"Anak ini aib!"
"Denger sekali lagi, anak ini aib bahkan kalaupun lo memohon meminta berjuang gue gak sudi, anak ini pembawa sial!"
"Aku mohon jangan benci anak kita, dia gak tahu apa-apa, maaf..maaf."
Raga berlutut memohon pada Kenny agar berhenti mengatakan hal buruk pada anak nya.
"Gue nyesel gak bunuh ni anak dari awal, gue nyesel gak gugurin ni anak."
"Kenny!"
Kali pertama Raga membentak Kenny, Raga mencengkram kedua bahu Kenny menatap kecewa pada Kenny.
"Apa ada manusia mengatakan hal seburuk itu pada anak nya?" ucap Raga. "Kamu bukan manusia."
"Kamu bukan manusia!"
Kenny memejamkan matanya, ia memegang perut nya, rasanya sangat sakit dibagian perut nya.
"Shhh..."
Kenny meringis, keringat membanjiri pelipis nya.
"Aggrhh..."
Raga panik saat mendengar erangan Kenny.
Disinilah Raga sekarang setelah, ia hampir dibuat mati oleh rasa panik. Kelahiran anak nya yang harus nya dua bulan lagi, malah dipercepat karena Kenny disetang cemas dan stress membuat anak nya dalam bahaya jika tidak lahir prematur.
Elga melipat tangan nya di dada menatap jijik pada keluarga Kenny, menyebalkan sekali pikirnya.
"Cih, menjijikan." gumam Elga, apalagi saat tua bangka yang hanya diam.
Sedangkan Kakak nya, sangat jelas dalam keadaan panik menunggu kabar baik-baik saja dari dua malaikatnya didalam sana.
"Kalau bukan si miskin gak bisa mengontrol emosi nya, mungkin Kenny tidak akan mengambil resiko sebesar ini." celetuk Papa, membuat Elga mengepalkan tangan nya.
"Cukup..Pa, kita gak tahu...keadaan Kenny di dalem gimana." ucap Dara tersenggal-senggal karena menangis.
"Memang benar, jika saja bajin..."
Bugh
Kesabaran Elga telah habis, ia menghajar Papa Kenny.
Bugh
"Sekali lagi lo maki Kakak gue, mati lo bangsat!"
Brak
Tubuh Papa Kenny tersungkur, Elga menghajarnya dengan membabi buta.
Bunda dan Dara berteriak histeris tangisan keduanya semakin menjadi, memohon pada Elga agar berhenti."Cih, tua bangka sialan ini, sangat menguras emosi." celetuk Elga.
Petugas keamanan segera menyeret Elga, sedangkan Papa Kenny segera dibawa perawat untuk diobati.
Semua kejadian ini tidak luput dari pandangan Raga, namun lekaki itu hanya diam memandang kekacauan dihadapan nya. Ia hanya memikirkan Kenny, yang tengah berjuang di ruang operasi, andai saja ia bisa mengontrol emosi nya, mungkin ini tidak akan terjadi.
Kejadian dikolam ikan pagi tadi, membuat Raga merutuki dirinya.
'Aku gak bakal ngebebanin anak kita ke kamu, aku bakalan bawa anak itu pergi jauh dari sisi kamu, kalau kamu benci anak kita, biarlah dia tidak akan mengetahui siapa yang mengandung nya'
Akhirnya setelah dua jam menunggu, dokter keluar dengan membawa kabar jika anak nya telah di keluarkan dan dibawa ke NICU.
Raga menatap anak nya, dengan banyak alat yang membantu pernapasan sang anak. Hati nya panas, anak nya yang baru lahir harus merasakan sakit.
"Papa tunggu." lirih Raga.
Waktu melihat anak nya hanya sebentar.
Raga segera keluar setelah selesai melihat anaknya, ia pergi untuk melihat Kenny yang sudah dipindahkan ke ruang inap biasa.
Dengan senyum terpati jelas di wajah Raga, ia masuk kedalam disana ada Bunda juga Dara yang tengah berdiri disisi ranjang.
Raga menghampiri Kenny, wajah pucat pasi Kenny membuat Raga rasanya ingin mendekap Kenny.
Bunda dan Dara menjauh dari ranjang memberi ruang untuk Raga.
"Makasih Ken, kamu udah kasih malaikat buat aku." ucap Raga, lelehan panas dari matanya mengalir ia bahagia.
"Anak kita laki-laki, lucu." ucap Raga, Kenny memalingkan wajah nya, Kenny tersenyum ia mengelus wajah Kenny, lalu memberani kan diri mencium kening Kenny.
"Makasih Ken, maaf juga aku udah keterlaluan, aku..."
"Tidak ada yang perlu minta maaf, lagipula itu benar ada aja. Dan ya, aku tetap membenci anak itu, bahkan aku tak ingin melihat nya." ucap Kenny.
Raga meremat celana nya, ini seperti ditikam.
"Jangan pernah mengatakan anak kita, dia bukan anak ku, dia hanya aib bagi ku." ucap Kenny.
Luka yang di siram garam, sangat perih rasa ini yang dirasakan Raga.
Raga berjanji tak akan mengatakan siapa yang melahirkan anak nya, pada anak nya nanti.
"Baiklah, tidak apa-apa maaf ya. Nanti kalau anak aku nanya siapa yang lahirin nya, aku akan bilang dia sudah tiada."
Setelah mengucapkan itu, Raga segera keluar dari ruangan Kenny.
Bunda dan Dara menatap sendu punggung Raga yang sudah menjauh.
Jika anak nya mendengar perkataan Kenny, mungkin anak nya akan merasa sedih. Bagaimana bisa anak nya yang baru saja lahir, tidak di inginkan oleh orang penting seperti Kenny.
Raga menelusuri lorong rumah sakit, matanya memerah menahan sakit hati di dada nya, seakan perkataan Kenny untuk nya, anak nya sekarang tengah menahan sakit karena lahir prematur dan ada masalah pada pernapasan nya.
"Aku akan ingat perkataan kamu dihari ini Ken, kalaupun nanti kamu mengemis ingin melihat anak kita, tak akan pernah aku biarkan." lirih Raga, ia mengepalkan tangan nya.
Tubuh Raga luruh di depan pintu ruangan anak nya.
"Bang Raga!"
Raga mendongak menatap Elga yang kacau, sodara nya tiba-tiba saja memeluk dirinya.
"Bang..."
"Kenapa El?" tanya Raga serak, mati-matian ia menahan air mata.
"Mama Bang...dia...dia udah gak ada." ucap Elga susah payah.
"Ngomong yang bener!" sentak Raga.
"Mama udah gak ada, ayok pulang dulu dia..."
Raga segera bangkit, oke sudah cukup semuanya. Dunia nya benar-benar hancur, semesta nya pergi.
Elga mengekor dari belakang, dengan jelas ia melihat punggung Raga bergetar disetiap langkah nya.
Ia tahu Kakak nya sangat hancu saat ini, masalah Kenny yang menghancurkan nya, dan sekarang Mama nya menghembuskan napas terakhirnya tidak dalam dekapan nya.
___________
Suasana pemakaman, yang hanya menyisakan Raga dan Elga, diisi dengan isakan tertahan Raga.
"Ma, kenapa?" ucap Raga serak, ia meremat gundukan tanah.
Elga memalingkan wajah nya, ia tak tahan melihat Kakak nya yang hancur, selama ini Kakak nya kuat tapi kali ini, terlihat jelas bahwa Kakak nya sekarat dihancurkan dengan kehilangan Mama.
"Gue pergi, gue mau jaga anak lo dirumah sakit, puas-puasin disini." pamit Elga, lebih baik ia menunggu keponakan nya di rumah sakit agar sedikit meringankan beban Raga.
"Anak Raga lahir Ma." lirih Raga, ia menunduk. "Orang yang ngandung anak Raga, membencinya." ucapnya.
"Raga pikir tidak apa-apa, ada Mama yang akan membantu Raga merawatnya." tutur nya. "Tapi sekarang..."
Tidak ada ucapan akhir, yang keluar hanya isakan pilu.
"Raga gak kuat Ma." isak nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM! [END]
ParanormalKamu adalah kesederhanaan yang tak pernah aku inginkan. _Kenny Jaerlyn_ Batu kerikil tidak ada apa-apa nya, dibanding dengan berlian. _Raga Argian_