haechan di tangani. Ia pelan-pelan membuka ruangan VVIP itu. AC yang dingin langsung menusuk tubuhnya yang berkeringat deras.

Jalannya tertatih menuju ranjang yang digunakan Haechan untuk berbaring. Mata pria berkulit Tan itu masih tertutup. Kepalanya diperban, pakaiannya sudah diganti menjadi pakaian khusus pasien.








"Donghyuck.."

🐻

Sungchan akhirnya sampai di rumah sakit. Dengan langkah pincangnya ia menghampiri salah satu meja untuk bertanya tentang dokter yang bisa melayani keluhannya.

"Ada yang bisa dibantu?"

"Ah.. Saya ingin bertanya.. Apakah ada dokter yang bisa melayani penyakit patah tulang?"

"Ah.. Tapi biasanya dokter spesialis itu cukup sibuk dan-"

"Saya bisa menangani anda"

Seorang pria berumur berdiri tepat di belakang Sungchan. Wajahnya tampak tenang dan penuh wibawa.

"Maaf?"

𝙃𝙪𝙣𝙩𝙚𝙧 || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang