Aku langsung menundukkan kepalaku untuk menyembunyikan wajahku yang memerah.
Aku bahkan lebih malu karena Terrence menatapku dengan tajam.
"Apakah Anda merasa tidak nyaman berpegangan tangan dengan saya?"
" Oh, tidak. Tidak seperti itu....... Karena kita sudah memutuskan untuk berkencan, rasanya berbeda dari sebelumnya."
Sebelumnya aku hanya punya perasaan seperti, 'Bahkan jika Aku memegang tangannya, Aku hanya memegang tangan seorang pria yang sangat tampan. Sehingga aku bisa fokus.
Sekarang aku merasa malu karena aku menekankan bahwa aku berpegangan tangan dengan kekasihku.
Mungkin karena ini pertama kalinya aku berpacaran. Aku rasa aku kurang kebal terhadap situasi yang memalukan ini.
Terrence diam saja dan tidak mengatakan apa-apa.
Setelah berpegangan tangan dalam keheningan selama beberapa menit, aku mendengar suara tenang dari Terrence lagi.
"Jika Anda tidak keberatan, setelah ini selesai......."
Terrence tampak tidak seperti dirinya sendiri. Suaranya penuh dengan ketegangan.
"Bagaimana kalau kita makan malam di luar mansion?"
Aku menatapnya dengan tatapan bodoh.
Pekerjaan kali ini berarti pekerjaan yang kami lakukan secara masing-masing. Terrence dengan urusan diistana. Aku dengan urusan tentang Diane.
Jadi, saat kami bebas, mari pergi keluar untuk makan malam?
Jangan bilang kamu sedang mengajak untuk berkencan............ Apa kamu mengajukan permohonan lebih dulu?
Aku sangat kebingungan sehingga mulutku bergerak tanpa sadar.
"Ma, makanan di mansion ini enak.......... "
Begitu aku mengucapkan kata-kata itu aku menjadi lebih malu dan langsung menutup mulutku dengan cepat.
Apa yang baru saja kukatakan?
'Bagaimana kalau kita pergi ke restoran untuk berkencan?' Aku Tidak mau. Masakan rumah kita kan enak.
Apakah masuk akal untuk memberikan jawaban dalam situasi seperti ini?
Aku terlalu malu sehingga mengatakan hal-hal yang bodoh.
Itu adalah jawaban bodoh yang membuatku ingin memukul diriku sendiri.
Namun, Terrence tidak mengungkapkan kekecewaannya dan malah menyarankan lagi.
"Kalau begitu kita bisa makan di Paviliun di taman atau di ruang teh di lantai satu.........."
"Ti, tidak. Kalau dipikir-pikir, saya juga ingin pergi keluar dan makan setelah sekian lama. "
Aku buru-buru memotong kata-katanya dan bersikeras bahwa aku juga ingin keluar.
"Apakah ada tempat khusus yang Anda inginkan?"
Aku berpikir sejenak lalu berkata,
"Bagaimana kalau dengan Tea garden yang kita kunjungi terakhir kali?"
"Tea garden? "
Itu adalah tempat di mana aku pernah bertemu dengannya sebelumnya. Sebuah taman rumah kaca di dekat pusat kota.
"Saya benar-benar menyukainya ketika saya pergi ke sana sebelumnya."
Sebenarnya, aku tidak tahu tempat lain untuk berkencan.
Apa mamu mau pergi ke suatu tempat yang lain.
Aku tak bisa memintamu untuk pergi ke toko es krim yang sama dengan Lott.