chapter 55

1.4K 185 0
                                    

Seorang anak yang bekerja di kuil menjadi wakil ketua Ksatria Kekaisaran lalu menerima sebuah perintah pengawalan.

Yang dicerita asli ditulis pendek dalam satu kalimat, tetapi aku tidak bisa membayangkan betapa sulitnya itu.

Ketika aku membacanya dalam sebuah buku, itu hanya sebuah pengaturan tetapi sekarang aku menghadapi karakter yang  kini ada didepanku benar-benar berbeda ketika aku hanya membacanya.

Ini adalah pagi yang sempurna aku hampir tiba diakomodasi ku.

Sinar matahari yang cerah menerangi taman.

“Saya tiba dengan baik. Terima kasih telah pergi bersama saya. "

Mikhail mengambil sesuatu dari sakunya.

Kalung Sorel yang aku berikan terakhir kali.

"Kalung ini akan lebih baik untuk mengembalikannya sendiri."

"Tapi Sorel akan membencinya."

Mihail yang mendengarku tertawa, mulutnya tersenyum rapi seperti fajar.

"Jika itu anda, Sorel tidak akan membencinya."

Apakah Sorrell sangat baik sehingga dia akan menerima permintaan maaf ku terlebih dahulu?

Atau apakah Sorel tidak terlalu membenciku?

Aku memikirkan dua jawaban itu dan mencoba bertanya lagi, tetapi ketika aku telah memasuki taman tempat akomodasi ku, ucapan diblokir.

Ada pria yang mengenakan seragam militer di pintu masuk taman.

Dia juga melihat kearah kami sehingga menarik perhatianku.

Aku berhenti melihat orang yang akrab di depanku.

Terrence yang sedang masuk ke asrama melihat kearah ku.

****

Dinginnya malam terangkat, sehingga dingin pada tubuhku menghilang.

Matahari pagi yang hangat muncul di langit biru.

Aku sedang duduk diantara meja didekat jendela sambil mengawasi taman dengan sinar matahari.

Kepingan salju yang terakumulasi di bingkai jendela tampak cerah dan mengkilap seperti kristal.

Di sisi lain ada Terrence yang mengenakan setelan Milliter berwarna hitam.

“Putri, saya membawa sarapan.”

Chloe membawa nampan makanan sederhana dan teh hitam.

Pancake manis dan sup gurih ada di depanku.

Tetapi di atas meja, keheningan yang terasa berat menyelimuti kami.

Terrence yang ada di sebrang ku hanya terdiam di depan sarapannya dan menatapku tanpa mengucapkan apapun.

Chloe langsung keluar begitu dia menarung mangkuk.

Ini bukan masalah besar, tapi mengapa terasa begitu tidak nyaman?

Aku menatap Terrence sebentar lalu berkata.

“…Silahkan makan. Anda datang di pagi hari sekali, anda pasti belum makan. "

"Aku baik -baik saja, jadi jangan khawatir."

Terrence berkata demikian dan mengabaikan makanan dihadapannya.

Dia duduk tepat di depanku saat ini, karena dia akan pergi.

Terrence mengatakan akan datang menemuiku sebelum dia meninggalkan ibukota pada pagi-pagi sekali.

Dia bilang dia mampir sebelum dia pergi, tetapi aku tidak tahu dia akan datang begitu awal.

Aku Hanya Ingin Pernikahanku Aman (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang