18. Hujan

1.1K 86 2
                                    

Begitu banyak air tercurah dari langit-langit goa, saat Pangeran Banga terbangun dari tidurnya. Tubuhnya yang dingin, kemudian bangkit dari batu besar panjang yang semula menjadi tempat tidurnya.

"Bagaimana keadaanmu, Pangeran?" Tanya Dewi Loja, yang duduk tak jauh dari tempat Banga berdiri.

Banga menoleh, dia sedikit terkejut melihat wanita aneh tersebut. "Siapa kau?" Tanyanya.

Dewi Loja tersenyum,"Dewi Loja, Penguasa Lembah Sugihan."

Banga lalu bergerak mendekati wanita mengerikan itu,"Apa kau melihat Limah? Aku tadi bersama Limah. Di mana dia?!"

Dewi Loja tak menjawab, tetapi langsung menggerakan telunjuknya di balik batu besar. Banga segera meloncat ke arah tempat itu, sebelum tiba-tiba berteriak,"Bangsaaat!!!"

Lalu tiba-tiba terdengar pukulan bertubi-tubi, serta jeritan suara wanita yang seakan memenuhi langit-langit goa. Tak lama kemudian muncul Ambu yang coba menyelamatkan Mariana, sementara Banga tampak begitu bernafsu menghajar sosok Satiman hingga tersungkur tidak karuan.

"Pangeran, hentikan!" Teriak Dewi Loja, membuat dinding goa seakan bergetar hebat. Ambu dan Mariana sampai terjatuh-jatuh saat akan berdiri, sementara Banga hanya bisa menyepak tubuh Satiman yang terkulai lemas, lalu kemudian secara perlahan sirna, meninggalkan asap tebal yang kemudian tiba-tiba menghantam raga Banga dengan cepat, membuat pangeran itu tersentak dan jatuh tersungkur. Pingsan.

Asap hitam arwah Satiman, terus berputar-putar ganas mengelilingi tubuh Banga yang tengah tak sadar. Suara-suara mengerikan, mulai ke luar dari asap hitam tersebut. Dewi Loja, lalu mengarahkan tongkatnya pada asap itu, membuat asap itu bergulung-gulung, dan kemudian tersedot dalam tongkat tersebut.

Dewi Loja tidak memiliki kesulitan dalam berjalan, tetapi dia memiliki tongkat yang berisi banyak arwah yang dapat dikendalikan dan dipergunakannya kapan saja. Lalu perlahan, wanita tua itu mendekati tubuh Banga, memandanginya sesaat, sebelum menoleh pada Mariana. "Arwah Satiman tidak bisa kembali merasuk ke dalam raga Pangeran Banga. Dia akan sulit melupakan kejadian perselingkuhanmu dengan Satiman tadi, Limah. Banga mungkin akan tetap berhubungan intim denganmu hanya karena syahwat, tetapi cintanya sudah memudar."

"Ah, baguslah!" Sahut Ambu, merasa senang."Jangan dekati pangeran itu. Musibah bagimu! Kapan lagi aku bisa hidup setenang dan sesenang ini, jika kalian tak lagi bersatu?"

Dewi Loja tersenyum pada Ambu,"Kau senang, tetapi anakmu tidak. Limah mencintai Pangeran Banga, sementara Satiman hanyalah gairah nafsu jahanamnya. Tetapi sebentar lagi, kau akan memiliki saingan Limah. Seorang puteri yang sangat cantik sedang berjalan menuju Lembah Sugihan ini..."

"Puteri?" Mariana mengernyitkan dahi.

"Puteri Miranti, isteri Pangeran Banga."

"Dia sudah menikah?!"

"Setelah kalian berpisah, mereka dinikahkan Raja Temperan. Hanya, saat itu Pangeran Banga masih sulit melepaakanmu, Limah. Dia masih mencintaimu dan berusaha mencarimu. Mengorbankan dirinya, hanya demi dirimu. Tetapi kau, malah tidur dengan Satiman...."

Mariana tertegun, sebelum bergerak cepat ke arah tubuh Banga. Dia berusaha membopong tubuh itu, tetapi tak bisa. Sampai Dewi Loja memberinya kekuatan untuk memindahkan Banga ke salah satu batu besar yang landai.

Tubuh perkasa pangeran itu, serta ketampanannya, membuat Mariana menyesal telah kembali tergoda berhubungan badan dengan Satiman. Selama di Lembah Sugihan, dia mulai banyak memahami, jika dirinya kini sebenarnya telah terperangkap dalam dunia lain. Dirinya bukan menjadi Mariana, melainkan Limah. Limah yang dicintai seorang pangeran tampan yang luar biasa, bukan Satiman suami orang yang tampangnya juga kurang.

GANCETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang