2

13.4K 1K 19
                                    

"Kenny!"

Suara melengking menembus pintu kamar Kenny membuat si pemilik kamar menggeliat dari tidur nya.

Brak

Brak

Pintu di geprak dan sesekali ditendang, Kenny langsung setengah berlari membuka pintu.

"Berisik, setan!" ucap Kenny kasar, cewek dengan rambut sebahu menatap tajam pada Kenny seakan ingin memakan cowok manis tersebut.

"Lo apain puding gue?!" pekiknya.

Kenny memutar bola matanya malas, "Lagian lo pelit banget si, perkara puding doang sampe teriak-teriak kamar, lo pikir ini hutan." ucap Kenny enteng, yang semakin membuat cewek dihadapan nya naik pitam lalu menjambak rambut Kenny yang tak seberapa itu.

"Argh.."

Rintih Kenny.

"Anak durhaka, sialan, adek nya Dugong sodara setan!" maki cewek tersebut.

"Kalau gue adek dugong, sama sodara setan berarti..argh..semua itu lo!" pekik Kenny merasa jambakannya semakin kuat.

Kenny menarik tangan yang notebene Kakaknya itu, lalu memiting kepala sang kakak menjepit diketiaknya.

"Bau!" teriakan yang sangat melengking membuat Kenny melepas pitinganya.

"Dara! Kenny!"

Oke setelah mendengar suara yang sangat menakutkan keduanya berhenti, tidak akan baik jika dilanjutkan pun karena sang ratu kerajaan sudah angkat suara.

"Kalian..."

"Si Dara yang duluan." potong Kenny cepat.

"Kenny, kamu panggil Kakak kamu apa tadi?" tekan sang ratu yang tak lain adalah Bunda nya.

"Maaf Bun, lagian emang bener si...em Kak Dara yang duluan." ucap Kenny.

"Enak aja lo kalau ngomong, Bun si Kenny makan puding Dara mana itu puding udah Dara bikin dengan penuh cinta malah di makan curut gudang." desis Dara kesal.

Bunda memijat pelipisnya pusing setiap mendengar pertengkaran keduanya, mereka tak ada akur-akur nya berbeda dengan anak sulung nya yang sangat pendiam.

"Stop! Sekali lagi Bunda denger jeritan kalian berdua Bunda pastiin, kalian Bunda  titipin ke panti asuhan." ancam Bunda.

"Nah bagus Bun, emang Kak Dara harusnya dari dulu dimasukin panti." ucap Kenny dengan senyuman memuakkan bagi Dara.

"Kamu juga Kenny, Bunda gak akan masukin salah satu tapi dua duanya." ucap Bunda lalu pergi begitu saja.

Kenny memanyunkan bibirnya.

Plak

Dara menggampar bibir yang sedang manyun itu. "Tuh bibir gak usah di paju-pajuin, kalau lo diluar kayak gitu nanti lo diperkosa Ken." tutur Dara, Kenny melotot mendengar ucapan prontal Dara.

"Yang ada gue yang merkosa orang." sahut Kenny bangga.

"Cih, dengan muka bayi?" tanya Dara mengejek. "Yang ada lo yang hamil." lanjutnya lalu berlari ke kamarnya sebelum iblis dari tubuh Kenny menerkamnya.

"Dara, anjing!" teriak Kenny lalu masuk kamarnya takut kena wejengan Bundanya.

________

"Aga, bantu Mama cuci ini Nak." pinta wanita paruh baya, yang sedang menyiapkan dagangannya.

Raga keluar dari kamarnya. "Mana Ma, sini Aga bantu." ucap Raga sambil membawa piring kotor.

Dilahirkan dari keluarga sederhana memang sudah kewajiban Raga membantu Mama nya yang harus berjualan tiap harinya, kepergian sang ayah tiga tahun lalu membuat hidup Raga benar-benar berubah ia tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah awalnya ia tak terima namun dengan segala kata-kata mutiara Mamanya ia bisa menerima keadaan nya saat ini.

Setelah mencuci piring, Raga membaca buku dikamar sesekali ia melihat dari jendela kamar dimana Mama sedang melayani pembeli.

Tak jarang hatinya tergores karena tak bisa membantu Mama nya, pernah ada niatan untuk berhenti sekolah namun Mamanya melarang dan akan marah jika Raga berhenti.

"Tunggu Raga Ma." lirih Raga lalu fokus lagi dengan bukunya.

Ia berjanji pada dirinya sendiri akan mengembalikan semuanya, akan membuat Mamanya bangga pada dirinya.

Hanya Mama dan adik laki-laki nya yang saat ini Raga punya, ia tak ingin kehilangan keduanya.

"Bang minta duit dong."

Suara sang adik yang selalu Raga dengar, adalah ketika 'Bang minta duit dong', Raga berdiri dari duduknya lalu membuka tasnya.

"Awet-awet ya Ga." ucap Raga ia mengulas senyuman tipis.

"Hm." hanya itu yang Raga dengar.

Raga menghela napasnya, uang saku untuk satu minggu nya sudah habis ia akan mencari pekerjaan lagi, setelah dipecat tiga kali di tiga cafe sebenarnya membuat Raga tak percaya diri lagi, namun ia tak akan menyerah kalau ia tak bekerja siapa yang akan membantu Mamanya.

Jika matahari selalu menyinari bumi, maka Raga saat ini seperti tinggal di norwegia matahari dikehidupannya tak tentu, terkadang mengalami terang dan terkadang mengalami gelap yang lama.

Raga butuh yang namanya penyinar disetiap detiknya, tanpa harus pergi dan dipanggil kembali.

Ia butuh tempat berbagi dimana ia tak harus menyembunyikan rasa sedih nya, dan rasa tak berdaya nya.

"Kenny." ucap Raga. "Dia lucu." lanjutnya lalu terkekeh sambil menulis rumus PTKP administrasi pajak.

_________

Sial seribu sial bagi Kenny yang harus mencari rujak kesukaan Bundanya, dan diantar oleh Aldi sangat menyebalkan satu mobil dengan manusia patung.

"Bang, lo bisu atau gimana?" desis Kenny kesal, karena sedari tadi ia bicara tak ada respon apapun dari Kakak sulung nya itu.

"Diem, gue lagi nyetir." sahut Aldi.

"Diim..gii...ligi..nyitir." ejek Kenny, rasanya ingin menjadikan Aldi sebagai rujak nya saja.

"Tuh berhenti didepan, kata Bunda disini." ucap Kenny setengah berteriak saat melihat pedagang rujak kesukaan Bundanya itu.

Kenny buru-buru keluar, lalu membeli rujaknya.

Aldi hanya diam menunggu dalam mobil, terlalu malas untuk keluar.

"Makasih ya." ucap Kenny saat menerima pesanan nya.

Terbersit ide jahil diotaknya, sebelum Aldi melihat kearahnya ia berlari masuk ke gang kecil disebelah kiri jalan.

"Haha...pasti tuh monyet nyariin." ucapnya diiringi dengan tawa renyah.

Kenny berjongkok dekat gapura, ia sudah tak sabar melihat wajah panik Kakaknya yang ia yakini akan kebingungan mencari nya.

Selama tiga puluh menit Kenny berjongkok namun belum ada tanda-tanda Aldi mencarinya, Kenny berdiri lalu kembali lagi ke tempat awal namun mobil Aldi sudah tak ada ditempatnya.

"Aldi setan." desisnya, saat sadar Kakaknya itu meninggalkannya.

Kenny merogoh saku celananya, "Sial." umpat nya lagi, ponselnya ketinggalan dalam mobil memang suatu kesialan bagi Kenny jika pergi bersama Aldi, patung itu sudah keseberapa kali membuat nya susah.

Kenny hanya mempunyai dua kantong rujak yang ia pegang, dompet dan ponsel miliknya ketinggalan semuanya.

Kenny melihat kesekeliling, cuaca saat ini sangat panas, ditambah Kenny memakai hoody  dan hanya memakai celana bahan pendek.

Kenny bersumpah jika ia bisa pulang, ia akan menghajar Aldi sampai habis.

Si sulung membuatnya kesal, Kenny merutuki ide gilanya tak seharusnya ia berharap patung seperti Aldi panik mencarinya yang ada kejadian seperti ini yang menimpanya.

Ia ber'doa pada tuhan agar mengirimkan malaikat untuk membantunya, karena bagaimanapun jika tanpa uang dan ponsel ia tak akan bisa bertahan lama.

DREAM!  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang