Mark membawa vanilla lattenya yang sudah cukup mendingin, mengikuti Taeyong ke ruang kerja Tuan Lee. Pintunya terbuka, di dalamnya ada Tuan Lee dan Jeno yang sama seperti Mark, menunduk dan membawa segelas latte.
"Mark sudah datang, ada yang mau dijelaskan lebih rinci terkait rencanamu ke China?" tanya Tuan Lee dengan nada yang tegas.
Mata Taeyong sontak melotot, "China?!"
Mark baru membuka mulut kembali menutupnya setelah mendapati reaksi Taeyong yang tampak tak setuju dengan keputusannya.
"Diam sebentar Taeyong.. Bagaimana Mark, apa yang mau kau lakukan di sana?"
"Membawa Donghyuck pulang"
"Memangnya Donghyuck sedang apa di sana?" tanya Tuan Lee lagi
"Mengincar bosnya," Mark menelan ludahnya, "Aku ingin membawa Donghyuck kembali, aku sangat pesimis ia bisa kembali ke sini. Tolong Ayah-"
"Kau sudah gila Mark? China tidak seperti Korea Selatan. Negara itu berkali-kali lipat luasnya!!" potong Taeyong disertai dengan memuncaknya emosi. "Ayah, jangan ijinkan Mark untuk pergi. Mungkin Mark bisa memegang tanggung jawab di sekolah, tetapi ini di China bahkan berhadapan dengan orang yang berbahaya!"
Mark semakin menunduk. Ketiga Lee bersaudara itu menunggu respon Tuan Lee.
"Ayah mengijinkanmu." Pernyataan itu sukses membuat Taeyong dan Jeno melayangkan wajah tak terima.
"Ayah ingin mengirim Mark berperang atau bagaimana? Yang akan menghadapi Donghyuck bukan orang biasa!" Taeyong mencoba mengembalikan kewarasan ayahnya yang bisa-bisanya setuju dengan keinginan Mark.
Tuan Lee mengangguk, "Ayah juga tahu kalau Donghyuck berhadapan dengan orang yang cukup berbahaya. Namun, adikmu juga bukanlah orang sembarangan. Kalian semua bukan orang sembarangan. Ayah selalu menanamkan kekuasaan pada kalian bertiga, jadi tak seharusnya ayah takut jika kalian pergi jauh. Mark akan dijaga oleh orang kepercayaan ayah selama berada di sana. Baik pertemuan selesai, kembali ke kamar kalian."
Taeyong tetap tidak terima, ia tahu betul karakter adik-adiknya. Mark memang bukan anak sembarangan, bukan anak SMA awal yang dimanja dengan kekayaan. Mark sudah bergerak lebih jauh dari itu. Namun tetap saja, hal yang dilakukan Mark adalah hal yang berbahaya apalagi posisinya bukan di Korea Selatan dimana keamanan anak tengah Lee bersaudara itu ketat dijaga.
Ketiganya meninggalkan ruang kerja Tuan Lee, sebelum salah satunya dipanggil olehnya.
🐻
"Ini burgermu Sun," Jaw menghampiri Haechan dengan sebuah nampan yang terdapat dua burger di atasnya. Mereka sudah mendarat dengan selamat di Chengdu.
"Terima kasih Paman, apakah Burger ini tidak memperburuk asam uratmu?" tanya Haechan polos
Jaw tertawa, "Kau pikir aku setua apa Sun. Aku ini masih sama kuatnya seperti beberapa tahun yang lalu!" Pria dewasa itu menekuk sikunya dan memamerkan bisepnya yang masih apik dan besar.
Hal itu cukup membuat Haechan memutar matanya, jika sudah seperti ini kepala Jaw akan meledak saking besarnya. "Sudahlah paman, ini bukan kontes binaraga."
Setelah ejekan yang keluar dari mulut Haechan, Jaw segera menurunkan lengannya dan melanjutkan acara makan burger dengan dua tumpukan daging di dalamnya. "Kau tahu Sun? Pemilik restoran ini tidak pernah membuat resep burger ini untuk dijual"
"Hah? Jika tidak membuat resep bagaimana mereka bisa menjual burger enak ini?" tanya Haechan sebelum melahap lagi burgernya
"Dia mengambilnya dari pemilik aslinya dengan tekanan, lalu mempekerjakan pemiliknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙃𝙪𝙣𝙩𝙚𝙧 || MARKHYUCK
FanficPemuda manis berkulit tan, Haechan. Ia akan memulai kisah baru dalam hidupnya dari yang dulunya hanya anak buangan yang dijadikan tameng, saatnya ia bebas dari kekangan Banyak manusia yang akan ia temui entah untuk menjadi kawan atau bertindak menj...