Haechan keluar dan membiarkan keributan di dalam aula semakin menjadi saat salah satu anggota komite menerjang Tuan Yunho. Lagi pula ia tidak berharap kedamaian muncul sesaat setelah aksinya berhasil.
Lia berlari menuju ke arahnya dan menamparnya keras, tak ada perlawanan dari Haechan. "Seberapa parah kau ingin menghancurkanku Haechan?!"
"Separah itu sampai kau menderita dan malu untuk menunjukkan keberadaanmu. Tersiksa setiap harinya dan manusia lain melontarkan kata buruk yang bahkan mereka tak tahu dampaknya pada kestabilan mentalmu. Kemudian rasa itu menggerogotimu hingga rasanya kau ingin mati tetapi tidak bisa mati. Aku ingin kau hancur seperti itu Choi Jisu."
Lia tersedak, "Kau sudah mengetahuinya? Apa dari Hyunjin sialan itu dan kau mempercayainya?"
Haechan tertawa dan bertepuk tangan, "Kau ini bagaimana Lia, kau mengakuinya lalu memintaku untuk melupakan fakta busuk itu?"
"Aku tidak mengakui-"
"Ya memang kau tidak akan mengaku, tetapi sepertinya aku tahu kerangkanya sekarang. Choi Jisu itu berubah dan hidup menjadi Choi Lia setelah mengaku-ngaku jiwa kakaknya hidup dalamnya. Padahal kapasitas otaknya sama saja denganku dalam pelajaran tidak seperti Choi Yeonjun, si anak emas. Lalu untuk meyakinkan orang tuamu yang sudah terlanjur tertekan kau berusaha keras untuk menjadi seperti Yeonjun melalui jalur yang tidak pernah kupikirkan. Jadilah Choi Lia yang cantik, berprestasi, rajin, dan disiplin setelah melepas keperawanannya."
Haechan lagi-lagi bertepuk tangan, ia sangat senang. Sebuah pukulan kembali mendarat di kepalanya membuatnya terdiam, "Kau sangat senang dengan keburukan ini?! Terimalah rasa sakitku Lee Haechan!"
"Hei Jisu, aku tak sepenuhnya senang. Aku sedih, kau tahu aku berharap menjadi wajah utama media seluruh negeri besok pagi. Namun, tampaknya kasusmu mengalahkanku dan wajahmulah yang terpampang di sana. Selamat telah menjadi j*l*ng nomor 1 di Korea Selatan di usia semuda ini." Haechan mengulurkan tangannya, hendak memberikan selamat.
Namun respon Lia tidak sesuai dengan pikiran Haechan, ia menapis tangannya. "Kau keterlaluan Lee Haechan, aku bisa menuntutmu atas pencemaran nama baik!"
"Apa kau yakin untuk semakin membuka dirimu yang busuk itu untuk menuntutku Choi Lia? Aku sih tidak keberatan, lagi pula aku bisa melawanmu." Haechan mengendikkan bahunya.
"Haechan baji-"
"Hey lihat! Ada simpanan Tuan Direktur sok pintar!"
"Apa kau mendengar suara desahannya di speaker sekolah? Aku jadi dia langsung gantung diri"
"Hahaha, sudah aku duga akan terkuak juga. Aku curiga dia bodoh tapi kenapa nilainya selalu sempurna"
"Choi Lia sangat bermulut besar, sekarang sudah keluar kan faktanya?!"
"Dia adalah definisi j*l*ng yang sebenarnya!!"
"Aku jadi kasihan dengan istri Tuan Yunho, aku harap ia mendapatkan keadilan dan bajingan ini dipermalukan di seluruh negeri!"
Belum tuntas ucapan serapah Lia, sudah ada siswa lain yang didominasi anak biasa mencemoohnya. "Lihat Lia? Kau ingin melawanku?" tanya Haechan sekali lagi untuk meyakinkan Lia.
Lia kehilangan kata-kata dan berbalik kemudian lari entah ke mana, Haechan juga tidak peduli. Haechan menengok ke arah aula yang tampaknya keributan itu belum selesai, ia melihat Mark yang berada di pojokan ruangan bersama Jeno melihat orang dewasa saling berteriak menyalahkan. Pria tan tersenyum melihat tingkah kumpulan 'orang tua' itu.
Handphonenya berbunyi, ia mendapat banyak sekali notifikasi dari Jaw. Haechan tahu inilah saatnya.
Haechan merogoh ranselnya, mengambil amplop coklat yang selama ini sudah ia persiapkan. Langkah kakinya menuju ruangan eksekutif milik Mark. Haechan tak ragu kemudian melangkah masuk, menaruh amplopnya dan segera pergi menuju motornya yang terparkir di depan mobil sedan Tuan Yunho
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙃𝙪𝙣𝙩𝙚𝙧 || MARKHYUCK
FanfictionPemuda manis berkulit tan, Haechan. Ia akan memulai kisah baru dalam hidupnya dari yang dulunya hanya anak buangan yang dijadikan tameng, saatnya ia bebas dari kekangan Banyak manusia yang akan ia temui entah untuk menjadi kawan atau bertindak menj...