33. behind the truth

387 44 1
                                    

Jaemin segera bersiap lalu keluar kamar untuk sarapan dengan kedua bocah tengil yang saya ini sedang ribut pasal siapa nanti yang menyucikan piring.

"Jaemin? Bukankah kau tidak ingin memakai hoodie itu lagi?" Renjun bertanya, pasalnya tempo lalu si pria bermarga Na itu menolak untuk memakai hoodie yang baru sekali dipakainya.

Visualisasi

"Huh? Tidak apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huh? Tidak apa-apa. Aku merasa boros jika hanya memakai sekali saja."

Haechan ikut menengok, ingin melihat hoodie apa yang dimaksud. "Itu seperti milik Jeno"

Renjun terheran, "apa kau menolak memakainya karena itu mirip seperti milik Jeno?"

"Aku tak sengaja!" Jaemin menjawab cepat.

"Kenapa panik?" Mata Haechan menyipit.

"Kau tahu.. Di sekolah yang biasanya memakai barang couple biasanya dicap sebagai sepasang kekasih" Renjun menjelaskan

"Lalu seragam kita sama, apa kita berpacaran Renjun?" Mata Haechan kini fokus ke Renjun

"Maaf aku tak sudi" Renjun segera beranjak dari sana. Pasalnya ia belum memakai ikat pinggang dan dasi.

Tak ingin kelaparan, Jaemin segera duduk di depan Haechan dan melahap sarapan bagiannya.

"Jeno akan senang jika kau memakainya" Celetuk Haechan sambil melihat notifikasi dari Mark yang bertanya untuk memastikan Haechan memakai atribut lengkap karena adanya inspeksi kedisiplinan nanti.

"Huh?" Jaemin menjeda suapannya

"Tampaknya kau mulai membuka hati lagi Jaemin. Shotaro bertanya padaku karena ia kemarin melihat saat kau memberikan bungkus donat itu kepada Jeno padahal kau sudah mengantri untuk membeli donat kesukaanmu itu. Dan itu sangat langka bukan?"

Jaemin hanya diam.

"Jeno bukan orang jahat, dia dingin tetapi perhatian. Bahkan aku yang bukan prioritasnya bisa merasakan, apalagi kau yang kemungkinan menjadi tempat berlabuhnya."

Mungkin mulut Jaemin bisa tetap menguyah, tetapi di dalam otaknya mulai masuk perkataan Haechan. "Apa kau serius?" 

"Entah, coba kau amati sendiri. Semangat, aku tahu melawan kasus kesalahan pahaman itu cukup sulit bagimu."

"APA KALIAN SUDAH SELESAI?! BISAKAH KALIAN MEMBANTUKU?!" Renjun berteriak dari dalam sambil mengeluarkankan suara kesusahan

"Tampaknya kawan mungil kita perlu sedikit tangan." Haechan segera beranjak dari sana meninggalkan Jaemin yang melahap habis sarapannya.

"Apa benar?"

🐻

Ketiganya sampai di depan petugas yang akan memeriksa kelengkapan atribut. Sekolah elit memang selalu merepotkan kalau kata Haechan.

𝙃𝙪𝙣𝙩𝙚𝙧 || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang