kontrak

2.6K 464 15
                                    


"Senang bertemu dengan anda lagi tuan Eva"

"Cukup panggil saya Eva yang mulia"

"Kalau begitu panggil aku Zevan juga"

".....(hah?!) Bagaimana saya bisa melakukan hal itu yang mulia"

"Kita akan menjadi lebih sering bertemu nanti, mari buat hubungan yang tidak berhubungan dengan status. Panggil aku Zevan, Eva."

"Baiklah... Zevan (puas kau sialan! Dan memangnya aku memutuskan keinginan mu itu!)"

"Bagus, aku sangat puas sekali Eva! Dan kamu harus memutuskannya, ini adalah perintah"

Ini benar benar menganggu ku, apakah dia ada masalah dengan ku? Bahkan saat dia mengatakan itu, dia berbisik di telinga ku dan wajah kita bisa dibilang sangat dekat. Lalu sekarang dia pergi berjalan menghampiri si kembar berlaga semua itu bukan apa apa.

Dan yang menjadi masalah adalah kenapa seakan akan dia bisa... Membaca pikiran ku.

Tapi bukan kah itu bagus! dengan begitu aku bisa mengutuknya tanpa perlu mengatakannya, jika dia marah cukup pasang saja wajah bodoh tak tahu apa apa. Tapi jika tidak... Aku tidak peduli.

Selama acara minum teh ini benar benar membuat ku tak nyaman sekarang, sebelum kedatangannya aku benar benar leluasa berbincang dengan si kembar dan tentunya aku masih tahu batasan ku yang pasti kita bertiga menikmati suasana dan teh manis yang kita minum bersama cemilan.

Tapi saat dia datang seperti benar benar ada batas diantara kita, dia memberikan ku tekanan yang memberatkan. Aku tak bisa lagi mengangkat cangkir teh ku lagi rasanya, apakah aku akan seperti ini terus jika menjadi 'teman pangeran/Putri kerajaan' nya? Sepertinya aku tahu pilihan ku kedepannya

.
.
.
.

"Baiklah nak Eva apakah kamu ing-"

"Saya akan menerimanya!!" [Percaya diri]

"Ha?"

[Sebelum kejadian, Raja Aalona dan Duke Liam sedang berjalan jalan di taman bersama dengan suasana yang ceria nan bahagia (kecuali Duke) dan Raja Aalona melihat ke empat  anaknya (termasuk Eva) sedang mengadakan acara minum teh di rumah kaca, tanpa banyak bicara Raja Aalona pun menarik paksa Duke Liam untuk menghampiri dan ikut bergabung dengan ke empat anaknya]

"Tapi nak Eva sa-"

"Saya akan menerimanya!"

[Dan saat ini raja Aalona sebenarnya ingin menawarkan Eva cemilan khas negara sebelah yang baru sampai malam tadi, tapi di pikiran Eva adalah tawaran menjadi 'teman pangeran/putri kerajaan ' dan Zevan tahu tentang ke salah pahaman ini, dia hanya bisa mencoba untuk menahan tawanya sedari tadi, sedangkan Duke Liam terlihat menatap tak peduli dan sedang memikirkan (pasukan prajurit ku ada sekitar 56.500 pasukan dan kerajaan Ileana memiliki 4 kali lipat dari pasukan ku, kira kira bisa gak ya melakukan pemberontakan?) Seperti itu lah keadaan saat ini. Tidak lupa si kembar hanya bermain membuat mahkota bunga di ruangan ini]

[Suasananya menjadi canggung sekarang]

"Se- sepertinya nak Eva ingin sekali mencoba cemilan yang saya tawarkan ya~"

"Ha? Cemilan?"

"Iya cemilan, memangnya a-pa...?"

"......"

"(AAAA SIALAN!! INI MEMALUKAN!) I-iya saya menginginkan... Cemilan!! Hehe"

"Aa... Ten...tuu (apakah nak Eva segitu menginginkannya ya? Aku senang sih tapi kok kek ada yang janggal ya~)"

"Pfft!! AHAHAHAHAH AAAHAHA INI- sialan perut ku sakit! Hahahaha!!"

Rasanya aku ingin membalik meja ini dan pergi lari secepat mungkin dari tempat ini! Ini sungguh memalukan! Aku bisa merasakan tangisan ku di dalam di hati kecil ini. Bajingan Zevan ini sepertinya menyadarinya dan bangsatnya dia tertawa dengan sangat kencang. Aa~ pengen mati lagi aja rasanya, aku ingin menyalahkan sang raja tapi ini juga salah ku karena memotong omongannya...

(Drop) Still Rich But This Life Is So Suck!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang