Pelanggan Misterius

168 9 0
                                    

Pagi ini Ara bersiap untuk pergi ke restonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Ara bersiap untuk pergi ke restonya. Ia memutuskan untuk fokus ke restonya terlebih dahulu sebelum ia melanjutkan pendidikannya.

"Pagi ma, pa," sapa Ara melihat Aryo dan Alya sedang sarapan di meja makan.

"Sarapan dulu, nak."

"Nggak deh ma, aku sarapan di resto aja,"

Cup

Cup

"Duluan ya ma, pa," pamitnya setelah mencium tangan kedua orang tuanya.

Ara sudah bosan dengan sarapan di rumahnya yang lagi dan lagi hanya roti, selai, buah, dan susu.

Ara memutuskan untuk sarapan di restonya sendiri, ia bebas untuk memilih makanan kesukaannya yang pastinya membuat ia lebih kenyang daripada roti.

******

Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu siang yang artinya itu adalah waktu dimana restoran Aluna sedang ramai-ramainya. Ara yang sedari tadi menjaga kasir terlihat mulai kelimpungan akhirnya menyerahkan tugas itu pada Bilqis. Sedangkan dirinya memilih untuk ikut menyiapkan makanan di dapur.

Dengan lihai, tangannya mulai menyiapkan semua pesanan pelanggannya. Hampir satu jam penuh ia menyiapkan pesanan pelanggannya, hingga pesanan sudah mulai berkurang.

"Ada lagi?"

"Ada kak, satu chicken cordon blue sama smoothies strawberry tanpa gula dan dibungkus," jelas sang karyawan pada Ara.

"Chicken cordon blue dan smoothies strawberry tanpa gula? Sama persis sama makanan favorit gue," batin Ara.

"Kakak kedepan saja, biar kami yang menyiapkan," usul salah satu karyawan.

"Tidak perlu, kali ini saya sendiri yang akan menyiapkan dan mengantarkan pesanannya."

"Baik, Kak."

Ara memulai kembali pekerjaannya, membuat chicken cordon blue dan smoothies strawberry tanpa gula. Ia membuatnya sama persis dengan takaran yang biasa ia buat.

Semuanya perfect, mulai dari tampilannya dan menurut Ara rasanya juga sudah sangat pas.

Ia langsung mengantarkannya ke meja sang pelanggan.

Ia cukup merasa aneh dengan penampilan pelanggan yang memesan makanan dan minuman favoritnya itu. Celana jeans hitam dengan Hoodie hitam ditambah masker duckbill hitam,"Hm, cukup misterius," batin Ara.

Tapi Ara tidak mempermasalahkan itu, ia tetap mengantarkan pesanan pada pelanggan misteriusnya itu dengan ramah dan sopan.

"Misi kak, ini pesanannya," ucap Ara sopan.

Sosok misterius itu berbalik, kedua manik mata mereka sempat bertemu beberapa detik. Ada sedikit raut keterkejutan dari mata pelanggan misterius itu. Ara juga tak bisa melepaskan pandangannya dari mata sang pelanggan. Ia merasa familiar dengan bentuk mata itu.

The Best HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang